Menurut Psikolog, Orang Sukses Ogah Minta Feedback! Lebih Pilih Cara Ini untuk Kembangkan Diri
Nadya Quamila | Beautynesia
Rabu, 18 Jun 2025 14:30 WIB

Menurut Psikolog, Orang Sukses Ogah Minta Feedback! Mereka Lebih Pilih Cara Ini/Foto: Freepik.com
Meminta feedback atau umpan balik umum dilakukan ketika kita mengerjakan sesuatu. Tujuan dari meminta feedback adalah untuk evaluasi, meningkatkan kualitas dari hal yang kita kerjakan hingga untuk pembelajaran dan pengembangan diri. Namun, tahukah kamu kalau orang sukses sebenarnya "ogah" meminta feedback dari orang lain?
Menurut psikolog Adam Grant, saat kita meminta feedback dari orang lain, biasanya ada dua kemungkinan hasil. Kemungkinan pertama, kita akan mendapatkan saran atau informasi yang berguna. Kemungkinan kedua, kita mungkin tidak akan mendapatkan saran yang sepenuhnya jujur karena orang yang bersangkutan takut menyakiti perasaan kita dan bertindak berhati-hati.
Kenyataannya, menurut Grant, kemungkinan kedua sering kali terjadi. Sejumlah orang lebih memilih untuk berhati-hati untuk tidak menyakiti perasaan, sehingga sering kali menjadi tidak jujur saat memberikan feedback. Hasilnya, saran yang diberikan bisa jadi kurang efektif bagi penerima.
Oleh karena itu, Grant menyarankan hal lain selain meminta feedback yang biasa dilakukan orang sukses untuk mengembangkan dirinya. Apa itu?
Alih-alih Feedback, Orang Sukses Lebih Suka Melakukan Hal Ini
Alih-alih Feedback, Orang Sukses Lebih Suka Melakukan Hal Ini/Foto: Pexels.com/Yan Krukov
Menurut Grant, alih-alih meminta feedback, orang sukses lebih suka meminta nasihat untuk mendapatkan saran yang bermanfaat. Hal ini dibuktikan dalam sebuah penelitian yang dilakukan Universitas Harvard pada 2019.
Dilansir dari CNBC Make It, penelitian tersebut melibatkan 200 orang yang diminta untuk membersikan masukan pada surat lamaran kerja untuk posisi tutor yang dibuat oleh salah satu rekan mereka. Hasilnya, peserta memberikan komentar yang samar dan umumnya memuji, menurut peneliti dalam artikel Harvard Business Review.
Namun, hasilnya berbeda ketika peserta diminta untuk memberikan saran atau nasihat pada surat lamaran yang sama. Mereka memberikan masukan yang lebih kritis dan dapat ditindaklanjuti, menurut peneliti. Dibandingkan dengan mereka yang diminta untuk memberikan umpan balik, mereka yang diminta untuk memberikan nasihat menyarankan 34 persen lebih banyak area peningkatan dan 56 persen lebih banyak cara untuk meningkatkan.
Keunggulan Meminta Nasihat daripada Feedback
Keunggulan Meminta Nasihat daripada Feedback/Foto: Freepik.com/freepik
Lebih lanjut, menurut Grant, ketika kita meminta feedback kepada orang lain, biasanya ada dua bentuk respons yang diberikan. Pertama, orang tersebut akan menjadi "cheerleader mode", yaitu memberikan pujian dan fokus pada hal-hal positif, yang memang memotivasi, tetapi tidak selalu memberikan wawasan baru atau saran perbaikan yang spesifik.
Kedua, "critic mode" yaitu orang tersebut akan memberikan kritik tajam dan fokus pada kekurangan, yang mungkin memberikan pelajaran, tetapi bisa sangat meruntuhkan semangat.
Sementara itu, meminta nasihat, sebagai alternatif, bisa sangat bermanfaat terutama bagi mereka yang sering kali menerima umpan balik yang kurang berguna di tempat kerja, yaitu karyawan berkinerja tinggi dan perempuan. Hal ini didasarkan pada analisis tahun 2024 terhadap lebih dari 23 ribu ulasan kinerja di 250 tempat kerja di Amerika Serikat (AS), yang dilakukan oleh platform komunikasi HR Textio.
Menurut analisis tersebut, karyawan berkinerja tinggi cenderung hanya menerima umpan balik yang dangkal atau tidak mendalam. Sementara itu, perempuan lebih mungkin menerima umpan balik yang berfokus pada kepribadian mereka daripada kinerja pekerjaan mereka.
Co-founder HR Textio, Kieran Snyder, mengatakan kepada CNBC Make It, bahwa meminta nasihat memungkinkan kita untuk terus belajar, berkembang, tumbuh dan mendapatkan peluang yang lebih besar.
Lantas, apa hal yang harus diperhatikan ketika ingin meminta nasihat dari orang lain? Menurut Snyder, penting untuk mengajukan permintaan nasihat jauh-jauh hari, sehingga atasan memiliki cukup waktu untuk memberikan kritik yang substansial dan bermakna.
Sebagai contoh, kita bisa berkata, "Minggu depan dalam sesi one-on-one kita, saya ingin berbicara tentang contoh-contoh spesifik pekerjaan yang telah saya lakukan dan, jika saya ingin mencapai kinerja di tingkat berikutnya, apa yang bisa saya lakukan sedikit berbeda."
Bagaimana menurutmu, Beauties? Tertarik mencoba?
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!
(naq/naq)