5 Cara Mengelola Toxic Positivity di Tempat Kerja, Mental Lebih Sehat!

Budi Rahmah Panjaitan | Beautynesia
Rabu, 29 Oct 2025 11:00 WIB
5 Cara Mengelola Toxic Positivity di Tempat Kerja, Mental Lebih Sehat!
5 Cara Mengelola Toxic Positivity di Tempat Kerja, Mental Lebih Sehat! Foto: Freepik.com/freepik

Beauties mungkin sepakat bahwa sikap positif di lingkungan kerja memang penting untuk menjaga semangat dan produktivitas. Namun, jika “harus selalu positif” menjadi tekanan tersendiri dan membuat kita menekan emosi negatif, maka itu bisa mendatangkan toxic positivity.

Alih-alih membantu, keadaan ini justru akan menciptakan lingkungan kerja yang tidak sehat, di mana rasa kebebasan untuk mengekspresikan perasaan menjadi hilang. Agar kita bisa mengelolanya lebih bijak, berikut beberapa cara yang bisa dilakukan.

1. Kenali Emosi dengan Jujur

Kenali emosi/ Foto: Freepik.com/stockking
Kenali emosi/ Foto: Freepik.com/stockking

Cara pertama ini dikenal sebagai emotional agility atau kelincahan emosional. Mulailah dengan mengenali dan menerima emosi dengan jujur, baik itu positif maupun negatif. Jangan buru-buru menolak perasaan tidak nyaman, sebab, setiap emosi membawa pesan penting. Beauties bisa mencoba mempraktikkannya dengan memberi waktu dan tidak menghakimi perasaan ketika merasa stres ataupun kecewa. Sementara, jika ada teman kerja yang sedang mengeluh, coba dengarkan saja dulu sebelum memberi respon.

2. Bangun Empati

Bangum empati/ Foto: Freepik.com/tirachardz

Bangum empati. Jangan terburu-buru ingin memberi solusi cepat./ Foto: Freepik.com/tirachardz

Mengutip Science of people, Sadar atau tidak, toxic positivity sering muncul dari ketidaknyamanan kita dalam menghadapi emosi negatif orang lain. Untuk menghindarinya, belajarlah mendengarkan dengan empati. Jangan terburu-buru ingin memberi solusi cepat.

Alih-alih mengatakan “sudahlah, kamu pasti bisa kok!” coba Ganti dengan “terima kasih sudah jujur, bagian mana yang paling sulit untukmu?”. Memahami tanpa menghakimi adalah kunci untuk menunjukkan empati. Dengan begitu, rekan kerja bisa merasa dihargai dan didengarkan.

3. Beri Ruang untuk Istirahat

Ruang istirahat/ Foto: Freepik.com/lifeforstock

Ruang istirahat. Beri jeda agar bisa bekerja optimal./ Foto: Freepik.com/lifeforstock

Dorongan untuk produktif di dunia pekerjaan adalah hal yang lumrah. Namun, jangan lupakan pentingnya jeda untuk istirahat memulihkan fisik dan mental. Momen istirahat dapat meningkatkan fokus dan kreativitas. Layaknya sebuah adonan roti yang perlu dibiarkan beberapa saat untuk “mengembang”, otak kita juga butuh jeda agar bisa bekerja secara optimal. Oleh karenanya, saat mulai merasa kewalahan, jangan paksakan diri untuk terus “positif”. Tarik napas panjang dan beristirahatlah.

4. Kurangi Memberi Nasihat

Kurangi nasihat/ Foto: Freepik.com/dcstudio

Kurangi nasihat. Bentuk komunikasi menjadi lebih sehat dan penuh rasa saling menghormati./ Foto: Freepik.com/dcstudio

Niat baik memberi semangat dapat berubah menjadi bentuk kecil dari toxic positivity. Ingat, tidak semua orang yang curhat ingin disemangati. Lagi-lagi, kebanyakan dari mereka sebenarnya hanya ingin didengarkan. Ketika ada yang curhat, coba katakan “bagaimana perasaanmu?, apa yang bisa aku bantu?”. Dengan begitu, komunikasi menjadi lebih sehat dan penuh rasa saling menghormati.

5. Kejar Makna

Kejar makna/ Foto: Freepik.com/pressfoto

Kejar makna. Belajar menerima naik turunnya emosi sebagai bagian alami dari perjalanan professional, bukan sesuatu yang harus dihindari./ Foto: Freepik.com/pressfoto

Apa maksudnya “kejar makna”? Nah, kejar makna di sini merujuk pada mengutamakan dampak daripada kebahagiaan semu. Tempat kerja tidak selamanya nyaman. Namun, pernahkah kita bertanya pada diri sendiri, “apa makna yang bisa aku temukan dari pekerjaan ini?”. Dengan begitu, kita belajar menerima naik turunnya emosi sebagai bagian alami dari perjalanan professional, bukan sesuatu yang harus dihindari.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(dmh/dmh)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE