Mengenal Fenomena "Good Girl Fatigue", Ketika Perempuan Merasa Lelah Menjadi "Sempurna"
Amoura Lingga Ranyana | Beautynesia
Rabu, 25 Jun 2025 22:30 WIB

Mengenal Fenomena Good Girl Fatigue Ketika Perempuan Lelah Jadi Sempurna/Foto: Pexels/Hồng Quang Official
Beauties, apakah kamu pernah merasa lelah karena terus-menerus berusaha jadi perempuan yang baik, penurut, dan menyenangkan bagi semua orang? Kalau iya, kamu mungkin sedang mengalami “good girl fatigue.”
Good girl fatigue merupakan bentuk kelelahan emosional dan mental yang dialami oleh perempuan karena harus selalu tampil sempurna sesuai dengan ekspektasi sosial. Mereka yang mengalami kondisi ini sering kali merasa wajib untuk selalu menyenangkan, tidak merepotkan, dan mengutamakan kebutuhan orang lain di atas dirinya sendiri.
Fenomena ini bukan hanya soal kelelahan biasa. Lebih dalam dari itu, ini adalah hasil dari tekanan budaya dan norma sosial yang telah lama mengakar. Memang, menjadi seseorang yang baik adalah kewajiban kita sebagai manusia, tetapi ada batasan-batasan yang perlu kita perhatikan agar kita justru tidak merugikan diri sendiri.
Melansir dari Psychology Today, ada beberapa tanda, dampak, dan cara mengatasi kelelahan ini. Simak dan perhatikan setiap aspeknya, ya, Beauties.
Apa Itu Good Girl Fatigue?
Mengenal Fenomena Good Girl Fatigue Ketika Perempuan Lelah Jadi Sempurna/Foto: Pexels/Minh Tran
Good girl fatigue adalah perasaan lelah yang terjadi akibat adanya tekanan terus-menerus untuk menjadi perempuan yang sempurna, patuh, dan menyenangkan.
Tekanan menjadi “perempuan baik-baik” biasanya datang dari budaya dan norma masyarakat yang menanamkan bahwa perempuan harus selalu manis, sopan, dan mengutamakan orang lain. Meskipun kesannya mulia, standar ini bisa menjadi beban yang menguras energi dan mengorbankan kebutuhan pribadi kita sebagai perempuan.
Beberapa tanda bahwa kamu mungkin mengalami good girl fatigue adalah ketika kamu memiliki sifat perfeksionis dan people pleaser. Dengan kata lain, kamu cenderung merasa harus sempurna dan selalu mengatakan “iya” agar bisa diterima dalam lingkungan sosial.
Selain itu, ada perasaan takut untuk menyuarakan pendapat atau menetapkan batasan karena tidak ingin mengecewakan orang lain. Ini akan membuatmu kehilangan rasa percaya diri karena terpaku pada ekspektasi orang lain dan meragukan nilai diri.
Dari sikap tersebut, lama kelamaan kamu bisa merasakan kelelahan, baik secara emosional maupun fisik. Kamu merasa lelah karena terus menahan emosi atau berpura-pura “baik-baik saja”. Bahkan, tubuh ikut merasa lelah karena kurangnya istirahat dan perawatan diri yang terabaikan.
Alasan dan Dampak dari Good Girl Fatigue
Mengenal Fenomena Good Girl Fatigue Ketika Perempuan Lelah Jadi Sempurna/Foto: Pexels/Alena Darmel
Mengapa good girl fatigue bisa terjadi? Sejak kecil, perempuan sering dibentuk untuk menjadi sosok yang penurut, ramah, dan tidak menimbulkan konflik. Tanpa disadari, pesan ini terus ditanamkan oleh lingkungan, mulai dari rumah, sekolah, hingga budaya secara keseluruhan.
Namun sayangnya, tuntutan ini tidak diiringi dengan penjelasan nalar yang cukup kuat, serta minimnya ajaran tentang batasan, kesadaran, dan keberhargaan diri. Dalam jangka panjang, tekanan untuk selalu menjadi “baik” bisa berdampak serius pada kesehatan mental dan kualitas hidup.
Harga diri bisa menurun karena kita terus-menerus mencari validasi dari luar dan kehilangan rasa percaya diri. Fokus berlebihan untuk menyenangkan orang lain juga membuat kita sulit menjadi autentik dan merasa terputus dari jati diri kita sebenarnya.
Relasi sosial pun bisa jadi terasa menegangkan karena perilaku people-pleasing sering melahirkan kelelahan emosional, kemarahan yang dipendam, hingga akhirnya membuat kita menjauh dari orang lain. Tak jarang, semua ini berujung pada stres kronis, kecemasan, hingga depresi.
Cara Mengatasi Good Girl Fatigue
Mengenal Fenomena Good Girl Fatigue Ketika Perempuan Lelah Jadi Sempurna/Foto: Pexels/JESSICA TICOZZELLI
Kabar baiknya, pola kelelahan yang tidak sehat ini bisa kita putus. Langkah pertama adalah dengan merefleksikan nilai dan keyakinan pribadi. Apakah keinginan untuk selalu “baik” benar-benar datang dari diri sendiri, atau hanya karena takut ditolak?
Setelah itu, penting untuk mulai mengenali dan mengungkapkan kebutuhanmu tanpa rasa bersalah. Menetapkan batasan bukan berarti egois, melainkan wujud kasih sayang pada diri sendiri.
Selanjutnya, cobalah untuk menantang perfeksionisme dalam dirimu. Ingatlah bahwa kamu tidak harus sempurna untuk menjadi cukup karena kesalahan adalah bagian alami dari proses hidup.
Kamu juga perlu berani bersuara saat merasa diperlakukan tidak adil. Suara dan perasaanmu valid, sehingga kamu berhak dihargai dan diperlakukan dengan hormat.
Yang tak kalah penting, latihlah belas kasih pada diri sendiri. Jangan lupa memprioritaskan perawatan diri dan mengejar impian pribadi. Waktumu berharga dan berikanlah ruang untuk hal-hal yang kamu sukai, bukan hanya kewajiban semata.
Good girl fatigue bukanlah kesalahan perempuan. Itu adalah hasil dari sistem dan harapan sosial yang sudah lama tertanam. Namun, kita bisa memilih untuk menyadari, mempertanyakan, dan membangun hidup yang lebih sesuai dengan nilai pribadi. Kita tidak harus jadi sempurna dan mulailah merasa cukup untuk jadi diri sendiri, ya, Beauties.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!
(naq/naq)