7 Kalimat yang Bisa Diucapkan Orang Tua kepada Anak Ketika Memutuskan Bercerai

Florence Febriani Susanto | Beautynesia
Senin, 10 Nov 2025 21:30 WIB
7 Kalimat yang Bisa Diucapkan Orang Tua kepada Anak Ketika Memutuskan Bercerai
Kalimat yang Bisa Diucapkan Orang Tua kepada Anak Ketika Memutuskan Bercerai/Foto: Freepik

Kalimat orang tua sangat berperan saat kamu harus menjelaskan keputusan besar kepada anak, terutama ketika kamu dan pasangan akhirnya memutuskan bercerai. Situasi ini mungkin penuh emosi, kebingungan, ketakutan, dan mungkin ada rasa kehilangan. Anak bisa saja bertanya-tanya dan mungkin merasa bahwa perceraian terjadi karena kesalahan mereka. Karena itu, sebagai orang tua, kamu perlu memilih kata yang hangat. 

Beauties, percakapan dengan anak saat perceraian tak berarti kamu harus memberi detail konflik. Anak membutuhkan kepastian bahwa mereka tetap dicintai. Jadi, gunakan kalimat yang pelan dan sampaikan dengan jelas. Hubungkan setiap pesan dengan kasih sayang. 

Berikut ini kalimat yang bisa digunakan orang tua untuk memberi tahu anak soal perceraian.

“Ini bukan salahmu. Kamu tidak salah.”

Perceraian Orang tua/Foto: Freepik

Saat memulai percakapan, kamu bisa duduk sejajar dengan anak. Lalu ucapkan kalimat ini dengan lembut. Karena pada momen pertama kali mendengar kabar tersebut, biasanya anak langsung menyalahkan diri sendiri. Mereka merasa menjadi penyebab pertengkaran dan berpikir bila mereka lebih baik, orang tuanya tidak akan berpisah. Oleh sebab itu, kalimat ini sangat penting untuk meluruhkan beban tersebut.

Kamu bisa melanjutkan dengan penjelasan yang singkat dan jelas. “Kami tidak sepakat dalam banyak hal. Ini bukan karena kamu.” Dengan begitu, anak paham bahwa masalahnya ada pada hubungan orang dewasa. Ini melepaskan tanggung jawab yang tidak seharusnya mereka tanggung. 

“Ayah dan Ibu tetap orang tuamu selamanya.”

Orang tua menunjukkan kasih sayang/Foto: Freepik

Setelah anak mulai mengerti bahwa perceraian bukan salah mereka, anak biasanya takut kehilangan salah satu orang tua. Karena itu, kalimat ini membantu anak memahami bahwa hubungan orang tua dan anak bersifat tetap. Kamu dapat menambahkan kata sambung seperti “meskipun”, “walaupun”, dan “tetap” untuk memberikan kelancaran pada penjelasan.

Misalnya, “Meskipun rumahnya berbeda. Walaupun jadwalnya berubah. Kami tetap orang tuamu.” Dengan cara ini, anak akan memahami bahwa ada perubahan, tapi tidak semuanya berubah karena cinta tetap ada.

Selain itu, kamu bisa menambahkan, “Kamu tetap anak kami. Kamu tetap disayang selamanya.” Kalimat seperti ini membuat anak merasa dimiliki dan dihargai. Mereka tahu bahwa tidak ada perceraian yang bisa memutus ikatan keluarga. Perubahan hanya terjadi pada hubungan orang dewasa, bukan pada cinta terhadap anak.

“Akan ada hal yang berubah. Tapi banyak hal tetap sama.”

Orangtua peduli terhadap anak/Foto: Freepik

Anak sangat terikat pada rutinitas. Karena itu, ketika rutinitas berubah, anak bisa merasa kehilangan kontrol. Maka, kamu bisa menjelaskan bahwa beberapa hal mungkin berubah, seperti jadwal bertemu atau tempat tinggal. Namun, jelaskan juga bahwa banyak hal tetap sama, misalnya sekolah, teman, dan kegiatan harian.

Kamu dapat mengatakan “Kamu tetap sekolah di tempat yang sama. Kamu tetap bertemu temanmu.” Kalimat seperti ini membuat anak merasa masih memiliki pegangan. Dengan kata sambung seperti “tetapi”, “namun”, dan “walaupun”, anak dapat memahami bahwa perubahan adalah bagian dari proses, bukan ancaman.

Penjelasan yang seimbang seperti ini dapat menjaga stabilitas emosional anak. Karena ketika anak tahu apa yang tetap sama, mereka lebih siap menerima apa yang berubah.

“Tidak apa-apa jika kamu sedih atau marah.”

Anak bersedih/Foto: Freepik

Dalam proses perceraian, anak akan melewati berbagai emosi. Mulai dari sedih, marah, kecewa, hingga bingung. Karena itu, kamu perlu memberi izin kepada anak untuk merasakannya. Jangan meminta mereka untuk “kuat”. Jangan memaksa mereka untuk “ikhlas”. Biarkan anak mengetahui bahwa semua emosi boleh muncul.

Kamu bisa menambahkan “Kamu boleh menangis. Kamu boleh marah.” Kemudian lanjutkan dengan “Kami tetap di sini untukmu.” Dengan kalimat seperti ini, anak merasa dilihat dan didengar. Emosi mereka divalidasi dan mereka tahu bahwa rumah tetap menjadi tempat aman bagi hati mereka.

“Kamu tetap bisa cerita apa saja ke Ayah dan Ibu.”

Orangtua tetap selalu ada/Foto: Freepik

Setelah perceraian, anak sering kali bingung harus bercerita ke siapa. Mereka takut ceritanya menyakiti salah satu pihak. Karena itu, memberikan izin secara langsung membantu mereka memahami bahwa hubungan komunikasi tetap berjalan. 

Kamu bisa ucapkan “Meskipun kami tinggal terpisah. Kamu tetap bisa cerita ke kami.” Dengan begitu, anak tahu bahwa kedua orang tuanya masih menjadi tempat bercerita.

Kalimat ini membantu mencegah anak menahan emosi atau rahasia. Karena komunikasi tetap terbuka, anak tidak merasa memilih salah satu pihak. Mereka tetap punya akses emosional ke dua orang tuanya.

“Hal ini berat. Tapi kita bisa melewatinya bersama.”

Orangtua mendampingi anak/Foto: Freepik

Perceraian itu proses panjang. Tidak mudah bagi kamu dan tidak mudah bagi anak. Karena itu, penting untuk menunjukkan bahwa kamu juga merasakan kesulitan, tetapi kamu tetap kuat untuk anak.

Kalimat ini menunjukkan kejujuran sekaligus keberanian. Misalnya, “Kita pelan-pelan ya. Kita belajar bersama.” Kata sambung seperti “walaupun”, “tetap”, dan “bersama” dapat memberikan rasa bahwa proses ini bukan perjalanan yang terpisah. Anak akan merasa bahwa keluarganya tetap satu tim.

Meskipun struktur rumah berubah, rasa kebersamaan tetap ada. Anak tidak merasa menjadi penonton dalam perubahan besar ini. Mereka merasa menjadi bagian dalam proses penyembuhan.

“Ayah dan Ibu akan selalu mencintaimu.”

Keluarga yang hancur/Foto: Freepik

Cinta adalah hal yang harus paling sering diulang. Anak mungkin paham bahwa rumah berubah, tetapi mereka perlu tahu bahwa cinta tidak berubah. Kamu bisa menambahkan kalimat “Cinta kami tidak hilang.”

Kalimat ini sangat kuat. Kata sambung seperti “selalu”, “meskipun”, atau “walaupun” membuat pesan semakin menegaskan kestabilan cinta. Cinta adalah jangkar emosional yang membantu anak melalui masa sulit ini. Ketika anak yakin dicintai, mereka dapat melewati proses ini dengan lebih kuat dan lebih stabil secara emosi.

Beauties, percakapan ini mungkin terasa berat untukmu. Namun, pilihan kata menentukan cara anak melihat situasi ini. Kata yang lembut bisa membuat proses ini lebih ringan. 

Walaupun hubungan sebagai pasangan berakhir, hubungan sebagai orang tua tidak selesai. Kamu tetap rumah bagi anakmu. Ingat, kalimat yang kamu pilih akan melekat di ingatan anak seumur hidup.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE