5 Kebiasaan Orang Tua untuk Membuat Anak Jadi Tangguh dan Cerdas Menurut Psikolog Harvard
Ada berbagai hal yang dilakukan orang tua bisa menjadi contoh bagi anak. Jika ingin anak meniru perbuatan yang baik, maka orang tua juga perlu menunjukkan hal-hal positif agar anak hanya meniru hal-hal baik yang dilihat mereka.
Melansir dari CNBC Make It, beberapa kebiasaan juga bisa membantu anak tumbuh menjadi anak yang tangguh dan cerdas.
Hal ini turut dijelaskan oleh Lisa Fieldman Barret, Ph.D, seorang ahli saraf, psikolog, sekaligus penulis buku yang juga merupakan profesor terhormat di Northeastern University dengan jabatan di Harvard Medical School dan Massachusetts General Hospital.
Simak penjelasannya berikut ini, Beauties!
1. Mengobrol dan Bacakan Buku
Membaca buku bersama anak/ Foto: freepik.com/freepik
Kebiasaan untuk membuat anak menjadi tangguh dan cerdas di antaranya mengobrol dan membacakan buku untuk anak.
Saat anak baru berusia beberapa bulan, otak mereka membangun fondasi saraf untuk pembelajaran selanjutnya. Oleh karena itu, makin banyak kata yang mereka dengar saat orang tua mengajak anak mengobrol atau membaca buku, maka makin besar ‘pemahaman’ dan kosakata yang akan dimengerti.
2. Menjelaskan Banyak Hal
Menjelaskan banyak hal kepada anak/ Foto: freepik.com/freepik
Ada kalanya orang tua mungkin lelah ketika anak terus-menerus bertanya, “Mengapa?”. Namun, ketika orang tua menjelaskan suatu hal kepada anak, hal tersebut bisa membantu otak bekerja lebih efisien dan membuat anak mengetahui hal-hal baru dan unik.
Misalnya saat anak bertanya mengapa ia tidak boleh makan semua kue sekaligus, orang tua bisa menjelaskan perlahan bahwa hal tersebut bisa berpengaruh pada kesehatan alih-alih ‘melarang’ anak makan kue tanpa alasan yang jelas.
Dengan memberikan alasan jelas pada suatu hal, anak-anak akan belajar memahami konsekuensi dari perbuatan mereka, sekaligus menumbuhkan rasa empati.
3. Beri Kebebasan
Memberi kebebasan pada anak/ Foto: Freepik.com/EyeEm
Beauties, anak-anak pada dasarnya senang mencoba berbagai hal seorang diri tanpa bantuan orang tua, misalnya saat menyusun puzzle atau memilih pakaian.
Hal ini merupakan tahapan yang baik karena bisa mengembangkan rasa kebebasan berekspresi pada anak. Bahkan saat anak melakukan tindakan yang terlihat seperti perilaku buruk pun bisa jadi merupakan upaya anak untuk memahami dampaknya terhadap dunia.
Misalnya saat anak dua tahun melempar mainan ke lantai dan menunggu orang tua untuk mengambilnya. Kemungkinan besar, ia sedang mempelajari sesuatu tentang fisika gravitasi. Ia juga belajar bahwa tindakannya berdampak pada dunia di sekitarnya. Jadi, ambillah mainannya dan biarkan si anak mencoba lagi.
Namun, orang tua juga perlu mengetahui kapan harus turun tangan atau kapan harus mundur. Selain memberikan kebebasan pada anak, orang tua juga harus menetapkan batasan yang aman.
Ada kalanya, orang tua perlu membiarkan anak belajar berjuang sendiri untuk membangun ketahanan dan memahami konsekuensi dari tindakan mereka.
4. Beri Contoh yang Baik
Ilustrasi memasak dengan anak/ Foto: pexels.com/MikhailNilov
Untuk menumbuhkan anak menjadi sosok yang teguh dan cerdas, orang tua perlu memberikan contoh yang baik agar anak meniru hal-hal baik, Beauties.
Hal tersebut karena anak-anak belajar secara alami dengan menonton, bermain, dan meniru orang dewasa. Ini juga menjadi cara belajar yang efisien serta memberi anak rasa ingin mengetahui.
Oleh karena itu, orang tua bisa menerapkan kebiasaan atau melakukan hal-hal baik di depan anak yang bisa mendorong rasa ingin tahu anak seperti membersihkan rumah, memasak, membaca buku, atau berkebun sekaligus melibatkan anak dalam kegiatan tersebut.
5. Memperkenalkan dengan Keragaman
Ilustrasi orang tua dan anak/ Foto: freepik.com/freepik
Orang tua juga bisa memperkenalkan anak pada keragaman sebanyak mungkin, terutama saat anak mereka masih bayi.
Selain mempertemukan anak dengan keluarga terdekat seperti kakek-nenek atau paman-bibi, anak-anak sebaiknya diperkenalkan juga dengan orang-orang atau lingkungan baru.
Menurut penelitian, bayi yang berinteraksi secara teratur dengan penutur bahasa yang berbeda dapat mempertahankan struktur otak penting yang membantu mereka mempelajari bahasa lain di masa mendatang, Beauties.
Selain itu, bayi yang melihat banyak wajah yang berbeda dapat membentuk diri mereka sendiri untuk lebih baik membedakan dan mengingat lebih banyak keragaman wajah di kemudian hari.
---
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!