5 Kebiasaan Orang yang Menyesal dengan Pilihan Hidupnya
Setiap orang pernah mengambil keputusan yang ternyata tidak sejalan dengan harapan. Namun, ada perbedaan antara mereka yang belajar dari kesalahan dan mereka yang terus terjebak dalam penyesalan.
Kebiasaan orang yang menyesal dengan pilihan hidupnya biasanya akan membuat mereka sulit melangkah maju. Penyesalan hidup seseorang tersebut bukan hanya menghambat pertumbuhan pribadi, tetapi juga membuat hidup terasa stagnan dan penuh beban emosional. Kalau kamu merasa pernah berada di fase itu, penting untuk mengenali ciri-ciri orang menyesal dengan pilihannya berdasarkan artikel yang dilansir dari Your Tango berikut.
Meremehkan Pencapaian Diri Sendiri
![]() Kebiasaan orang yang menyesal dengan pilihan hidupnya sering tampak dari caranya meremehkan pencapaian sendiri/Foto: Freepik/katemangostar |
Orang yang diam-diam menyesali jalan hidupnya cenderung mengecilkan arti dari pencapaian yang telah mereka raih, seolah-olah keberhasilan itu tidak layak dirayakan. Hal itu terjadi bukan karena mereka rendah hati, tetapi karena ada jarak emosional antara diri mereka dan bentuk kesuksesan yang ternyata tidak menghadirkan rasa puas.
Dalam diri mereka, sering tumbuh narasi batin yang merendahkan diri. Seiring waktu, kebiasaan ini akan mengakar hingga akhirnya yang terjadi bukan hanya mereka yang tidak percaya pada nilainya sendiri, tetapi juga orang lain akhirnya berasumsi bahwa hidup orang tersebut ternyata tidak sesukses yang sebenarnya.
Mengalihkan Percakapan dari Topik tentang Pencapaian Hidup
Menghindari percakapan tentang pencapaian hidup sering kali menjadi kebiasaan orang yang menyesal atas pilihan masa lalunya/Foto: Unsplash/Vitaly Gariev
Beberapa orang secara sadar menghindari percakapan tentang pencapaian hidup seperti pernikahan, memiliki anak, atau kemajuan karier. Setiap kali topik itu muncul, mereka dengan halus mengalihkan arah pembicaraan. Bukan karena mereka tidak punya cerita untuk dibagikan, tetapi karena hal-hal semacam itu sering membangkitkan rasa membandingkan diri atau ingatan tentang kegagalan yang pernah mereka rasakan.
Berdasarkan social comparison theory, individu yang merasa tertinggal dari lingkungannya cenderung menghindari diskusi yang menonjolkan perbedaan tersebut, terutama ketika berada di tengah kelompok. Jadi, sikap mereka bukan bentuk tertutup atau enggan berbagi, melainkan cara halus untuk melindungi diri dari perasaan menyesal yang mungkin kembali muncul.
Sering Mengucapkan Komentar Bernada Perandaian
Ungkapan bernada perandaian sering kali menjadi ciri orang menyesal dengan pilihannya di masa lalu/Foto: Freepik/DC Studio
Orang yang sering berkata “seandainya saja” atau “bagaimana jika” biasanya sedang berusaha berdamai dengan masa lalu yang belum mereka terima sepenuhnya. Hal itu membuat ungkapan bernada perandaian itu sering kali muncul secara spontan, bahkan dalam percakapan ringan.
Menurut psikolog Neal Roese, kebiasaan ini berkaitan dengan counterfactual thinking—kecenderungan otak untuk membayangkan versi alternatif dari peristiwa masa lalu. Meskipun tampak sepele, pola berpikir seperti ini dapat menimbulkan tekanan emosional jangka panjang, karena seseorang terus memutar ulang penyesalan tanpa disadari seolah terperangkap dalam bayangan dari keputusan yang sudah berlalu.
Berinvestasi Secara Berlebihan Pada Kesuksesan Orang Lain
Ciri orang menyesal dengan pilihannya dalam hidup sering terlihat dari kecenderungan menumpahkan harapan pada kesuksesan orang lain/Foto: Freepik/prostooleh
Mereka yang memendam penyesalan yang belum terselesaikan sering kali terlalu berinvestasi pada keberhasilan orang lain—entah itu pasangan, anak, atau teman dekat. Ambisi pribadi yang tak pernah tercapai dialihkan ke dalam tujuan dan impian orang lain, seolah-olah membantu mereka menjadi bentuk pengabdian yang tulus.
Namun, di balik sikap yang tampak penuh kasih itu, tersembunyi kebutuhan untuk merasakan pencapaian secara tidak langsung, melalui kehidupan orang lain. Akibatnya, mereka mencari makna dan kebanggaan dari keberhasilan orang di sekitar mereka, sementara pertumbuhan diri mereka sendiri justru terabaikan.
Sulit Menikmati Momen Saat Ini
Ciri orang menyesal dengan pilihannya di masa lalu terlihat dari kesulitan mereka menikmati momen saat ini/Foto: Unsplash/Anthony Tran
Bagi orang yang memiliki penyesalan dalam hidup, menikmati momen saat ini bukanlah hal yang mudah. Mereka kerap tampak tidak sepenuhnya hadir—pikiran melayang ke masa depan yang belum tiba atau terjebak pada kenangan masa lalu.
Penelitian tentang mindfulness oleh psikolog Harvard, Killingsworth dan Gilbert, menunjukkan bahwa kebiasaan memikirkan hal di luar masa kini dapat menurunkan tingkat kebahagiaan secara signifikan. Sementara itu, bagi mereka yang masih dibayangi penyesalan, waktu sekarang sering kali terasa seperti luka terbuka. Bagi mereka, masa kini sering kali terasa seperti pengingat tentang apa yang bisa saja terjadi alih-alih sesuatu yang layak untuk dijalani dengan sepenuh hati.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!
