5 Tanda Orang yang Sulit Dipercaya Menurut Psikologi

Gayuh Tri Pinjungwati | Beautynesia
Selasa, 02 Dec 2025 11:30 WIB
5 Tanda Orang yang Sulit Dipercaya Menurut Psikologi
Tanda Orang yang Sulit Dipercaya Menurut Psikolog/Foto: Freepik.com/Lookstudio

Beauties, dalam hidup ini kita sering berhadapan dengan banyak tipe orang, dan salah satu yang paling tricky adalah mereka yang ternyata nggak bisa dipercaya, baik dalam urusan perasaan, pekerjaan, maupun persahabatan. Kadang mereka datang dengan penampilan yang terlihat meyakinkan, terlihat begitu ramah, hangat, penuh perhatian, tapi perilakunya pelan-pelan menunjukkan sisi yang membuat kita harus hati-hati.

Orang yang tidak bisa dipercaya biasanya punya pola bercerita yang berubah-ubah, di mana setiap kali kamu mendengarkan kisah mereka, selalu ada detail baru yang dimunculkan atau bagian lama yang tiba-tiba hilang. Hal ini membuat kamu bingung apakah mereka memang tidak konsisten atau sengaja menciptakan versi yang berbeda-beda untuk membuat diri mereka terlihat baik. Di awal kamu mungkin menganggap ini hanya masalah lupa, tapi ketika pola ini berulang, itu bisa jadi tanda bahwa mereka sulit berkata jujur dan lebih mengutamakan manipulasi daripada transparansi.

Untuk kamu yang sedang belajar melindungi diri dan membangun relasi yang sehat, mengenali tanda-tandanya bisa jadi langkah penting supaya kamu nggak terjebak dalam hubungan yang bikin capek hati atau bahkan merugikan diri sendiri, seperti yang telah dilansir dari Your Tango berikut ini.

1. Sering Menyembunyikan Kebenaran

Sering Menyembunyikan Kebenaran/Foto: Pexels.com/ Chuchuphinh

Orang yang tidak bisa dipercaya memang punya kecenderungan untuk menyembunyikan kebenaran, bukan hanya karena mereka ingin terlihat baik, tetapi juga karena mereka terbiasa mengolah cerita sesuai kebutuhan mereka. Mereka sering memilih memberi informasi setengah-setengah, membuatmu hanya mengetahui bagian kecil dari kebenaran sementara sisanya sengaja ditutup rapat agar kamu tidak melihat sisi yang mereka anggap merugikan dirinya.

Sebuah studi dalam Journal of Research in Personality mencatat bahwa menjadi rentan merupakan bagian dari sifat dapat dipercaya. Studi tersebut menemukan bahwa ada tiga bagian dalam mempercayai orang, pertama tindakan mempercayai, yang didefinisikan oleh para peneliti sebagai "perilaku yang menunjukkan ketergantungan pada orang lain". Kedua keyakinan mempercayai, yang merupakan persepsi tentang sifat dapat dipercaya dan yang ketiga niat mempercayai, yang merupakan kesediaan untuk menunjukkan kerentanan.

Ketika seseorang tidak terbuka atau jujur, hampir mustahil untuk mempercayainya. Seseorang yang menyimpan rahasia biasanya tidak mempercayai orang lain, dan ketidakmampuan mereka untuk bersikap rentan menunjukkan bahwa mereka juga tidak dapat dipercaya sepenuhnya.

2. Kerap Melebih-lebihkan

Kerap Melebih-lebihkan/Foto: Pexels.com/ Man

Salah satu bagian tak terpisahkan dari memercayai seseorang adalah meyakini bahwa apa yang mereka katakan itu benar. Orang yang melebih-lebihkan cenderung mengubah detail atau mengarang cerita agar terlihat lebih menarik atau memikat orang yang ingin mereka buat terkesan, sehingga membuat mereka tidak dapat dipercaya.

Menurut sebuah studi dari Personality and Social Psychology Bulletin, kepercayaan dapat didefinisikan sebagai ekspektasi bahwa janji atau pernyataan orang lain dapat diandalkan. Studi tersebut mencatat bahwa orang yang dapat dipercaya dianggap memiliki standar moral yang tinggi, yang berarti mereka jujur ​​dan memiliki niat positif terhadap orang lain.

Studi tersebut juga melaporkan bahwa kepercayaan memiliki dampak besar pada hubungan interpersonal. Orang yang dapat dipercaya memiliki lebih banyak kesuksesan sosial daripada orang yang tidak dapat dipercaya, yang menunjukkan bahwa melebih-lebihkan untuk memenangkan hati orang justru memiliki efek sebaliknya. Sulit untuk memercayai seseorang jika kamu tidak tahu apakah mereka melebih-lebihkan kebenaran atau tidak.

3. Tidak Menunjukkan Penyesalan

Tidak Menunjukkan Penyesalan/Foto: Pexels.com/ Mh

Membuat kesalahan adalah bagian yang tak terhindarkan dari menjalin hubungan, tapi berfokus pada perbaikan sangat penting untuk menjaga hubungan tersebut tetap kuat dan sehat. Seseorang yang tidak merasa bersalah setelah menyakiti orang lain umumnya adalah orang yang tidak dapat dipercaya.

Menurut penelitian studi dari Jurnal Kepribadian dan Psikologi Sosial, kecenderungan seseorang untuk merasa bersalah merupakan indikator kuat seberapa dapat dipercaya mereka. Orang yang merasa bersalah ketika melakukan kesalahan cenderung menghindari perilaku yang merugikan, karena rasa bersalah adalah emosi yang tidak nyaman.

Rasa bersalah juga merupakan faktor pendorong untuk memperbaiki diri dan meminta maaf. Sebaliknya, orang yang tidak dapat dipercaya merasa sedikit atau bahkan tidak merasa bersalah atas kesalahan yang telah mereka lakukan. Sehingga kecil kemungkinan mereka akan mencoba memperbaiki perilaku mereka di masa mendatang.

4. Egois

Egois/Foto: Pexels.com/ Min An

Seseorang yang sangat tidak dapat dipercaya begitu mementingkan diri sendiri sehingga mereka sengaja mengabaikan kebutuhan orang lain. Menetapkan batasan dan memenuhi kebutuhan sendiri merupakan tindakan penting untuk merawat diri sendiri, namun orang yang tidak mau atau tidak mampu mempertimbangkan bagaimana perilaku mereka memengaruhi orang lain biasanya tidak dapat dipercaya.

Sebuah studi tahun 2022 dari Personality and Individual Differences menunjukkan bahwa orang yang dapat dipercaya mengutamakan kepentingan pribadi di atas kepentingan orang lain. Sifat ini sangat penting bagi orang-orang yang memegang peran kepemimpinan, karena menunjukkan bahwa mereka peduli dengan kebutuhan karyawan mereka.

Seorang pemimpin yang dapat dipercaya berfokus pada apa yang dapat mereka lakukan untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawan mereka. Mereka mendengarkan masukan dan menerapkannya dalam lingkungan kerja. Mereka transparan tentang keputusan mereka karena mereka benar-benar peduli dengan orang lain. Orang yang tidak dapat dipercaya tidak dapat melihat melampaui perspektif mereka sendiri, yang berarti mereka memprioritaskan diri mereka sendiri daripada orang lain.

5. Bereaksi Berlebihan saat Menghadapi Konflik

Bereaksi Berlebihan saat Menghadapi Konflik/Foto: Pexels.com/ Doci

Orang yang tidak dapat dipercaya cenderung bereaksi berlebihan dalam situasi tegang. Mereka kesulitan mengatur emosi, yang berarti intensitas respons mereka tidak sesuai dengan konflik yang sedang dihadapi.

Ketika orang yang tidak dapat dipercaya dihadapkan tentang perilakunya yang tidak konsisten atau menyakitkan, mereka sering bereaksi dengan amarah yang meledak-ledak, alih-alih memproses situasi melalui percakapan yang tenang. Sebagaimana ditunjukkan oleh penelitian dari Journal of Medicine and Life, dengan bereaksi dengan amarah, mereka menempatkan diri pada risiko mengembangkan masalah kesehatan emosional atau fisik, serta meningkatkan situasi menjadi kekerasan.

Bersikap reaktif secara emosional sering kali menunjukkan bahwa seseorang tidak tahu bagaimana menangani perasaannya sendiri. Ketidakmampuan mereka untuk merefleksikan diri berarti mereka tidak memahami akar penyebab kemarahan atau perasaan besar yang mereka tunjukkan ketika menghadapi konflik.

Pada akhirnya, menjaga jarak dari orang yang tidak bisa dipercaya bukan berarti kamu keras hati, tapi tanda kamu sayang pada dirimu sendiri. Memilih lingkungan yang aman secara emosional adalah bentuk self-love yang penting, apalagi di usia dewasa. Jangan ragu untuk memberi batas. Kamu berhak punya hubungan yang jujur, tulus, dan stabil, Beauties.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE