Pemerintah Luncurkan "Gerakan Ayah Mengantar Anak di Hari Pertama Sekolah", Dorong Pengasuhan Kolaboratif & Setara

Nadya Quamila | Beautynesia
Senin, 14 Jul 2025 12:00 WIB
Pemerintah Luncurkan
Pemerintah Luncurkan Gerakan Ayah Mengantar Anak di Hari Pertama Sekolah, Dorong Pengasuhan Kolaboratif & Setara/Foto: Freepik/freepik

Hari pertama sekolah menjadi momen penting bagi anak. Kehadiran orangtua dalam momen spesial ini tentu sangat penting demi menumbuhkan rasa semangat dan motivasi dalam diri anak.

Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga atau Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Republik Indonesia (Kemendukbangga/BKKBN) menerbitkan 'Gerakan Ayah Mengantar Anak di Hari Pertama Sekolah' dalam menyambut momen spesial ini, Beauties.

Menteri Wihaji mengajak para ayah untuk mengantar anaknya ke sekolah. Menurutnya, kehadiran ayah dalam momen ini dapat menjadi wadah untuk menciptakan kedekatan emosional dengan anak.

"Melalui kehadiran ayah pada momen penting tersebut akan tercipta kedekatan emosional yang berpengaruh positif terhadap rasa percaya diri, kenyamanan, dan kesiapan anak dalam menjalani proses belajar," demikian salah satu isi dari Surat Edaran, dikutip dari detikNews.

Sekitar 20,9 Persen Anak di Indonesia Tumbuh Tanpa Peran Aktif Ayah

Pentingnya figur ayah dalam pengasuhan dan perkembangan anak/Foto: Freepik/freepik

Ilustrasi/Foto: Freepik/freepik

Fenomena "fatherless" di Indonesia menjadi kekhawatiran tersendiri. Menurut Wihaji, 20,9 persen anak-anak di Indonesia tumbuh tanpa peran ayah aktif (fatherless).

Hal ini dipicu oleh berbagak faktor, mulai dari perceraian, kematian, atau pekerjaan ayah yang jauh dari keluarga. Kondisi ini tentu sangat tidak ideal bagi tumbuh kembang anak yang membutuhkan peran serta kasih sayang lengkap dari kedua orangtua.

Stigma soal ayah dan perannya hanya untuk mencari nafkah masih mengakar kuat di masyarakat Indonesia. Akibatnya, sosok ayah jarang hadir dan terlibat dalam pengasuhan anak. 

"Ayah hanya hadir ketika bayar SPP, bayar uang saku, uang kos, di luar itu tidak ada," kata Wihaji, dikutip detikcom.

Anak-anak yang tumbuh tanpa sosok ayah lebih mungkin mengalami masalah kesehatan mental, masalah perilaku, dan kesulitan dalam menjalin hubungan yang sehat.

"Keterlibatan aktif ayah dalam pengasuhan memberikan dampak positif pada perkembangan emosional, sosial, dan kognitif anak," ujar Wihaji.

Dorong Pengasuhan Kolaboratif dan Setara

Ilustrasi ayah dan anak

Ilustrasi/Foto: Freepik/freepik

Bentuk upaya pemerintah dalam mendukung tumbuh kembang anak, Kemendukbangga/BKKBN meluncurkan program Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI). Peluncuran dilakukan langsung oleh Menteri Wihaji. Dia menyebut GATI bertujuan untuk mendorong keterlibatan aktif ayah dan calon ayah dalam pengasuhan anak serta pendampingan remaja.

"Dampak pengasuhan yang yang dilakukan oleh ayah terhadap anak akan terkait dengan leadership, prestasi akademik, emosional, sosial hingga kognitif anak," ucap Menteri Wihaji.

Mengambil momentum tahun ajaran baru, Menteri Wihaji menerbitkan SE Nomor 7 Tahun 2025 tentang Gerakan Ayah Mengantar Anak di Hari Pertama Sekolah, yang mulai berlaku 14 Juli 2025. Gerakan ini menjadi simbol perubahan budaya pengasuhan di Indonesia, dari yang semula terpusat pada peran ibu menjadi lebih kolaboratif dan setara. Adapun anak usia sekolah dalam gerakan ini adalah anak-anak yang berada pada jenjang PAUD hingga SMA atau sederajat. 

Bagaimana menurutmu, Beauties?

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Tonton video di bawah ini ya, Beauties!
Komentar
1 KomentarTULIS KOMENTAR
Abby
Abby
15 hari yang lalu
Seperti biasa program tengil ala pemerintahan gemoy. Masa mengasuh dan mendidik disamakan dengan mengantar sekolah? Apa konsepnya \"lebih baik sedikit sekali daripada nggak sama sekali\"? Apa gunanya ayah mengantar sekolah kalau dia tidak mendidik dengan benar? Ini cuma tameng munafikisme.

BE STORIES