5 Alasan Mengapa Orangtua Kerap Emosi saat Anak Sering Berulah

Gayuh Tri Pinjungwati | Beautynesia
Sabtu, 28 Jun 2025 19:30 WIB
5 Alasan Mengapa Orangtua Kerap Emosi saat Anak Sering Berulah
5 Alasan Mengapa Orangtua Kerap Emosi saat Anak Sering Berulah/Foto: Freepik/@freepik

Buat kamu yang udah menjadi seorang ibu atau mungkin sedang dalam masa mendampingi keponakan atau adik kecil, pasti pernah ada momen di mana anak bikin ulah dan kamu langsung meledak alias emosi langsung memuncak.

Entah itu karena mereka nggak mau makan, membuat rumah berantakan padahal baru dibersihkan, atau tantrum di tempat umum. Dan setelah marah, muncul rasa bersalah, “Kenapa tadi aku semarah itu, ya?”

Melansir dari BubHub, ada banyak orangtua sering emosi ketika anak membuat ulah. Sebenarnya ini adalah hal yang wajar, bisa saja orangtua lelah secara fisik ketika anak sedang berulah, karenanya emosi sulit dikendalikan.

Nah, daripada bertanya-tanya, kita bahas langsung, yuk, alasan kenapa orangtua lebih gampang memarahi anak ketika anak sedang membuat ulah. 

1. Kelelahan Fisik dan Mental

Kelelahan Fisik dan Mental/Foto: Freepik.com/ Freepik

Kelelahan Fisik dan Mental/Foto: Freepik.com/ Freepik

Salah satu penyebab paling umum kenapa emosi mudah tersulut adalah karena kelelahan. Bangun pagi, menyiapkan kebutuhan rumah tangga, bekerja, belum lagi urusan domestik yang nggak ada habisnya, semuanya menguras energi. Saat tubuh sudah lelah, kesabaran jadi ikut menipis. Dan ketika anak mulai berulah, reaksi spontan yang muncul sering kali adalah emosi.

2. Ekspektasi Terlalu Tinggi

Ekspektasi Terlalu Tinggi/Foto: Freepik.com/ stockking

Tanpa disadari, orangtua kadang berharap anak bisa langsung mengerti apa yang benar dan salah, atau bisa bersikap tenang sesuai permintaan. Padahal, anak masih dalam proses belajar dan bereksplorasi. Ketika ekspektasi tak sesuai dengan kenyataan, muncul rasa kecewa yang kemudian meledak dalam bentuk kemarahan.

3. Kurangnya Waktu untuk Diri Sendiri

Kurangnya Waktu untuk Diri Sendiri/Foto:Freepik.com/ Kroshka__nastya

Banyak orangtua, terutama ibu, merasa kehilangan me time setelah memiliki anak. Waktu yang dulu bisa digunakan untuk istirahat atau melakukan hal-hal yang disukai, kini terisi penuh dengan kebutuhan anak. Jika kebutuhan diri sendiri terus-menerus diabaikan, stres pun menumpuk dan jadi lebih mudah meledak.

4. Tekanan Sosial dan Rasa Takut Dinilai

Tekanan Sosial dan Rasa Takut Dinilai/Foto: Freepik.com/Freepik

Saat anak rewel di tempat umum atau menunjukkan perilaku yang tidak sesuai norma, orangtua sering merasa malu atau takut dihakimi. Tekanan ini membuat reaksi menjadi lebih emosional karena ada rasa ingin mengontrol situasi secepat mungkin agar tak makin memalukan.

5. Pengaruh Pola Asuh yang Diterima Dulu

Pengaruh Pola Asuh yang Diterima Dulu/Foto: Pexels.com/Снежана Снежана

Banyak dari kita dibesarkan dengan pola asuh yang keras. Tanpa sadar, pola ini tertanam dan muncul kembali saat kita sendiri menjadi orangtua. Jadi, ketika anak melakukan sesuatu yang dulu dianggap nakal, kita cenderung bereaksi dengan cara yang sama seperti yang kita terima dulu.

Lalu, Apa yang Bisa Dilakukan?

Pertama, maafkan diri sendiri. Orangtua juga manusia. Yang penting adalah terus belajar memahami diri dan anak. Ambil waktu sejenak untuk tarik napas, tenangkan pikiran, atau minta bantuan pasangan untuk berbagi peran.

Kedua, sadarilah bahwa anak berulah bukan berarti mereka berniat membuat kita kesal. Mereka sedang belajar memahami dunia, dan kita, orang tua, adalah panduan utamanya.

Dengan memahami penyebab di balik emosi yang mudah tersulut, kita bisa lebih bijak merespons dan membangun hubungan yang lebih hangat dengan si kecil. Ingat, jadi orangtua itu proses, bukan perlombaan.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Tonton video di bawah ini ya, Beauties!

RELATED ARTICLE

BE STORIES