Terdengar Manis, 6 Kalimat Ini Sebenarnya Tanda Seseorang Ingin Mengontrolmu
Kyla Putri Nathania | Beautynesia
Minggu, 13 Jul 2025 10:00 WIB

Foto: Pexels.com/Yan Krukau
Dalam hubungan dekat, baik itu dengan pasangan, sahabat, maupun keluarga, kadang ada bentuk "dukungan" yang sebenarnya bukan benar-benar tulus membantu. Justru, bisa jadi itu adalah cara halus untuk mengatur, mengarahkan, bahkan membatasi keputusan kita.
Perilaku mengontrol tidak selalu terlihat jelas atau dilakukan dengan nada tinggi. Justru yang paling berbahaya seringkali datang dalam bentuk senyuman ramah, kata-kata yang terdengar peduli, atau sikap yang seolah-olah penuh perhatian.
Studi juga menunjukkan bahwa manipulasi halus seperti merangkai kalimat dengan hati-hati agar terdengar masuk akal atau “demi kebaikan”, bisa lebih efektif membuat orang merasa bersalah dan akhirnya menurut, dibandingkan dengan cara yang lebih kasar atau langsung.
Seperti apa contoh kalimat yang terdengar ramah namun ternyata bisa mengontrol kamu? Yuk simak!
1. “Aku cuma khawatir sama kamu, makanya aku ingin tahu kamu di mana.”
Aku cuma khawatir/ Foto: freepik.com
Sekilas, kekhawatiran terdengar sebagai bentuk kasih sayang. Namun kalau kekhawatiran itu berubah jadi alasan untuk terus-menerus melacak lokasi, minta laporan setiap jam, atau ingin tahu siapa yang sedang bersamamu, itu bukan perhatian lagi tetapi itu kontrol.
Kalimat ini sering muncul dalam hubungan romantis, tapi juga bisa ditemukan dalam hubungan keluarga atau pertemanan dekat. Melansir VegOut Magazine, Psikolog Dr. Andrea Bonior menjelaskan bahwa “Kontrol seringkali menyamar sebagai bentuk perlindungan.”
2. “Aku cuma ingin yang terbaik buat kamu.”
Ingin yang terbaik/ Foto: freepik.com
Kalimat ini memang terdengar mulia, siapa sih yang tidak ingin yang terbaik buat orang yang disayang? Tapi perhatikan apa yang muncul setelah kalimat ini. Seringkali, ini diucapkan sebelum memberi nasihat yang tidak diminta atau setelah memberikan tatapan kecewa.
Misalnya saat kamu memilih karier yang berbeda, pasangan yang menurut mereka “kurang cocok”, atau saat kamu mau ambil keputusan besar yang tidak mereka setujui. Alih-alih menghargai keputusanmu, mereka menawarkan versi “terbaik” menurut mereka sendiri yang sering kali sebenarnya mencerminkan ketakutan, nilai, dan keinginan pribadi mereka.
3. “Aku cuma ingin kamu jadi versi terbaik dari dirimu.”
Ingin kamu jadi versi terbaik/ Foto: freepik.com
Kalimat ini terdengar seperti pujian, bahkan dukungan. Tapi tanda bahaya muncul saat versi “terbaik” itu selalu sesuai standar mereka.
Hobi kamu dianggap buang-buang waktu, gaya berpakaianmu perlu “di-upgrade”, atau kepribadianmu dinilai “kurang dewasa”. Padahal menurut Dr. Harriet Lerner, “Cara paling mendasar dan kuat untuk terhubung dengan orang lain adalah dengan mendengarkan. Cukup dengarkan.”
4. “Kamu sensitif banget sih, padahal aku cuma mau bantu.”
Kamu sensitif banget/ Foto: freepik.com/DC Studio
Alih-alih mendengarkan, mereka balik menyalahkanmu karena dianggap terlalu dramatis atau emosional. Ini adalah bentuk manipulasi yang cukup halus, karena membuatmu mulai meragukan diri sendiri. “Apa aku terlalu sensitif, ya?” “Jangan-jangan aku yang salah paham?” Dan lama-lama, kamu jadi mudah dibentuk dan tidak berani menegur lagi.
Psikolog Dr. Robin Stern, pencetus istilah “gaslight effect”, ia menulis “Pelaku gaslighting butuh merasa benar demi mempertahankan rasa aman dan kekuasaannya dalam hubungan.”
5. “Kamu tahu kan aku tidak bisa hidup tanpa kamu.”
Aku tidak bisa hidup tanpa kamu/ Foto: freepik.com/yanalya
Kalimat ini mungkin terdengar romantis di awal, tapi sebenarnya menyimpan tanda bahaya. Ini adalah bentuk ketergantungan emosional yang menempatkan beban berat di pundakmu seolah-olah kamu adalah penopang satu-satunya untuk kondisi mental dan emosional mereka.
Menurut terapis trauma Shannon Thomas, “Hubungan yang sehat dibangun di atas saling ketergantungan, bukan pemerasan emosional.” Jadi, jika seseorang membuatmu merasa bersalah karena ingin punya ruang sendiri, itu bukan cinta sehat. Itu bentuk keterikatan yang bisa menguras mental.
6. “Aku Udah Lakuin Banyak Buat Kamu, Kamu Berhutang Sama Aku”
Kamu Berhutang Sama Aku/ Foto: freepik.com/tirachardz
Seseorang mungkin akan mengingatkan bagaimana dulu mereka membayar tagihanmu, mendukung mimpimu, atau menemanimu di masa-masa sulit. Semua itu mungkin benar adanya. Tapi ketika semua bantuan itu mulai digunakan untuk memaksamu mengambil keputusan tertentu, dinamika hubungannya pun bergeser.
Psikolog dan pakar hubungan menyebut ini sebagai bentuk manipulasi emosional yang halus namun kuat. Karena dengan membuat seseorang merasa “berhutang”, mereka bisa mengendalikan keputusan dan bahkan hidup orang lain tanpa terlihat memaksa secara langsung.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!
(dmh/dmh)