Mengulik 10 Tradisi Maulid Nabi Muhammad saw. di Berbagai Daerah di Indonesia

Natasha Riyandani | Beautynesia
Jumat, 05 Sep 2025 10:30 WIB
Mengulik 10 Tradisi Maulid Nabi Muhammad saw. di Berbagai Daerah di Indonesia
Ragam tradisi Maulid Nabi Muhammad saw. di berbagai daerah di Indonesia/ Foto: detikcom/Moehammad Bakrie

Peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad saw. atau yang dikenal dengan Maulid Nabi dilakukan setiap tanggal 12 Rabiulawal pada penanggalan Hijriah. Pada tahun ini, peringatan Maulid Nabi jatuh pada Jumat, 5 September 2025. 

Di Indonesia sendiri, ada berbagai macam tradisi Maulid Nabi yang biasa diselenggarakan masyarakat dari berbagai daerah. Banyaknya tradisi tersebut menunjukkan bagaimana nilai keagamaan dapat menyatu dengan budaya lokal, sehingga menciptakan perayaan yang sarat dengan makna religius dan sosial.

Berikut ini beberapa tradisi Maulid Nabi Muhammad saw. yang masih dilestarikan di berbagai daerah di Indonesia, seperti yang dilansir dari detikHikmah.

1. Grebeg Maulud – Yogyakarta dan Surakarta

Grebeg Maulud/ Foto: detikJateng/Agil Trisetiawan Putra

Perayaan Maulid Nabi di Jawa Tengah, tepatnya di Yogyakarta dan Surakarta, dikenal dengan Grebeg Maulud. Tradisi ini dilakukan dengan prosesi arak-arakan membawa makanan dan hasil bumi yang dibentuk menyerupai gunung.

Prosesi arak-arakan gunungan dimulai dari Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat menuju alun-alun utara dan berakhir di masjid Agung Kauman. Gunungan hasil bumi ini kemudian akan direbutkan oleh masyarakat.

Tradisi ini dimulai pada masa Sri Sultan Hamengku Buwono I, kemudian diramaikan dengan serangkaian acara seperti sekaten atau pasar malam. Grebeg Maulid dilaksanakan dalam rangka mengucap syukur atas kelahiran Nabi Muhammad saw.

Selain di Keraton Ngayogyakarta, Grebeg Maulud juga digelar di Keraton Surakarta, Jawa Tengah.

2. Meuripee – Aceh

Meuripee/ Foto: detikNews/Agus Setyadi

Di Aceh, perayaan Maulid Nabi dikenal dengan Meuripee. Tradisi ini dilakukan dengan cara berpatungan membeli sapi untuk dimasak bersama.

Daging yang telah disembelih diolah menjadi berbagai masakan, dengan menu wajibnya yaitu Kuah Beulangong. Hidangan ini semacam kari daging yang dimasak dalam kuali besar.

Tradisi Meripee menjadi wujud syukur atas kelahiran Nabi Muhammad saw. Selain itu, juga bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi antar sesama umat Muslim.

3. Bungo Lado – Sumatera Barat

Bungo Lado/ Foto: Flickr.com/andri maijar

Tradisi Bungo Lado diperingati oleh setiap keluarga Muslim di Sumatera Barat, tepatnya di Padang Pariaman. Tradisi ini dilakukan dengan membuat pohon hias yang diberi tanda daun merah mirip seperti cabai, yang disebut Bungo Lado.

Setelah selesai dihias, pohon tersebut disumbangkan ke panti asuhan sebagai simbol kepedulian dan kebersamaan.

4. Bale Suji – Bali

Bale Suji/ Foto: detikBali/Made Wijaya Kusuma

Meski mayoritas beragama Hindu, masyarakat Muslim di Bali rupanya memiliki tradisi untuk merayakan Maulid Nabi bernama Bale Suji.

Tradisi ini dilakukan dengan mengarak hiasan berbentuk bunga, yang terbuat dari kertas warna-warni, dan telur di bagian atasnya. Tradisi ini disebut sebagai simbol kelahiran.

5. Endhog-Endhogan – Banyuwangi

Endhog-Endhogan/ Foto: detikNews/Ardian Fanani

Di Banyuwangi, Jawa Timur, perayaan Maulid Nabi dikenal dengan acara Endhog-Endhogan. Tradisi ini dilaksana dengan menancapkan ratusan telur pada batang pohon pisang (jodang) dan ancak (wadah berisi nasi serta lauk).

Setelahnya jodang dan ancak akan diarak, dibawa ke masjid untuk dibacakan doa dan selawat, lalu dibagikan kepada masyarakat. Tradisi ini mengajarkan pentingnya berbagi rezeki kepada sesama.

6. Keresan – Mojokerto

Keresan/ Foto: detikJatim/Enggran Eko Budianto

Tradisi Maulid Nabi di Mojokerto disebut Keresan, yang berasal dari kata “keres” (pohon kersen). Tradisi ini mirip seperti panjang pinang, di mana masyarakat harus memanjat pohon kersen untuk mengambil hadiah yang digantungkan.

Tradisi ini dilaksanakan dengan sangat meriah sekaligus menjadi hiburan rakyat dalam rangka menyemarakkan peringatan kelahiran Nabi Muhammad saw..

7. Sebar Udikan – Madiun

Ilustrasi tradisi sebar udikan/ Foto: Unsplash.com/shraga kopstein

Masyarakat Dusun Sukarejo, Madiun, juga memiliki tradisi untuk untuk menyemarakkan Maulid Nabi, yang dikenal dengan Sebar Udikan. Masyarakat akan menyebar uang koin di halaman rumah warga, yang nilainya bisa mencapai belasan juta rupiah.

Masyarakat yang hadir akan berebut uang koin tersebut. Tradisi ini diyakini sebagai warisan nenek moyang yang mengajarkan pentingnya berbagi rezeki dengan cara yang penuh suka cita.

8. Ketupat Sampang – Madura

Ilustrasi tradisi ketupat sampang/ Foto: Unsplash.com/Mufid Majnun

Di Madura, masyarakat memperingati Maulid Nabi dengan membuat ketupat dari daun kelapa. Ketupat tersebut dimasak dan dibagikan kepada warga sekitar.

Selain sebagai simbol kebersamaan, tradisi memasak dan berbagi ketupat ini juga melambangkan rasa syukur atas nikmat yang telah Allah Swt. berikan.

9. Baayun Maulid – Banjar

Baayun Maulid/ Foto: Media Center Provinsi Kalimantan Selatan

Dalam menyemarakkan Maulid Nabi, masyarakat Banjar biasa memperingatinya dengan Baayun Maulid. Kata Bayun dalam bahasa Banjar, memiliki arti ayunan atau buaian. Maka tradisi ini dilakukan dengan mengayun bayi dalam buaian sambil membaca doa dan selawat.

Tradisi ini memiliki makna sebagai ungkapan rasa syukur atas kelahiran Nabi Muhammad saw. serta doa agar anak-anak yang ikut dalam prosesi ini mendapat keberkahan.

10. Rammang-Rammang – Sulawesi Selatan

Rammang-Rammang/ Foto: detikNews/Moehammad Bakrie

Warga Muslim di Maros, Sulawesi Selatan, memperingati Maulid Nabi dengan mengarak ratusan paket makanan dengan puluhan perahu di sepanjang sungai Rammang-Rammang. Perayaan ini diiringi dengan hiasan ribuan telur untuk dinikmati secara gratis oleh masyarakat.

Tradisi Rammang-Rammang masih terus dilestarikan sampai saat ini sebagai wujud rasa cinta pada Nabi Muhammad saw. dan rasa syukur atas nikmat sungai yang telah memberikan mata pencaharian bagi masyarakat.

Tradisi Maulid Nabi di Indonesia tidak hanya sekedar merayakan kelahiran Nabi Muhammad saw. tetapi juga menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi, saling berbagi dengan sesama, dan menjaga kebudayaan lokal. Kalau di tempat Beauties, seperti apa pelaksanaan Maulid Nabi-nya?

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(ria/ria)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE