Mengenal Lagom, Cara Orang Swedia Meraih Kebahagiaan yang Bisa Disontek

Nisrina Salsabila | Beautynesia
Rabu, 16 Jul 2025 21:00 WIB
Mengenal Lagom, Cara Orang Swedia Meraih Kebahagiaan yang Bisa Disontek
Lagom menjadi gaya hidup yang telah mengakar di Swedia/Foto: Freepik.com/teksomolika

Tahukah kamu, bahwa Swedia termasuk sebagai salah satu negara yang warganya paling bahagia. Menurut Laporan Kebahagiaan Dunia 2025, Swedia menempati peringkat keempat dengan tingkat kebahagiaan tertinggi, menyusul negara Skandinavia lainnya yaitu Finlandia, Denmark, dan Islandia.

Lantas, apa sih yang membuat mereka bahagia?

Ternyata, selain faktor kesejahteraan, dukungan sosial yang kuat, dan tingkat korupsi yang rendah, gaya hidup ala Swedia memiliki pengaruh besar terhadap tingkat kebahagiaan mereka. Orang-orang Swedia menerapkan filosofi hidup bernama ‘lagom’ yang digunakan sebagai standar gaya hidup masyarakat Swedia selama berabad-abad. Lagom menekankan pada keseimbangan, tidak lebih tidak kurang, dan hanya bermodalkan kata “cukup.”

Biar Beauties nggak penasaran, berikut penjelasan lengkap mengenai makna, asal-usul, dan penerapan lagom yang telah mengakar dalam kehidupan sehari-hari di Swedia.

Makna dan Asal-usul Lagom

Lagom/Foto: Unsplash.com/Jen P.

Melansir situs resmi pariwisata Swedia, lagom adalah istilah unik dari Swedia yang secara harfiah berarti “jumlah yang tepat” atau “tidak terlalu banyak, tidak terlalu sedikit” atau cukup.

Intinya, orang-orang Swedia berupaya mencapai keseimbangan, harmoni, dan kepuasan dalam segala aspek kehidupan, mulai dari pekerjaan, keluarga, bersosialisasi, hingga konsumsi. Dalam budaya Swedia, lagom dianggap sebagai cara hidup yang ideal, di mana seseorang melakukan segala sesuatu dengan penuh kesadaran dan menghindari hal-hal yang berlebihan.

Lagom pertama kali digunakan dalam konteks kehidupan sehari-hari di Swedia sekitar abad ke-19. Kata ini muncul dari akar bahasa Norse kuno dan berkembang menjadi filosofi yang menekankan pentingnya menemukan keseimbangan dalam semua aspek kehidupan agar lebih menghargai kenikmatan hidup. Ketika diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, konsep lagom ini dipercaya dapat memengaruhi tingkat kebahagiaan dan kesuksesan.

Penerapan Lagom dalam Kehidupan Sehari-hari

Lagom dalam kehidupan sehari-hari di Swedia/Foto: Unsplash.com/Marek Lumi

Anna Brones dalam bukunya berjudul “Live Lagom: Balanced Living the Swedish Way” (2017) menulis bahwa rasa lagom dalam kehidupan sehari-hari diterapkan dalam apa yang kita makan, apa yang kita kenakan, bagaimana kita hidup, dan bagaimana kita bekerja. Praktisnya, ini bisa diterapkan di semua aspek kehidupanmu.

1. Rumah Tangga

Interior rumah Swedia/Foto: Unsplash.com/Alex Tyson

Di Swedia, orang cenderung menjaga kebersihan dan kepraktisan dengan interior rumah yang minimalis dan fungsional. Mereka lebih suka menggunakan warna netral serta dekorasi yang tidak berlebihan alih-alih mewah, sehingga menciptakan rumah yang nyaman tapi tetap bersahaja.

“Benda-benda harus memiliki nilai fungsional atau nilai sentimental yang mendalam”, jelas Lola Akinmade Åkerström, penulis buku “LAGOM: The Swedish Secret of Living Well” kepada Lifehacker. Apapun yang berada di luar kategori tersebut adalah sesuatu yang berlebihan. 

2. Work Life Balance

Keseimbangan kehidupan pekerjaan dan pribadi/Foto: Freepik.com/drobotdean

Lagom paling muda diilustrasikan dalam penghormatan orang Swedia terhadap keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Bagi masyarakat perkotaan, seringkali batas antara ruang kerja dan ruang rumah terlalu kabur. Hal ini membuat banyak orang bekerja terlalu keras dan terlalu sedikit bersantai.

Namun, fenomena tersebut tidak berlaku di Swedia. Masyarakat Swedia menerapkan pola work-life balance dalam melakukan pekerjaan sehari-hari. Mereka tidak mengenal kata lembur dan menghargai waktu santai dan beristirahat.

Jika mereka punya waktu libur, mereka tidak memaksakan diri untuk bekerja di luar waktunya. Mereka biasanya melakukan hal-hal yang positif dan menyenangkan, misalnya berkumpul bersama teman, menikmati aktivitas ruang publik, melakukan hobi yang bermanfaat, terlibat dalam kegiatan komunitas, atau sekadar bersantai di rumah. Filosofi ini terbukti mampu meningkatkan produktivitas yang sehat di sana sekaligus memberi waktu untuk keluarga dan hobi.

3. Konsumsi

Membeli produk lokal mendukung keberlanjutan/Foto: Freepik.com/freepik

Dalam hal konsumsi, lagom mendorong masyarakat untuk membeli hanya apa yang diperlukan dan peduli akan keberlanjutan. Contohnya soal berbusana, mengutip laman Men’s Health, orang Swedia lebih mengutamakan koleksi pakaian kapsul (capsule wardrobe) yang fungsional dan nyaman, daripada memiliki banyak pakaian mahal. 

Lagom juga terlihat dari gaya hidup yang mendukung pengurangan limbah, penggunaan produk lokal, dan memprioritaskan kualitas daripada kuantitas. Dengan kata lain, lagom juga berkontribusi pada budaya ramah lingkungan di Swedia.

Lagom Membawa pada Kebahagiaan

Lagom membawa pada hidup yang bahagia/Foto: Freepik.com/lifeforstock

Nggak cuma bagi orang Swedia, gaya hidup lagom sangat baik jika Beauties aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Alih-alih mengejar hal-hal ekstrem, lagom mengajakmu untuk menemukan kebahagiaan dalam kecukupan. Dengan menerapkan konsep lagom, kamu akan merasa lebih bersyukur, meski hidup dalam kesederhanaan dan apa adanya.

Lebih dari itu, lagom dapat membantu mengubah kesehatan mental, kehidupan sosial, kebugaran, dan gaya hidup seseorang. Studi menunjukkan bahwa budaya yang menghargai moderasi dan ritme berkelanjutan menghasilkan tingkat stres yang lebih rendah dan kepuasan hidup yang lebih tinggi. Pendekatan hidup lagom dapat membantu mengatur emosi, mengurangi kelelahan, dan mendorong rasa sejahtera yang lebih mendalam. Bagaimana, tertarik menerapkan gaya hidup lagom?

****
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(ria/ria)
Tonton video di bawah ini ya, Beauties!

RELATED ARTICLE

BE STORIES