Lighthouse Parenting, Pola Asuh yang Bantu Anak Jadi Lebih Mandiri dan Percaya Diri
Lighthouse parenting mungkin terdengar baru, tapi sebenarnya gaya parenting ini sering kita temui sehari-hari, Beauties. Orang tua hadir memberi arah tanpa membatasi setiap langkah anak.
Metode ini dikenalkan oleh Dr. Kenneth Ginsburg, seorang pakar kesehatan remaja dari Rumah Sakit Anak Philadelphia. Ia menjelaskan bahwa orang tua cukup memandu tanpa mengambil alih semuanya. Pendekatan ini membuat anak tetap merasa aman, tapi juga punya ruang untuk tumbuh menjadi mandiri dan percaya diri.
Yuk, cari tahu kenapa gaya parenting ini makin populer dan bagaimana menerapkannya di rumah, dirangkum dari Times of India dan Today.
1. Membimbing Tanpa Mengendalikan
Membimbing Tanpa Mengendalikan/Foto: Freeepik/tirachardz
Dalam lighthouse parenting, orang tua berperan sebagai penuntun yang akan membimbing anak. Namun, bukan berarti ikut campur dalam setiap keputusan.
Misalnya, orang tua boleh membantu mengecek tugas atau memberi tips belajar. Namun, anak tetap diberi ruang untuk mengatur waktu dan menyelesaikan tanggung jawabnya sendiri.
Ketika anak diberi kepercayaan, mereka merasa lebih mampu untuk menyelesaikannya. Dengan begitu, kemandirian anak akan berkembang secara alami.
2. Aturan dan Batas yang Jelas tapi Fleksibel
Aturan dan Batas yang Jelas tapi Fleksibel/Foto: Freepik/tirachardz
Orang tua yang menerapkan lighthouse parenting tetap memberi arahan yang jelas. Namun, mereka tidak akan terlalu membatasi anak dalam mengambil keputusan.
Batasan yang diberikan ini akan membantu anak tetap aman dan terarah. Orang tua juga tetap memberi ruang agar anak belajar dari pengalaman mereka sendiri.
Dengan cara ini, anak berkembang jadi sosok yang lebih mandiri dan percaya diri. Mereka tahu orang tuanya selalu ada, tanpa mengendalikan hidup mereka sepenuhnya.
3. Membantu Anak Belajar dari Kegagalan
Membantu Anak Belajar dari Kegagalan/Foto: Freepik/tirachardz
Dalam lighthouse parenting, kegagalan bukan hal yang perlu ditakuti anak. Orang tua justru akan membantu anak melihat sisi positif dari setiap kegagalan.
Anak akan diajak memahami apa yang bisa dipelajari dari pengalaman tersebut. Mereka juga jadi bisa melatih problem solving sejak dini.
Dengan cara ini, anak tumbuh lebih berani mencoba hal baru. Anak belajar bahwa kegagalan adalah proses penting menuju kesuksesan.
4. Komunikasi Terbuka dan Dukungan Emosional
Komunikasi Terbuka dan Dukungan Emosional/Foto: Freepik/tirachardz
Hubungan yang hangat antara orang tua dan anak berawal dari komunikasi yang terbuka. Anak akan merasa aman untuk berbagi apa pun yang ia rasakan tanpa takut disalahkan.
Meski begitu, orang tua tidak mengambil alih semua keputusan. Anak tetap diberi kesempatan menyelesaikan persoalan dengan caranya sendiri, agar ia belajar bertanggung jawab atas pilihannya.
Saat dukungan itu hadir setiap kali dibutuhkan, anak akan tumbuh lebih berani dan percaya diri. Ia tahu, ada orang tua yang selalu siap mendukung langkahnya dari belakang.
5. Membekali Anak untuk Masa Depan
Membekali Anak untuk Masa Depan/Foto: Freepik/Lifestylememory
Lighthouse parenting mengajarkan anak menghadapi dunia apa adanya. Mereka belajar mengambil keputusan dan bertanggung jawab atas setiap pilihannya.
Ketika tumbuh dewasa, mereka sudah punya bekal penting untuk melangkah. Mereka punya kemandirian, keberanian, dan rasa percaya diri.
Dengan bekal ini, anak akan tumbuh jadi sosok yang tangguh. Mereka tidak takut dengan kegagalan, karena mereka tahu bagaimana caranya bangkit.
Beauties, lighthouse parenting bukan hanya soal menjadi orang tua sempurna, karena pada akhirnya setiap orang tua punya caranya sendiri dalam membesarkan anaknya.
Lighthouse parenting itu hanya salah satu cara atau jalan yang bisa orang tua terapkan untuk membentuk anak menjadi mandiri dan percaya diri.
Jadi, yang terpenting adalah anak merasa dicintai dan tahu bahwa orang tuanya selalu ada kapan pun ia membutuhkan.
***