Kisah Anak Muda Bangun Side Hustle yang Hasilkan Rp3 Juta per Jam, Bisa Ditiru!

Nadya Quamila | Beautynesia
Selasa, 30 Dec 2025 11:30 WIB
Kisah Anak Muda Bangun Side Hustle yang Hasilkan Rp3 Juta per Jam, Bisa Ditiru!
Kisah Anak Muda Bangun Side Hustle yang Hasilkan Rp3 Juta per Jam/Foto: Freepik/jcomp

Beauties, siapa yang resolusi tahun baru kali ini adalah menambah penghasilan dengan memiliki side hustle? Kamu mungkin akan dibuat takjub dengan kisah pria berusia 28 tahun yang berhasil punya side hustle dengan menghasilkan Rp3 juta per jam ini.

Awalnya, pemuda bernama Carter Osborne hanya ingin mendapatkan uang tambahan. Ia tidak pernah membayangkan pekerjaan sampingannya, yaitu memberi nasihat kepada siswa SMA tahun terakhir tentang esai aplikasi kuliah mereka, akan memberinya penghasilan bernilai fantastis.

Osborne memulai pekerjaan sampingan ini pada tahun 2017, saat sedang menyelesaikan gelar master di bidang administrasi publik di Universitas Washington. Berasal dari keluarga pendidik, ia sebenarnya menikmati proses aplikasi kuliahnya sendiri.

Dia juga pernah bertemu dengan seorang konsultan sebelum mendaftar ke Universitas Stanford, tempat dia mendapatkan gelar sarjana di bidang ilmu politik. Memulai side hustlenya, Osborne meminta nasihat kepada konsultannya tersebut. Konsultan itu setuju untuk membimbingnya, dan merekomendasikan tiga klien kepadanya.

Side Hustle yang Bisa Hasilkan Rp3 Juta per Jam

Bisnis Osborne berkembang pesat. Ia memberi nasihat kepada siswa SMA tahun terakhir tentang esai aplikasi kuliah mereka. Menurut laporan CNBC Make it, Osborne berhasil mendapatkan 113.550 USD atau sekitar Rp1,9 miliar dari side hustlenya ini.

Carter Osborne/Foto: Dok. CNBC Make It

Bisnis Osborne berkembang pesat. Ia berhasil membantu 40 siswa dengan esai untuk masuk ke perguruan tinggi pada 2021. Menurut laporan CNBC Make it, Osborne berhasil mendapatkan 113.550 USD atau sekitar Rp1,9 miliar dari side hustlenya ini. Fantastis, bukan?

Modal awal yang dikeluarkan Osborne untuk memulai bisnis ini sekitar 50 USD (sekitar Rp838 ribu). Modal itu ia gunakan untuk langganan QuickBooks, Squarespace, dan Zoom. Tidak ada biaya pemasaran karena semua kliennya berasal dari rekomendasi atau rujukan.

Namun, pekerjaan ini menuntut banyak waktu. Dari Oktober hingga Desember, ketika sebagian besar sekolah menetapkan batas waktu pendaftaran, Osborne bekerja 70 jam per minggu di sela-sela pekerjaan utamanya.

Klien Osborne sangat beragam dalam hal latar belakang, ambisi, status keuangan, dan kemampuan menulis. Akibatnya, beban kerja dan pendapatannya tidak dapat diprediksi. Ia bekerja dengan siswa selama satu hingga 25 jam setiap sesi, dan biasanya mengenakan biaya $180 per jam (sekitar Rp3 juta). Tapi, ia menawarkan diskon untuk "keluarga yang benar-benar membutuhkan dukungan keuangan".

Pekerjaan sampingan ini memakan waktu karena sebagian besar sekolah meminta beberapa esai: pernyataan pribadi, beberapa pertanyaan tambahan, bahkan "esai COVID", yang meminta siswa untuk menggambarkan dampak pandemi pada pengalaman sekolah mereka. Ketika seorang siswa mendaftar ke 10 perguruan tinggi, itu artinya siswa tersebut harus menulis lebih dari 25 esai.

Garis Etika yang Diterapkan

Carter Osborne

Carter Osborne/Foto: Dok. CNBC Make It

Menuru Osborne, menemukan topik esai yang bermakna dan menuangkan pikiran sehingga dapat memikat konselor penerimaan bukan hal mudah. Dalam pertemuan pertamanya dengan klien, ia mencoba membuat cakupan topik yang luas menjadi kurang menakutkan.

Osborne akan mengajukan pertanyaan mendalam kepada kliennya, bahkan sesederhana apa yang disukai kliennya. Ia mencatat dan merekam audio, sehingga ia dan klien dapat merujuknya nanti.

Tak hanya itu, Osborne memberikan "garis etika" yang jelas di side hustlenya ini. Ia tidak akan menulis apa pun untuk seorang siswa, dan terkadang menegur orang tua tentang saran mereka yang terlalu memaksa. Konsep setiap esai lebih penting daripada konstruksinya, menurutnya.

Suatu ketika, ia bekerja dengan seorang siswa yang setiap hari Minggu menonton pertandingan Liga Sepak Bola Nasional (NFL), menganalisis statistik, dan memposting temuannya di akun Instagram. Awalnya, siswa itu ragu untuk memasukkan hobi tersebut ke dalam aplikasi kuliahnya.

Lalu, Osborne membantu siswa tersebut menjelaskan mengapa ia menyukai fantasy football, dan bagaimana hal itu berpotensi dapat diterapkan dalam studi masa depannya.

“Esai itu akhirnya berbunyi, ‘Lihatlah keterampilan yang telah saya kembangkan melalui ini,’” kata Osborne. “Menulis kreatif, analisis statistik, desain grafis, media sosial, keterampilan pemasaran. Semua hal berharga ini berasal dari satu hal yang mereka sukai.” Hasilnya, siswa itu diterima universitas pilihan pertamanya.

Tantangan dari Side Hustle

menulis esai/Foto: Freepik

Ilustrasi/Foto: Freepik

Namun, bisnis Osborne satu ini bukannya tanpa tantangan, Beauties. Ia sempat mengalami kelelahan yang membuatnya mengurangi kliennya. Ia membantu 33 kliennya dan menghasilkan 77.120 USD (sekitar Rp1,2 miliar) pada 2024. Pendapatan dari pekerjaan sampingannya ini sedikit melampaui gaji penuh waktunya sebagai direktur akun hubungan masyarakat selama dua tahun terakhir.

Osborne harus selalu siap secara emosional bagi kliennya selama salah satu periode paling menegangkan dalam hidup mereka, bahkan terkadang menerima panggilan telepon pada pukul 11:30 malam. Menurutnya, itu adalah salah satu bagian pekerjaan yang paling memuaskan, tetapi jam kerja yang panjang dan investasi emosional yang besar dapat menyebabkan kelelahan.

Baru-baru ini ia mendapat promosi di pekerjaan penuh waktunya. Ia menyesuaikan jadwalnya agar tetap bisa menyeimbangkan dengan side hustlenya dengan mengurangi jumlah klien untuk menghindari bekerja di akhir pekan. Bekerja lima hari seminggu, bukan tujuh hari, telah meningkatkan fokus, daya ingat, dan suasana hatinya di kedua pekerjaan tersebut.

“Saya rasa banyak orang yang memiliki pekerjaan sampingan menerima perjuangan itu,” kata Osborne. “Saya tidak ingin mengagungkan hal itu. Hanya saja terkadang, Anda harus melakukannya... Jika saya begadang hingga tengah malam untuk menelepon seorang siswa dan hasilnya adalah hal itu membantu mereka, itu membuatnya berharga.”

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE