Gampang Jatuh Cinta? Bisa Jadi Kamu Mengalami Emophilia Menurut Ilmu Psikologi
Jatuh cinta menjadi salah satu momen yang menyenangkan, mendebarkan, sekaligus menegangkan. Hampir setiap orang akan memiliki pengalaman berbeda-beda, namun beberapa orang mungkin pernah mengalami momen jatuh cinta yang cukup serupa.
Tidak hanya itu saja, Beauties. Kamu mungkin pernah bertemu seseorang yang bisa jatuh cinta dengan cepat atau mudah. Bahkan, kamu sendiri bisa saja mengalaminya. Ternyata, fenomena jatuh cinta dengan cepat ini dikenal sebagai emophilia dalam ilmu psikologi.
Untuk mengetahui lebih detail tentang emophilia, simak penjelasannya berikut ini, yuk!
Apa Itu Emophilia?
Ilustrasi jatuh cinta/ Foto: freepik.com/freepik
Mengutip dari Forbes, emophilia diartikan sebagai kecenderungan untuk jatuh cinta dengan cepat dan sering. Orang yang mengalami emophilia mengembangkan hasrat yang tidak tergoyahkan dan menyeluruh terhadap seseorang yang mereka minati dalam waktu singkat, Beauties.
Selain itu, hal ini bukan perasaan sesaat yang mudah hilang, melainkan hasrat yang kuat dengan obsesi berlebihan terhadap cinta. Seseorang yang mengalami emophilia tidak memiliki kebutuhan untuk menjalin hubungan. Mereka kerap menginginkan sensasi dan kegembiraan saat jatuh cinta.
Hal ini terkadang membuat mereka bersikap impulsif dan terburu-buru, sehingga rentan terjebak dalam hubungan yang toksik.
Tanda-tanda Seseorang Mengalami Emophilia
Ilustrasi jatuh cinta/ Foto: pexels.com/samson-katt
Seseorang yang mengalami emophilia kerap merasakan sensasi  jatuh cinta tanpa kurun waktu. Mereka mungkin terus-menerus menganggap orang baru adalah ‘yang terbaik’, dari satu orang ke orang lainnya, Beauties.
Melansir dari Verywell Mind, Dr. Patrice Le Goy mengatakan bahwa tanda-tanda seseorang mungkin mengalami emophilia yaitu cepat jatuh cinta dan langsung terikat secara emosional dalam hubungan, bahkan sebelum orang tersebut membuktikan dirinya layak mendapatkan kasih sayang dari kita.
Selain itu, Dr. Patrice Le Goy melanjutkan bahwa gejala emophilia dapat berupa mengabaikan tanda-tanda atau tanda bahaya bahwa pasangan toksik atau tidak cocok untuk kita.
Hal ini bisa sangat berbahaya, karena orang yang mengalaminya mungkin mendapati diri mereka berakhir dengan pasangan yang egois atau bahkan narsistik karena mereka tidak meluangkan waktu untuk mengevaluasi apakah hubungan tersebut sehat bagi mereka, karena mereka terlalu terobsesi dengan perasaan jatuh cinta dan versi ideal dari orang tersebut.
---
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!