Mengenal 'Taxi Cab Theory', Ketika Si Dia Buru-buru Ajak Serius padahal Belum Siap
Beauties, sudah pernah dengar tentang Taxi Cab Theory? Teori yang sering disebut juga sebagai teori taksi ini lagi ramai dibahas karena membuka cara pandang baru soal psikologi hubungan, khususnya tentang alasan pria sulit komitmen meskipun hubungan terasa lancar.
Banyak perempuan yang akhirnya relate ketika memahami apa itu Taxi Cab Theory, apalagi saat melihat fenomena “kok pas sama aku dia belum siap, tapi sama yang baru kenal udah ngajak serius?”.
Lewat teori ini, kita bisa memahami bagaimana pria memutuskan kapan mereka siap masuk ke hubungan serius, kenapa timing punya peran besar, dan bagaimana emotional readiness pria bisa berbeda jauh dari harapan perempuan.
Dalam artikel ini, Beauties akan diajak memahami Taxi Cab Theory dengan lebih santai tapi tetap mendalam, mulai dari konsep dasar, alasan perilaku pria mirip “taksi”, hingga cara menyikapi dinamika komitmen yang sering buat kita bingung.
Apa Itu Taxi Cab Theory?
Taxi Cab Theory, Psikologi Hubungan yang Jelaskan Alasan Cowok Sulit Komitmen/Foto: freepik.com/freepik
Dalam dunia relationship psychology, Taxi Cab Theory menjelaskan bahwa pria memiliki “momen tertentu” ketika mereka siap untuk hubungan serius, mirip seperti taksi yang lampu atapnya menyala ketika tersedia untuk penumpang. Sebelum lampu itu “on”, mereka bisa saja dekat dengan banyak orang, nyaman sama kamu, bahkan menghabiskan waktu intens, tapi belum siap masuk fase serius.
Menurut Taxi Cab Theory, yang menentukan pria siap komit bukan hanya siapa perempuan yang hadir, tapi kapan fase hidupnya sedang tepat. Ini termasuk faktor seperti:
- Stabilitas emosional
- Kesiapan finansial
- Tekanan sosial (teman-teman mulai menikah)
- Target hidup yang sudah tercapai
- Keinginan untuk settle down
Itulah kenapa teori ini viral sebagai penjelasan kenapa laki-laki bisa tiba-tiba serius sama yang baru padahal sebelumnya anti komitmen.
Kenapa Pria Diibaratkan Seperti Taksi?
Teori Taksi dalam Hubungan/Foto: freepik.com/stockking
Beauties, analoginya begini:
Taksi hanya bisa menerima penumpang ketika lampunya menyala. Sebelum itu, taksi bisa saja lewat depan kamu berkali-kali tapi tetap nggak bisa kamu stop.
Dalam konteks cinta:
- Pria = Taksi
- Lampu = Emotional readiness/kesiapan berkomitmen
- Penumpang = Pasangan yang akhirnya dia pilih
Jadi kalau “lampunya mati”, walau kalian cocok, hubungan kalian menyenangkan, dan nyambung, dia belum bisa masuk ke komitmen. Hal ini juga menjelaskan fenomena klasik seperti:
“Dia bilang belum siap pacaran sama aku… Eh dua bulan kemudian dia jadian sama orang baru?!”
Nah teori ini menjelaskan bahwa, kamu bukan tidak cukup baik, bukan juga kekurangan sesuatu, dia hanya belum masuk fase readiness saat mengenal kamu
Kapan “Lampu Taksi” pada Pria Biasanya Menyala?
Tanda Lampu Taksi Pria Menyala = Cowok Siap Komitmen/Foto: freepik.com/wirestock
Ada beberapa indikator kuat seorang pria sudah masuk fase komitmen-mode-on:
- Dia sudah stabil secara finansial: Kestabilan ekonomi sering jadi trigger utama emotional readiness pria. Banyak pria merasa harus “mapan dulu” sebelum punya pasangan serius.
- Dia sudah menyelesaikan prioritas pribadi: Prioritas pribadi seperti pendidikan, karier awal, healing dari hubungan lama, hingga pencarian jati diri. Nah, jika hal-hal seperti ini belum selesai, maka lampu mereka masih “off”.
- Lingkungannya mulai settle: Ketika sahabat dekatnya banyak yang menikah atau menjalin hubungan serius, pria sering ikut terdorong untuk “masuk gilirannya”.
Dia merasa waktunya sudah tepat. Ini bukan tentang kamu, tapi tentang hidupnya.
Apakah Taxi Cab Theory Artinya Pria Tidak Punya Perasaan?
Taxi Cab Theory, Beda Cinta dan Kesiapan Komitmen Pada Pria/Foto: freepik.com/freepik
Tenang, Beauties. Ini bukan teori yang menyudutkan pria. Pria juga punya perasaan dan bisa mencintai dalam-dalam. Taxi Cab Theory hanya menjelaskan bahwa:
- Timing sangat berperan
- Kesiapan internal lebih kuat daripada chemistry
- Komitmen pria dipengaruhi kondisi hidup, bukan hanya cinta
Kadang mereka sebenarnya suka, tapi tahu diri kalau belum bisa memberi stabilitas yang mereka inginkan untuk sebuah hubungan.
Jadi… Haruskah Perempuan “Menunggu Lampunya Nyala”?
Teori Taksi Jawab Soal Timing Cinta Pada Pria/Foto: freepik.com/makistock
Beauties, ini bagian pentingnya. Kamu nggak wajib menunggu siapa pun. Kalau "lampu" dia mati, sementara kamu sudah siap naik taksi, ya kamu boleh pindah ke taksi lain yang lampunya menyala.
Kamu tidak gagal hanya karena “dia belum siap”. Jangan biarkan timing seseorang menghambat value kamu sendiri.
Yang bisa kamu lakukan:
- Tetap punya batasan
- Jangan terhambat oleh hubungan PHP
- Jangan kompromi untuk pria yang tidak bisa memberi kepastian
- Prioritaskan diri kamu
Taxi Cab Theory Bukan Soal Kamu, Tapi Soal Timing
Right Person Wrong Time, Taxi Cab Theory Ungkap Kuncinya/Foto: freepik.com/freepik
Taxi Cab Theory mengajarkan bahwa:
- Pria bisa mencintai tanpa ingin serius
- Timing adalah faktor utama
- Komitmen bukan soal kualitas pasangannya, tapi kesiapan internal
Kamu berhak dapat seseorang yang lampunya sudah menyala saat kamu datang.
Jadi kalau Beauties pernah merasa “kok dia seriusnya sama orang lain?”, ingat, sometimes you were the right person at the wrong time, not the wrong person. Cheer up, Beauties!
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang dapat ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!