Heboh di Medsos, Kenali Dampak Mengerikan Child Grooming pada Anak

Yoanita Aisyah Anugraeny | Beautynesia
Selasa, 18 Mar 2025 18:30 WIB
Heboh di Medsos, Kenali Dampak Mengerikan Child Grooming pada Anak
Foto: Freepik.com/pikisuperstar

Belakangan, istilah child grooming tengah jadi perbincangan hangat warganet. Hal ini bermula dari dugaan child grooming yang dilakukan oleh aktor papan atas Korea Selatan, Kim So Hyun kepada mendiang Kim Sae Ron.

Dalam berita yang beredar, disebutkan bahwa Kim Sae Ron dan Kim So Hyun sudah menjalin hubungan sejak 2015 lalu. Saat itu, Kim So Hyun yang sudah dewasa disebut memacari Kim Sae Ron yang masih di bawah umur. Hal inilah yang akhirnya membuat child grooming jadi kerap diperbincangkan.

Melansir dari Essafety, child grooming adalah salah satu upaya yang dilakukan oleh orang dewasa untuk membangun kepercayaan, emosi serta kontrol pada anak berusia kurang dari 18 tahun. Dalam praktiknya, child grooming ini bisa secara tidak sadar mengeksploitasi korban secara fisik, emosional hingga seksual.

Untuk melakukan hal tersebut, pelaku biasanya akan menjadi sosok “hero” dengan memberikan nasihat, hadiah hingga dukungan emosional. Hal inilah yang membuat korban kemudian merasa “ketergantungan” kepada pelaku.

Dalam hal ini, tentu saja child grooming benar-benar berdampak langsung kepada anak-anak. Setidaknya, berikut ini adalah dampak child grooming yang bisa terjadi pada anak-anak yang sudah dirangkum dari beberapa sumber. Berikut ini selengkapnya!

1. Potensi Gangguan Kesehatan Mental di Masa Depan

Potensi Gangguan Kesehatan Mental di Masa Depan/ Foto: Freepik/freepik

Child grooming dapat meninggalkan luka psikologis yang mendalam pada anak yang berisiko memengaruhi kesehatan mental mereka di masa depan. Proses manipulasi dan eksploitasi yang dialami anak selama grooming dapat menyebabkan trauma emosional yang sulit disembuhkan.

Anak yang menjadi korban sering kali merasa bingung, bersalah, atau takut untuk berbicara, sehingga emosi negatif tersebut terus terbawa hingga dewasa. Jika tidak ditangani dengan baik, trauma ini dapat berkembang menjadi berbagai masalah kesehatan mental yang serius.

Beberapa kondisi yang mungkin muncul akibat trauma tersebut antara lain depresi, gangguan kecemasan, hingga post-traumatic stress disorder (PTSD).

2. Timbulnya Kesulitan untuk Memercayai Orang Lain (Trust Issue)

Timbulnya Kesulitan untuk Memercayai Orang Lain (Trust Issue)/ Foto: Freepik.com/freepik

Child grooming dapat merusak rasa aman anak, membuat mereka kesulitan untuk memercayai orang lain di masa depan. Akibatnya, anak bisa menjadi lebih tertutup, curiga, atau bahkan menghindari interaksi sosial karena takut disakiti kembali.

Dalam jangka panjang, trust issue ini dapat berdampak pada hubungan mereka dengan keluarga, teman, maupun pasangan di masa dewasa. Mereka mungkin kesulitan membangun dan mempertahankan hubungan yang sehat karena selalu merasa waspada atau sulit membuka diri.

3. Pasif dan Kehilangan Minat Pada Hobi

Pasif dan Kehilangan Minat Pada Hobi/ Foto: Freepik.com/user850788

Trauma akibat grooming juga dapat memengaruhi kemampuan anak dalam belajar. Kesulitan berkonsentrasi di sekolah menjadi masalah umum yang dialami, karena pikiran mereka dipenuhi kecemasan atau ketakutan yang terus-menerus. Hal ini bisa berujung pada penurunan prestasi akademik.

Tidak hanya itu saja, anak yang sudah menjadi korban grooming biasanya akan kehilangan minat bahkan pada hobi yang dahulu disukai. Hal inilah yang membuatnya jadi lebih pasif, pendiam dan cenderung menarik diri dari pergaulan.

4. Terjadinya Gangguan Makan dan Tidur

Terjadinya Gangguan Makan dan Tidur/ Foto: Freepik.com/jcomp

Anak yang mengalami trauma sering kali kehilangan nafsu makan atau justru makan berlebihan sebagai respons terhadap stres dan kecemasan. Beberapa anak mungkin mengembangkan gangguan makan seperti anoreksia atau binge eating disorder, yang dapat memengaruhi kesehatan fisik mereka dalam jangka panjang.

Selain itu, trauma yang dialami juga dapat menyebabkan gangguan tidur, seperti insomnia, mimpi buruk, atau sering terbangun di malam hari karena ketakutan. Tentu saja hal ini bisa mengganggu tumbuh kembangnya.

5. Risiko Berperilaku Menyimpang Saat Dewasa

Risiko Berperilaku Menyimpang Saat Dewasa/ Foto: Freepik.com/KamranAydinov

Child grooming dapat meninggalkan dampak psikologis jangka panjang yang meningkatkan risiko anak berperilaku menyimpang saat dewasa. Misalnya, kecenderungan untuk melakukan penyalahgunaan NAPZA.

Dalam kondisi terburuk, perasaan putus asa ini bisa berkembang menjadi keinginan untuk mengakhiri hidup. Inilah yang membuat child grooming benar-benar menghancurkan mental anak di masa depan.

Untuk menghindari hal tersebut, memang perlu kerjasama antara orang tua hingga keluarga terdekat. Biasanya anak yang menjadi korban child grooming akan menunjukkan beberapa tanda-tanda khusus, seperti:

  1. Perubahan perilaku mendadak
  2. Lebih senang bermain dengan orang dewasa dibandingkan yang seumuran
  3. Tertutup dan cenderung enggan membicarakan aktivitasnya
  4. Penurunan minat pada hobi dan aktivitas akademik
  5. Berbicara menggunakan bahasa yang tidak sesuai usia

Jika Beauties melihat ada tanda-tanda tersebut pada orang sekitar, jangan abaikan! Segera lakukan tindakan dengan meminta bantuan profesional seperti psikiatri untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut!

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(dmh/dmh)
Tonton video di bawah ini ya, Beauties!

RELATED ARTICLE

BE STORIES