
Tren Eco Kurban, 5 Wadah Daging Ramah Lingkungan Pengganti Plastik saat Iduladha

Momen Idualdha dirayakan jutaan umat Muslim di Indonesia dengan melaksanakan ibadah kurban. Meski begitu, di balik kemeriahan berbagi daging kurban, ada masalah lingkungan yang sering kali luput dari perhatian, salah satunya adalah penggunaan kantong plastik sekali pakai dalam pembagian daging kurban. Limbah plastik bisa menumpuk dalam jumlah yang besar dan akan susah terurai dikhawatirkan akan mencemari lingkungan.
Tren eco kurban mengajak masyarakat untuk melaksanakan kurban lebih ramah lingkungan. Salah satu cara sederhana namun bisa berdampak besar yaitu dengan mengganti kantong plastik dengan wadah lain yang ramah lingkungan, baik bisa terurai alami atau digunakan kembali.
Berikut ini 5 wadah untuk pembungkus daging ramah lingkungan yang bisa digunakan saat Iduladha, Beauties!
1. Besek Bambu
Ilustrasi besek bambu/Foto: pinterest.com/Angin Ndalu
Besek bambu merupakan wadah tradisional khas Indonesia yang terbuat dari anyaman bambu. Dalam tradisi Indonesia, besek bambu biasanya digunakan sebagai bungkus makanan dalam budaya hantaran, sebagai wadah pembungkus makanan yang dibagikan kepada tetangga atau saudara.
Besek bambu bisa dijadikan sebagai wadah daging kurban pengganti plastik. Besek bambu bisa digunakan kembali oleh penerima daging kurban nantinya, misalnya sebagai wadah bumbu, bawang, dan lain sebagainya. Terbuat dari bahan alami, sehingga besek bambu akan terurai secara cepat jika dibuang.
2. Daun Jati
Penggunaan Daun Jati/Foto: instagram.com/pfibandung/@adeng_bustomi
Daun jati menjadi salah satu wadah alami dan ramah lingkungan yang bisa digunakan untuk membungkus daging. Daun jati memiliki tekstur yang kuat dan tidak mudah sobek sehingga bisa menampung daging. Penggunaan daun jati juga banyak dipercaya bisa membuat daging lebih empuk dan beraroma khas. Dalam sebuah jurnal Ilmiah Universitas Syiah Kuala menyebutkan bahwa daun jati memiliki kandungan anti mikroba yang mampu membuat daging lebih tahan lama di suhu ruang.
Penggunaan daun jati untuk membungkus daging kurban juga telah dilakukan oleh masyarakat Ciamis, Jawa Barat pada Iduladha 2024 lalu. Dalam laporan yang dilansir di laman Instagram Pewarta Foto Indonesia Bandung (pfibandung), hal tersebut sudah menjadi tradisi turun temurun warga setempat dengan memanfaatkan sumber daya alam sekitar, mengurangi sampah plastik, dan menjaga budaya gotong royong. Selain menggunakan daun jati, mereka juga menggunakan tisuk serta tali bambu.
3. Daun Kelapa
Wadah Daging Kurban dari Daun Kelapa/Foto: detikjateng/Jalu Rahman Dewantara
Daun kelapa bisa jadi pilihan wadah alami untuk membungkus daun kurban. Daun kelapa menjadi wadah daging kurban yang sudah digunakan warga Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta sejak 2019. Wadah daging kurban dari daun kelapa ini merupakan inisiatif jemaah Masjid Al-Azhar di Dusun Kroco, Kalurahan Sendangsari, Kapanewon Pengasih.
Melansir dari detikjateng, daun kelapa akan dianyam hingga membentuk seperti besek dan nanti akan dilengkapi dengan daun jati sebagai alasnya yang disebut dhekon. Hal tersebut menjadi upaya untuk mengurangi limbah plastik, karena daun kelapa yang melimpah di wilayah tersebut dan lebih murah. Selain itu, dalam proses pembuatan dhekon dilakukan bersama warga sehingga menumbuhkan semangat gotong royong.
4. Bongsang
Penggunaan bongsang/Foto: instagram.com/kotajakartaselatan
Bongsang adalah kemasan yang terbuat dari tali bambu. Kemasan khas betawi ini telah digunakan pada tahun 1980-1990-an. Dulunya, bongsang digunakan untuk membungkus buah. Saat ini, bongsang juga banyak digunakan untuk wadah tahu yang banyak ditemukan di Sumedang, Jawa Barat.
Penggunaan bongsang dan daun pisang untuk wadah daging kurban sudah dilakukan oleh masyarakat Jakarta Selatan. Daging kurban yang dibungkus dengan daun jati, kemudian dimasukkan ke dalam bongsang untuk didistribusikan. Penggunaan bongsang bisa jadi pilihan wadah ramah lingkungan untuk mengganti plastik sekali pakai.
5. Rantang Makanan
Ilustrasi rantang/Foto: pinterest.com/Nita Shim
Rantang makanan menjadi wadah yang bisa dipakai berulang. Rantang makanan biasanya berbahan stainless atau plastik tebal. Sehingga, pilihan rantang makanan bisa jadi pilihan wadah ramah lingkungan.
Jika memungkinkan, penerima daging kurban bisa membawa rantang makanan sendiri. Masyarakat bisa menggunakan wadah sendiri yang sudah ada di rumah. Hal tersebut bisa mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan mendorong gaya hidup reuse.
Yuk, mulai dari sekarang kita bisa ajak keluarga, tetangga, dan panitia kurban di lingkunganmu untuk menerapkan eco kurban, sederhananya dengan mengganti wadah daging kurban yang ramah lingkungan!
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!