Vokalis Radiohead Thom Yorke Buka Suara soal Israel-Palestina, Tuai Kritik Tajam dari Netizen

Nadya Quamila | Beautynesia
Rabu, 04 Jun 2025 17:00 WIB
Vokalis Radiohead Thom Yorke Buka Suara soal Israel-Palestina, Tuai Kritik Tajam dari Netizen
Thom Yorke/Foto: Instagram/radiohead

Vokalis grup musik rock Radiohead, Thom Yorke, baru-baru ini buka suara mengenai Israel dan Palestina. Setelah cukup lama bungkam hingga kejadian peristiwa dirinya disoraki fans pro Palestina saat manggung, Thom Yorke mengungkapkan pandangannya melalui tulisan cukup panjang yang diunggahnya di akun Instagramnya.

Thom Yorke mengaku tekanan yang ia hadapi sejak kejadian tersebut memengaruhi kesehatan mentalnya. Namun, pernyataan panjang Thom Yorke ini menuai kontroversi, Beauties. Tak sedikit netizen yang kecewa dan mengkritik sikap Thom Yorke terhadap puluhan ribu jiwa masyarakat Palestina yang melayang akibat serangan Israel.

Insiden Disoraki Penonton Pro Palestina Pengaruhi Kesehatan Mental Thom Yorke

Unggahan Thom Yorke di Instagram soal Israel-Palestina

Unggahan Thom Yorke di Instagram soal Israel-Palestina/Foto: Instagram/thomyorke

Thom Yorke membuka pernyataannya dengan mengatakan bahwa peristiwa dirinya disoraki fans pro Palestina saat manggung membuatnya terkejut dan memengaruhi kesehatan mentalnya.

Seseorang berteriak kepada saya dari kegelapan tahun lalu ketika saya mengambil gitar untuk menyanyikan lagu terakhir sendirian di depan 9.000 orang di Melbourne, dan itu bukan saat yang tepat untuk membahas bencana kemanusiaan yang sedang berlangsung di Gaza," tulis Thom Yorke di akun Instagramnya, @thomyorke, Sabtu (31/5).

Sebagai informasi, Thom Yorke turun dari panggung dalam konser tunggalnya di Melbourne, Australia pada Oktober 2024 usai disoraki seorang penonton pro Palestina. Penonton konser tersebut berteriak ke arah panggung terkait meningkatnya jumlah korban jiwa di Gaza akibat genosida Israel.

Penonton tersebut bertanya mengapa Yorke tidak berbicara mengenai hal tersebut. Yorke kemudian menjawab dengan meminta penonton tersebut naik ke panggung.

"Jangan berdiri di sana saja seperti pengecut. Kemarilah dan katakan itu kepadaku," ungkap Yorke, dilansir dari CNN Indonesia.

"Ayolah. Anda ingin membuat semua orang kesal? Ayolah," tambah Yorke, sebelum berkata, "Oke, lakukanlah. Sampai jumpa nanti," sambil meninggalkan panggung. Namun, menurut unggahan di media sosial, Yorke kemudian kembali ke atas panggung untuk membawakan lagu hit Radiohead tahun 1997, yakni Karma Police.

Sejak peristiwa tersebut, Yorke bungkam dan tidak berbicara mengenai Israel-Palestina. Ia mengatakan bahwa sikap diamnya tersebut merupakan upayanya untuk menunjukkan rasa hormat kepada semua orang yang menderita dan mereka yang telah tewas.

"Kebisuan itu, upaya saya untuk menunjukkan rasa hormat kepada semua orang yang menderita dan mereka yang telah meninggal, dan untuk tidak meremehkannya dalam beberapa kata, telah memungkinkan kelompok oportunis lain untuk menggunakan intimidasi dan pencemaran nama baik untuk mengisi kekosongan, dan saya menyesal memberi mereka kesempatan ini. Ini sangat memengaruhi kesehatan mental saya," ungkapnya.

Anggap Sikap PM Israel Netanyahu Harus Dihentikan

GAZA, PALESTINE - 2023/10/07: Smoke and flames rise after Israeli forces launched an airstrike on Gaza City. Palestinian militants have begun a

Ilustrasi/Foto: SOPA Images/LightRocket via Gett/SOPA Images

Yorke lalu menuturkan bahwa bagi siapa pun yang mendengar atau melihat karya seninya yang ia ciptakan, akan menjadi jelas bahwa ia tidak mendukung segala bentuk ekstremisme atau dehumanisasi terhadap orang lain.

Yorke kemudian mengkritik sikap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terhadap Palestina yang dianggapnya di luar kendali dan harus dihentikan. Yorke juga menyinggung soal Israel memblokade bantuan kemanusiaan yang masuk ke Gaza.

"Saya pikir Netanyahu dan kru ekstremisnya benar-benar di luar kendali dan harus dihentikan, dan masyarakat internasional harus memberikan semua tekanan yang bisa mereka berikan kepada mereka untuk berhenti. Alasan mereka untuk membela diri sudah lama tidak berdasar dan telah digantikan oleh keinginan yang jelas untuk menguasai Gaza dan Tepi Barat secara permanen.

Saya yakin pemerintahan ultra-nasionalis ini telah menyembunyikan dirinya di balik rakyat yang ketakutan dan berduka dan memanfaatkan mereka untuk menangkis kritik apa pun, menggunakan ketakutan dan kesedihan itu untuk memajukan agenda ultra-nasionalis mereka dengan konsekuensi yang mengerikan, seperti yang kita lihat sekarang dengan blokade bantuan yang mengerikan ke Gaza," lanjutnya.

Thom Yorke Kritik Hamas

EDMONTON, CANADA - APRIL 27:
Members of the Palestinian diaspora, supported by the local Muslim community and activists from left-wing parties, including the Communist Party of Canada, rally for Gaza under the banner 'End Genocide Now' through Edmonton's Whyte Avenue, on April 27, 2024, in Edmonton, Alberta, Canada. (Photo by Artur Widak/NurPhoto via Getty Images)

Ilustrasi/Foto: NurPhoto via Getty Images/NurPhoto

Namun, usai mengkritik sikap pemerintahan Israel yang menyerang warga Palestina, Yorke juga mengkritik sikap Hamas. Ia mempertanyakan mengapa para sandera belum dikembalikan oleh Hamas.

"Pada saat yang sama, seruan Free Palestine yang tidak perlu dipertanyakan lagi yang mengelilingi kita semua tidak menjawab pertanyaan sederhana tentang mengapa para sandera masih belum semuanya dikembalikan? Untuk alasan apa yang mungkin?" ujar Yorke.

"Mengapa Hamas memilih tindakan yang benar-benar mengerikan pada tanggal 7 Oktober? Jawabannya tampak jelas, dan saya percaya Hamas juga memilih untuk bersembunyi di balik penderitaan rakyatnya, dengan cara yang sama sinisnya untuk tujuan mereka sendiri," tambahnya.

Yorke juga menyoroti keinginan seseorang untuk melakukan sesuatu ketika menyaksikan penderitaan seseorang melalui media sosial. Menurutnya, hal tersebut sangat masuk akal. Namun, ia mengatakan hal tersebut juga bisa jadi ilusi yang berbahaya.

"Saya sangat bersimpati dengan keinginan untuk melakukan sesuatu ketika kita menyaksikan penderitaan yang mengerikan di perangkat kita setiap hari. Itu sangat masuk akal. Namun, saya sekarang berpikir bahwa mempercayai bahwa memposting ulang atau mengirim satu atau dua baris pesan itu bermakna adalah ilusi yang berbahaya, terutama jika itu untuk mengutuk sesama manusia. Ada konsekuensi yang tidak diinginkan," tuturnya.

Di akhir tulisannya, Yorke paham bahwa ia tidak bisa memuaskan semua pihak, terutama bagi orang-orang yang menargetkan dirinya dan gemar mencari-cari kesalahannya.

"Saya menulis ini dengan harapan sederhana bahwa saya dapat bergabung dengan jutaan orang lain yang berdoa agar penderitaan, isolasi, dan kematian ini berakhir, berdoa agar kita bersama-sama dapat memperoleh kembali kemanusiaan dan martabat kita dan kemampuan kita untuk mencapai pemahaman .. bahwa suatu hari nanti kegelapan ini akan berlalu," tutupnya.

Tuai Kritik dari Netizen

Thom Yorke

Thom Yorke/Foto: Instagram/thomyorke

Pernyataan Thom Yorke terhadap serangan Israel terhadap Palestina ini menimbulkan beragam reaksi dari netizen di media sosial. Ada yang pro, ada pula yang kontra. Namun, tak sedikit netizen yang kecewa dan mengkritik sikap musisi asal Inggris tersebut.

Mereka menyebut bahwa sikap Thom Yorke yang dinilai netral dan berusaha diplomatis justru bertentangan dengan citranya yang selama ini merupakan sosok seniman yang lekat dengan isu kemanusiaan dan politik. Ada pula yang mengkritik bahwa pernyataan Yorke seolah-olah terpusat pada dirinya yang menjadi korban akibat tekanan dari publik atas sikap bungkamnya.

"Jadi Thom Yorke mengeluarkan pernyataan tentang situasi di Gaza dan dia memulainya dengan mengatakan "kalian yang menekan saya telah benar-benar mempengaruhi kesehatan mental saya". Bagaimana bisa dia menjadikan dirinya sebagai korban?" tulis netizen di X.

"Pendapat yang mengecewakan dan tidak berdasar. Ini bukan masalah kedua belah pihak. Penggemar berat Radiohead tetapi sangat kecewa. Saya dapat menerima bahwa musiknya masih bagus tetapi saya tidak ingin mendengarkannya lagi," tulis seorang netizen di kolom komentar unggahan Thom Yorke yang kini telah dibatasi.

"Jadi, menyaksikan ribuan anak Palestina dibakar dan dicabik-cabik bukanlah hal yang memengaruhi kesehatan mental Anda, melainkan orang-orang yang marah kepada Anda karena Anda mendukung negara yang melakukan pembunuhan," tulis netien lainnya.

"Ini tidak dimulai pada tanggal 7 Oktober. Penting untuk mendapatkan informasi. Sangat mengecewakan melihat Anda, seseorang yang sangat saya kagumi, tidak mendapatkan informasi," tulis netizen.

Selain blokade, Israel juga masih membombardir Gaza secara brutal dan tanpa henti. Serangan yang dilancarkan Israel sejak Oktober 2023 telah memakan banyak korban jiwa.  Kantor Media Pemerintah memperbarui jumlah korban tewas menjadi lebih dari 61.700 warga Palestina, dan mengatakan ribuan orang yang hilang di bawah reruntuhan diduga tewas.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Tonton video di bawah ini ya, Beauties!
Komentar
0 KomentarTULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE

BE STORIES