8 Kebiasaan yang Dianggap Wajar di Indonesia, tapi Justru "Unik" di Luar Negeri

Tria Oktyana | Beautynesia
Sabtu, 19 Jul 2025 12:00 WIB
8 Kebiasaan yang Dianggap Wajar di Indonesia, tapi Justru
Foto: freepik.com/freepik

Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya dan kebiasaan unik. Dari Sabang sampai Merauke, masyarakat Indonesia punya cara tersendiri dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Beberapa kebiasaan ini mungkin terlihat sangat biasa, bahkan dianggap sebagai bagian dari sopan santun atau norma sosial.

Namun, jika kebiasaan-kebiasaan ini dilakukan di luar negeri, bisa jadi justru dianggap tidak wajar, tidak sopan, atau bahkan menyinggung. Perbedaan cara pandang dan budaya membuat kebiasaan sehari-hari kita menjadi sesuatu yang “asing” di mata orang lain. Yuk, simak delapan kebiasaan yang wajar di Indonesia tapi bisa membuat orang luar negeri geleng-geleng kepala!

Tanya Umur atau Kapan Nikah?

Berbincang/Foto: Freepik/freepik

“Umurmu berapa?” atau “Udah nikah belum?” adalah pertanyaan yang sepertinya wajib ditanyakan di acara keluarga atau saat ketemu orang baru di Indonesia. Buat kita, ini cuma bentuk basa-basi dan membuka percakapan. Meskipun terkadang kita tidak nyaman dengan pertanyaan ini. 

Namun, hati-hati kalau kamu pakai pendekatan ini ke orang Amerika atau Eropa. Di sana, pertanyaan ini dianggap menyentuh ranah pribadi dan tidak sopan. Bahkan bisa bikin orang merasa tidak nyaman. Jadi, kalau ketemu bule, cukup tanya “how are you?” aja, ya!

Makan Pakai Tangan?

Makan/Foto: Freepik/freepik

Makan/Foto: Freepik/freepik

Nasi hangat, sambal pedas, ayam goreng dan makannya pakai tangan? Wah, surga dunia! Di banyak daerah di Indonesia, cara ini bukan cuma lazim, tapi dianggap cara makan yang lebih "menghormati makanan".

Namun jangan coba-coba makan langsung pakai tangan di restoran mewah di Paris atau Seoul. Bisa-bisa kamu dikira nggak punya etika makan. Di sana, makan adalah sebuah ritual dan sopan santun. Kita harus menggunakan peralatan sesuai dengan makanan yang disajikan. Untuk itu  gunakanlah sendok, garpu, pisau, bahkan sumpit yang tersedia.

“Jam Karet”

Waktu/Foto: Freepik/stockking

Waktu/Foto: Freepik/stockking

Janji jam 2 tapi datang jam 2:10? Di Indonesia telat 10 menit masih dimaklumi dan bukan hal besar. Bahkan telat beberapa menit karena alasan macet dan hujan juga jadi alasan yang paling sering ditemui. Namun, jangan coba-coba datang telat di Jepang atau Swiss.

Di sana, waktu adalah bentuk penghormatan paling dasar. Telat 5 menit aja bisa dianggap tidak sopan atau bahkan merusak kepercayaan. Datang tepat waktu juga merupakan bentuk penghargaan pada diri sendiri lhoYuk, cobalah kebiasaan baru dengan datang tepat waktu ya, Beauties!

Memanggil Orang Asing dengan Sebutan “Mbak” atau “Mas”

Mengobrol/Foto: Freepik/freepik

Di Indonesia, sapaan seperti “Mbak”, “Mas”, “Pak”, atau “Bu” digunakan untuk menyapa siapa saja, bahkan orang yang tidak kita kenal. Sapaan ini menunjukkan rasa hormat, meski tidak tahu nama orang tersebut.

Namun, di negara-negara seperti Australia, Belanda, atau Swedia, memanggil orang dengan label usia atau status bisa terasa canggung. Mereka lebih suka dipanggil dengan nama langsung atau sapaan netral seperti “sir” atau “ma’am”, dan sering kali tidak menggunakan sapaan sama sekali jika tidak perlu.

Tinggal Bareng Orang Tua Setelah Nikah?

Keluarga/Foto: Freepik/freepik

Keluarga/Foto: Freepik/freepik

Banyak pasangan muda di Indonesia yang memilih tinggal bersama orang tua setelah menikah. Ada beberapa alasan yang sering ditemui seperti finansial, kenyamanan, atau kedekatan keluarga. Itu sangat wajar ditemui di sini. 

Kalau kamu cerita hal ini ke teman dari Norwegia atau Amerika, ekspresi mereka bisa berubah. Di sana, hidup mandiri setelah menikah adalah tanda kemandirian dan kedewasaan. Tinggal bareng orang tua bisa dianggap "belum move on dari rumah". Unik, ya, Beauties.

Harus Tangan Kanan, Jangan Lupa!

Menggunakan Tangan Kanan/Foto: Freepik/freepic.diller

Kita terbiasa memberi atau menerima sesuatu dengan tangan kanan. Bahkan kalau dikasih sesuatu dengan tangan kiri, bisa dianggap tidak sopan. Terutama dalam konteks formal atau dengan orang yang lebih tua.

Di luar negeri seperti Inggris atau Italia, mereka nggak terlalu peduli soal tangan mana yang digunakan asalkan tetap sopan dan senyum. Jadi apabila ada orang asing yang menggunakan tangan kiri jangan dulu di-judge tidak sopan iya, Beauties. 

Salim pada Orang yang Lebih Tua

Salam/Foto: Freepik/freepik

Salim atau mencium tangan orang lebih tua di Indonesia adalah bentuk penghormatan yang sangat mulia. Apalagi saat Lebaran. Kegiatan ini jadi momen haru dan penuh makna setiap tahunnya.

Bayangkan kalau kamu salim ke profesor di kampus Jerman atau bos di kantor Australia. Bisa-bisa mereka langsung mundur dan menjauh. Di banyak budaya Barat, kontak fisik seperti itu dianggap terlalu pribadi, bahkan bisa dianggap melanggar batas kenyamanan.

Senyum ke Orang Asing? Indonesia Banget

Senyum/Foto: Freepik/freepik

Orang Indonesia dikenal ramah. Kita gampang banget senyum ke orang, bahkan yang nggak dikenal. Ketemu di lift, di jalan, atau di halte. Senyum saat berpapasan dengan orang adalah hal biasa. 

Coba senyum ke orang asing di Rusia, Jepang, atau Korea. Kemungkinan besar, mereka nggak bales senyummu. Di sana, senyum punya makna berbeda, bukan sekadar basa-basi. Bisa-bisa kamu dianggap menggoda dan tidak sopan. 

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(dmh/dmh)
Tonton video di bawah ini ya, Beauties!

RELATED ARTICLE

BE STORIES