Alasan Tes Kepribadian Nggak Perlu Kamu Pelajari saat Rekrutmen Pekerjaan

Patricia Astrid Nadia | Beautynesia
Senin, 07 Jul 2025 18:30 WIB
Alasan Tes Kepribadian Nggak Perlu Kamu Pelajari saat Rekrutmen Pekerjaan
Foto: Freepik.com/Freepik

Beauties, kamu pasti nggak asing lagi dengan istilah tes kepribadian. Tes yang masuk ke dalam kategori tes psikologi ini sering dipakai dalam berbagai situasi. Mulai dari rekrutmen dan seleksi kebutuhan sekolah, perguruan tinggi, hingga pekerjaan. 

Meski tes kepribadian ini bukan ujian yang memunculkan hasil salah atau benar, tapi masih banyak yang salah kaprah tentang hal ini. Parahnya lagi, justru terjebak lewat mempelajari soal tes yang beredar secara tidak sah di media sosial.

Simak sejumlah fakta psikologis di balik alasan tes kepribadian tidak perlu dipelajari. Dikutip dari buku Psychological Testing: History, Principles, and Applications dari Robert Gregory dan penelitian psikolog klinis dan kepribadian Untung Dharmawan, berikut faktanya!

1. Mendeteksi Kecenderungan Hambatan Psikologis Seseorang

Menggali Hambatan Psikologis/Foto: Freepik.com/Freepik
Menggali Hambatan Psikologis/Foto: Freepik.com/Freepik

Tak jarang orang menjadi punya ekspektasi tersendiri untuk menyelesaikan tes kepribadian ini dengan sempurna. Kepribadian fokus pada sifat yang ada dalam diri seseorang. Bukan pada kemampuan berpikir logis untuk mengerjakan keahlian tertentu semata. Bayangkan jika ada seorang calon karyawan yang memiliki pengalaman traumatis atau pun hambatan psikologis lainnya seperti depresi, pelaku kekerasan verbal, dan bipolar memanipulasi hasil tes.

Jika seseorang mengerjakan tes dengan hasil dari mempelajari kunci jawaban, maka tentu akan membawa dampak negatif di tempat kerja. Namun, bukan berarti orang-orang dengan hambatan psikologis tidak boleh bekerja.

Siapa pun kamu tetap perlu mengerjakan tes kepribadian dengan jujur, sesuai kondisimu saat ini. Biarkan pihak perekrut mengetahui latar belakang kamu, sehingga mereka bisa mengenali kelebihan dan kelemahanmu tanpa ada yang dimanipulasi dan bisa memberikan pendampingan yang pas untuk karir kamu, karena tiap orang itu pasti punya kelebihan dan kekurangan. Jadi kamu nggak perlu minder, ya, Beauties. Perusahaan butuh hasil tes yang jujur untuk mengantisipasi hal negatif di kemudian hari. 

2. Mengukur Cara Kamu Berinteraksi dengan Orang Lain

Mengukur Cara Kamu Berinteraksi dengan Orang Lain/Foto: Freepik.com/zinkevych

Tes kepribadian punya beragam tipe, ada yang berbentuk kuesioner, ada juga yang berbentuk gambar. Beauties perlu untuk menyadari bahwa sekalipun tes berbentuk gambar, kamu tidak perlu mempelajari cara menggambar dan objek gambar apa yang harus dibuat. Kamu cukup mendengarkan instruksi dari pemberi tes dan mengerjakan sesuai kemampuan dan kondisimu yang terkini.

Biasanya, ketika kamu menjawab sesuatu yang dimanipulasi, perekrut bisa jadi menyadarinya dari hasil observasi. Hal ini justru akan membuatmu jadi sulit mendapatkan peluang kerja bukan, Beauties?

Hal ini dikarenakan, ketika ada manipulasi dari pengerjaan tes, seperti mempelajari dari contoh yang ada di video atau media sosial, maka akan muncul hasil berbeda. Hasil yang tidak sesuai kondisimu.

Misalnya, kamu adalah seorang yang mudah cemas berkomunikasi di depan banyak orang dan lebih nyaman bekerja dengan tim yang kecil, tapi hasil tes yang muncul tidak sesuai. Akibatnya, ketika bekerja nanti kamu dan tim akan menemukan berbagai kendala dalam berkomunikasi.

Ini juga akan merugikan dirimu sendiri, karena bisa jadi lead kamu dalam tim akan menempatkanmu di kelompok divisi yang tipe kepribadian dan cara berkomunikasinya kurang menunjang kepribadian atau sifat kamu, Beauties. Ujung-ujungnya hasil kinerja kamu jadi nggak optimal.

3. Salah Satu Cara Menggali 'Problem Solving' Kamu

Salah Satu Cara Menggali 'Problem Solving' Kamu/Foto: Freepik.com/Freepik

Tes kepribadian juga dilakukan untuk menggali cara seseorang menyelesaikan masalah. Dalam konteks dunia kerja, anggota tim dan kelompok kamu juga perlu tahu alternatif yang biasa kamu pakai dalam menyelesaikan suatu masalah.

Apakah kamu adalah orang yang mudah putus asa dan cepat merasa tertekan, kemudian jadi kurang produktif karena tekanan kerja. Atau, ketika ada tekanan kerja, kamu justru merasa tertantang dan dapat mengelolanya dengan sejumlah hal kreatif. Kondisi tiap orang bisa beragam, tapi pasti ada penyebab dan latar belakangnya.

Apa pun hasil tes kepribadianmu, kamu perlu mengingat bahwa tak ada orang yang sempurna. Jadi kamu tidak perlu berkecil hati akan hasilnya. Justru kekurangan yang apa adanya akan membantu perusahaan untuk mengenali diri kamu dengan baik dan memberikan fasilitas dalam membantumu ketika berhadapan dan menyelesaikan masalah.

4. Dorongan untuk Berprestasi

Dorongan untuk Berprestasi/Foto: Freepik.com/

Setiap orang pasti punya dorongan yang berbeda dalam berprestasi. Misalnya ingin mengerjakan project sebaik mungkin untuk mengejar reward di kantor.

Mungkin kalau dalam konteks mencari kerja, Beauties berpikir kamu harus menjawab segala hal dengan jawaban yang baik. Padahal perekrut bertujuan untuk mengenali diri kamu dengan sebaik-baiknya, agar nantinya bisa mendukung calon karyawan dalam hal berprestasi. 

Jika hasil kepribadian menunjukkan kalau kamu memiliki motivasi yang rendah dan perlu dukungan sosial untuk mencapai target, tentunya pihak kantor atau tempat di mana pun kamu bekerja, akan mencoba pendekatan yang pas, agar kamu tetap memiliki motivasi dalam berprestasi. Tentunya akan disesuaikan dengan kepribadian khas yang kamu miliki.

Jadi, Beauties jangan takut mengerjakan tes kepribadian. Apa pun hasilnya, itu adalah kondisi kamu sendiri yang nggak boleh dimanipulasi. Yuk! Berani jujur dalam mengerjakannya!

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(dmh/dmh)
Tonton video di bawah ini ya, Beauties!

RELATED ARTICLE

BE STORIES