Mengenal Tradisi Penggantian Kain Kiswah Ka'bah Setiap Tahun Baru Islam, Ini Keistimewaannya...

Natasha Riyandani | Beautynesia
Jumat, 27 Jun 2025 13:00 WIB
Mengenal Tradisi Penggantian Kain Kiswah Ka'bah Setiap Tahun Baru Islam, Ini Keistimewaannya...
Tradisi penggantian kain kiswah Ka’bah setiap Tahun Baru Islam/ Foto: Unsplash.com/Haidan

Setiap Muslim di dunia mengenal Ka’bah sebagai pusat kiblat atau arah yang dituju saat menunaikan salat. Terletak di Masjidil Haram, Makkah, bangunan kubus yang sangat megah ini juga dikenal sebagai ‘Baitullah’ atau Rumah Allah.

Salah satu bagian penting dalam keindahan dan keistimewaan Ka’bah adalah kiswah, kain sutra hitam bertuliskan ayat-ayat Al-Qur’an yang menutupi seluruh bangunan suci ini. Bukan sekedar kain biasa, kiswah merupakan simbol penghormatan umat Islam terhadap rumah Allah Swt. yang memiliki sejarah panjang.

Setiap tahun, tepatnya pada tanggal 1 Muharram, kiswah Ka’bah diganti sebagai bagian dari tradisi turun temurun dari generasi ke generasi. Sebelumnya, penggantian kiswah dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijjah, saat jemaah haji sedang wukuf di Arafah.

Namun, pada tahun 2022, Presiden Umum Dua Masjid Suci Arab Saudi, Syeikh Abdulrahman Al-Sudais, mengumumkan perubahan tanggal penggantian kiswah berdasarkan keputusan kerajaan.

Apa Itu Kiswah?

Ilustrasi jamaah haji

Kiswah Ka’bah/Foto: Pexels/Mustafa Fathy

Kiswah adalah kain penutup, yang berupa selubung permadani untuk menutup bangunan Ka’bah. Kiswah sudah menjadi bagian penting dan tak terpisahkan dari Ka’bah sejak zaman Nabi Ismail AS. Mengutip dari The National News, orang pertama yang memperkenalkan penutup Ka’bah adalah seorang Raja Yaman yang bernama Tubba Abu Karab dari Himyar.

Bukan kain biasa, kiswah Ka’bah terbuat dari sutra asli yang diwarnai hitam pekat, dihiasi kaligrafi emas yang mengutip ayat-ayat Al-Qur’an. Ukurannya sangat besar mencapai 47 meter sehingga bisa menutupi seluruh sisi Ka’bah dari atas hingga ke dasar.

Fungsi Kiswah Ka’bah

Fungsi kiswah Ka’bah/ Foto: X/Reasah Alharamain

Kiswah tidak hanya berfungsi sebagai pelindung fisik, tetapi juga bagian integral dari Ka’bah. Secara fisik, kiswah berfungsi sebagai pelindung Ka’bah dari cuaca ekstrem, debu, dan kerusakan. Hal ini karena bangunan Ka’bah sangat dihormati sehingga memerlukan perlindungan ekstra untuk menjaga keindahan dan kesuciannya.

Selain itu, kiswah juga berfungsi sebagai simbol spiritual. Dengan dihiasi kaligrafi ayat-ayat suci Al-Qur’an, menambah nilai sakral dari kiswah Ka’bah sendiri. Setiap potongan ayat yang disulam pada kiswah menggambarkan kehormatan dan kemuliaan rumah Allah Swt..

Kiswah menjadi medium untuk mengekspresikan kesucian, serta menjadi pengingat bagi umat Muslim akan pentingnya ibadah dan penghormatan kepada Allah Swt..

Penggantian Kiswah Ka’bah

Penggantian kiswah Ka’bah/ Foto: Kementerian Agama RI

Tradisi mengganti kain kiswah setiap tahun sudah dimulai sejak masa Khalifah Al-Mahdi dari Dinasti Abbasiyah pada abad ke-9. Kiswah yang lama diganti setiap tahun untuk menjaga keindahan dan kehormatan Ka’bah.

Proses penggantian kiswah Ka’bah dilakukan setiap tanggal 1 Muharram, yang bertepatan dengan Tahun Baru Islam, pertama kali dilakukan atas perintah Raja Salman, sejak Juli 2022 lalu. Perintah ini bukan tanpa alasan, melainkan sebagai pertanda mengawali tahun baru hijriah.

Sebelumnya proses penggantian kiswah Ka’bah dilakukan setiap tanggal 9 Dzulhijjah, tepat saat jemaah haji menjalankan ibadah wukuf di Arafah.

Proses Pembuatan yang Rumit

Pabrik pembuatan kain kiswah penutup Kakbah

Pabrik pembuatan kain kiswah penutup Kakbah/Foto: Abdul Aziz/detikcom

Pembuatan kiswah bukanlah tugas yang mudah. Setiap tahunnya, kiswah diproduksi di pabrik khusus di Makkah, dengan melibatkan lebih dari 240 pekerja terampil yang bekerja secara manual.

Proses pembuatan kiswah dimulai dari pencucian benang sutra hingga penjahitan akhir. Untuk menghasilkan karya seni luar biasa ini, memerlukan dedikasi yang tinggi dan waktu sekitar 8-10 bulan.

Bahan yang digunakan pun tak main-main, semuanya berkualitas tinggi. Kiswah Ka’bah membutuhkan sekitar 700 kilogram sutra murni, lebih dari 120 kilogram kawat emas dan 100 kilogram kawat perak untuk sulaman kaligrafi, serta 300 kilogram untuk lapisan di belakang sutra. Bahan-bahan ini tidak hanya menunjukkan kualitas, tetapi juga melambangkan kemegahan Ka’bah.

Pada bagian atas kiswah terdapat hizam atau pita emas berisi ayat-ayat Al-Qur’an. Sedangkan pintu Ka’bah terdapat tirai khusus yang menjadi bagian paling megah dan rumit proses pembuatannya.

Benang emas dan perak murni digunakan untuk menyulam kaligrafi. Bahkan, tiap helai benangnya diolah dan dirawat dengan prosedur khusus agar tetap awet dan indah saat terkena terik matahari Makkah.

Kiswah yang Lama Tidak Dibuang

Kiswah yang lama tidak dibuang/ Foto: Kementerian Agama RI

Meskipun telah diganti dengan kiswah yang baru, kiswah lama penutup Ka’bah itu tidak lantas dibuang atau dimusnahkan. Mengutip detikEdu, kiswah lama tersebut akan dipotong-potong dan dijadikan buah tangan atau souvenir bagi tokoh dengan otoritas tinggi di dunia maupun jamaah haji.

Direktur Jenderal Kompleks Raja Abdul Aziz untuk Ka’bah, Ahmad bin Mohammed Al-Mansouri menambahkan, sejumlah kiswah lama juga disimpan di gudang pemerintah. Pengamanannya pun cukup ketat demi mencegah reaksi kimia atau infiltrasi bakteri yang dapat merusak kain.

Ini semua menjadi simbol kontinuitas dan penghormatan yang tak terputus terhadap Ka’bah.

Harga Kiswah Bisa Capai Rp 99 Miliar

Harga kiswah Ka’bah yang tinggi/ Foto: Unsplash.com/Abrudahman Iseini

Sebagai kain penutup Ka’bah yang terkenal akan kemegahannya, kiswah terbuat dari sutra asli dan dilengkapi dengan goresan kaligrafi berbahan dasar benang emas. Maka tak heran, biaya pembuatan satu kiswah bisa bernilai fantastis hingga mencapai miliaran rupiah.

Wakil Manajer Kompleks Raja Abdulaziz untuk Kiswah Ka’bah, Tarif Al-Matrafi, menjelaskan bahwa satu kiswah membutuhkan sekitar 700 kilogram sutra murni. Menurutnya, biaya pembuatan kiswah baru bisa mencapai 25 juta riyal Saudi atau sekitar Rp99 miliar, lho!

Kiswah Tidak Selalu Berwarna Hitam

Kiswah Ka’bah tidak selalu berwarna hitam/ Foto: Unsplash.com/Shah Sahab

Pada zaman Rasulullah saw., khususnya sebelum Fathul Makkah atau masa penaklukan Makkah, beliau dan para sahabatnya dilarang untuk memasang kain penutup Ka’bah. Larangan tersebut dilontarkan oleh para pemimpin Quraisy.

Maka, usai Makkah berhasil ditaklukan oleh Rasulullah saw., kiswah pun dibuat dari kain Yaman dengan corak putih dan garis-garis merah vertikal. Di samping itu, warna kiswah mengalami perkembangan dari masa ke masa. Berikut daftarnya.

  • Era Nabi Muhammad SAW: Kiswah terbuat dari kain Yaman bergaris merah dan putih.
  • Era sahabat Abu Bakar RA, Umar RA, dan Usman RA: Kiswah dibuat dari kain Mesir berwarna putih.
  • Era Abdullah bin Zubair RA: Kiswah berwarna brokat merah.
  • Era Kesultanan Seljuk: Kiswah berwarna cokelat keemasan.
  • Era Khalifah Abbasiyah Al-Nasir: Kain kiswah berwarna hijau.
  • Era Khalifah Al-Nasir hingga sekarang: Kiswah dibuat dari kain sutra hitam dengan bordir benang berwarna emas. Kain sutra murni tersebut diimpor dari Italia.

Beauties, itulah tentang tradisi penggantian kain kiswah Ka'bah setiap Tahun Baru Islam. Semoga di tahun baru, kita semakin dekat dengan Allah Swt. ya!

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(ria/ria)
Tonton video di bawah ini ya, Beauties!
Komentar
0 KomentarTULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE

BE STORIES