Angka Depresi di Jakarta Lampaui Rata-Rata Nasional, Stigma Negatif Picu Orang Enggan Mencari Pertolongan

Nadya Quamila | Beautynesia
Senin, 24 Nov 2025 15:30 WIB
Angka Depresi di Jakarta Lampaui Rata-Rata Nasional, Stigma Negatif Picu Orang Enggan Mencari Pertolongan
Angka Depresi di Jakarta Lampaui Rata-Rata Nasional/Foto: Freepik/jcomp

Kementerian Kesehatan mengungkapkan bahwa angka depresi di DKI Jakarta lebih tinggi dari rata-rata nasional. Sebanyak 1,5 persen penduduk DKI Jakarta berusia di atas 15 tahun mengalami depresi. Secara nasional, prevalensi angka depresi di Indonesia hanya tercatat 1,4 persen.

"Terkait data gangguan depresi, rata-rata nasional 1,4 persen, DKI Jakarta sedikit lebih tinggi, 1,5 persen," ujar Ketua Tim Kerja Deteksi Dini dan Pencegahan Masalah Kesehatan Jiwa dan NAPZA Kementerian Kesehatan Yunita Arihandayani dalam diskusi daring, Jumat (21/11), dilansir CNN Indonesia dari Antara.

Depresi adalah salah satu gangguan kesehatan mental yang umum terjadi. Gangguan ini melibatkan suasana hati yang tertekan atau hilangnya kesenangan atau minat terhadap aktivitas dalam jangka waktu yang lama.

Depresi dapat terjadi pada siapa saja. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), diperkirakan sekitar 332 juta orang di dunia mengalami depresi. Namun, di negara-negara berpenghasilan tinggi, hanya sekitar sepertiga penderita depresi yang menerima perawatan kesehatan mental.

Stigma Negatif Jadi Penyebab Orang Enggan Mencari Pertolongan

Salah satu penyebabnya adalah tentang kurangnya kesadaran diri. Masih adanya stigma negatif soal kesehatan mental juga turut membuat orang enggan mencari pertolongan.

Stigma Negatif Jadi Penyebab Orang Enggan Mencari Pertolongan/Foto: Freepik

Masalah kesehatan jiwa pada usia di atas 15 tahun masuk ke dalam peringkat kedua dari 10 penyakit tertinggi. Jawa Barat menjadi daerah dengan prevalensi penduduk dengan masalah kesehatan jiwa tertinggi.

Prevalensi masalah mental di Jawa Barat tercatat sebesar 4,4 persen. Sementara DKI Jakarta berada di angka 2,2 persen. Angka ini juga berada di atas rata-rata nasional sebesar 2 persen.

Meski begitu, sayangnya, masih sedikit orang yang memiliki masalah kesehatan jiwa yang mau mencari pertolongan profesional. Tercatat, hanya 0,7 persen orang dengan gangguan cemas dan 12,7 persen orang dengan depresi yang mencari pengobatan.

Salah satu penyebabnya adalah tentang kurangnya kesadaran diri. Masih adanya stigma negatif soal kesehatan mental juga turut membuat orang enggan mencari pertolongan.

"Misalnya, sering dibilang orang yang sedih terus, orang yang enggak punya semangat, dibilang kurang kuat iman," kata Yunita.

Padahal, gangguan cemas dan depresi merupakan dua jenis masalah mental yang harus mendapatkan pertolongan. Jika dibiarkan, maka bukan tak mungkin kalau kondisinya akan semakin parah.

"Ketika tidak mencari pengobatan, dibiarkan depresi, ringan awalnya, tapi kemudian jadi semakin parah," kata Yunita.

Gejala Depresi

Beberapa gejala depresi seperti konsentrasi rendah, perasaan bersalah yang berlebihan, harga diri rendah, putus asa tentang masa depan, hingga merasa sangat lelah atau kurang energi.

Gejala Depresi/Foto: Pexels/MART PRODUCTION

Ketika seseorang mengalami episode depresi, mereka akan mengalami perubahan suasana hati seperti merasa sedih, mudah tersinggung, hingga merasa hampa. Tak hanya itu, orang yang mengalami depresi mungkin merasa kehilangan kesenangan atau minat dalam beraktivitas.

Perlu dipahami, episode depresi berbeda dari perubahan suasana hati. Fluktuasi ini berlangsung hampir sepanjang hari, hampir setiap hari, setidaknya selama dua minggu.

Dikutip dari WHO, jejala lain yang bisa muncul dari seseorang yang mengalami depresi adalah:

  • konsentrasi rendah
  • perasaan bersalah yang berlebihan atau harga diri rendah
  • putus asa tentang masa depan
  • pikiran tentang kematian atau bunuh diri
  • tidur terganggu
  • perubahan nafsu makan atau berat badan
  • merasa sangat lelah atau kurang energi.

Depresi dapat menyebabkan seseorang kesulitan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk di masyarakat, di rumah, di tempat kerja, dan di sekolah. Episode depresi dapat dikategorikan sebagai ringan, sedang, atau berat, tergantung pada jumlah dan tingkat keparahan gejala, serta dampaknya terhadap fungsi individu.

Cara Menangani Depresi

Cara Menangani Depresi

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menangani depresi, seperti pengobatan psikologis, obat-obatan, hingga menerapkan self care.

Cara Menangani Depresi/Foto: Freepik

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menangani depresi, seperti pengobatan psikologis dan obat-obatan.

Perawatan psikologis adalah pengobatan pertama untuk depresi. Perawatan ini dapat dikombinasikan dengan obat antidepresan untuk depresi sedang dan berat. Obat antidepresan tidak diperlukan untuk depresi ringan. Obat antidepresan termasuk selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI), seperti fluoxetine.

Perawatan psikologis dapat mengajarkan cara berpikir, mengatasi masalah, atau berhubungan dengan orang lain yang baru. Perawatan ini dapat mencakup terapi bicara dengan profesional dan terapis awam yang diawasi. Terapi bicara dapat dilakukan secara langsung atau daring.

Perawatan psikologis yang efektif untuk depresi meliputi:

  • aktivasi perilaku
  • terapi perilaku kognitif
  • psikoterapi interpersonal
  • terapi pemecahan masalah.

Lebih lanjut, penyedia layanan kesehatan harus mempertimbangkan kemungkinan efek samping yang terkait dengan pengobatan antidepresan, kemampuan untuk memberikan intervensi (dalam hal keahlian, dan/atau ketersediaan pengobatan), dan preferensi individu.

Antidepresan tidak boleh digunakan untuk mengobati depresi pada anak-anak dan bukan merupakan pengobatan lini pertama pada remaja, sehingga penggunaannya harus dilakukan dengan sangat hati-hati.

Selain pengobatan psikologis dan obat-obatan, seseorang yang mengalami depresi juga dapat melakukan self care atau perawatan diri. Hal ini memegang peran penting dalam mengelola gejala depresi dan meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan.

Beberapa bentuk self care yang bisa kamu lakukan adalah sebagai berikut:

  • melakukan aktivitas yang digemari
  • tetap terhubung dengan teman dan keluarga
  • berolahraga secara teratur, meskipun hanya berjalan kaki sebentar
  • pertahankan kebiasaan makan dan tidur yang teratur sebisa mungkin
  • hindari atau kurangi konsumsi alkohol dan jangan gunakan obat-obatan terlarang, yang dapat memperburuk depresi
  • bicarakan perasaan dengan seseorang yang dipercaya
  • cari bantuan dari penyedia layanan kesehatan.

Jika kamu sedang mengalami depresi atau mengetahui seseorang yang sedang mengalami depresi, jangan ragu untuk mencari bantuan, ya, Beauties. Kamu berharga dan kamu tidak sendiri. Percayalah bahwa kamu berhak menerima dan merasakan tenang dan bahagia dalam hidup ini.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE