
5 Alasan Mengapa Batasan Usia di Lowongan Kerja Termasuk Bentuk Diskriminasi

Diskriminasi usia dalam perekrutan dan perekrutan merupakan isu umum yang memengaruhi pencari kerja yang lebih tua maupun yang lebih muda. Diskriminasi ini terjadi ketika pemberi kerja membuat keputusan yang bias berdasarkan usia, yang mengakibatkan kandidat yang memenuhi syarat diabaikan atau diperlakukan tidak adil selama proses perekrutan.
Berikut ini adalah bentuk-bentuk diskriminasi usia dalam proses perekrutan dan mengapa batasan usia di lowongan kerja merupakan suatu bentuk diskriminasi. Simak!
1. Asumsi yang Bias
Asumsi yang bias/Foto: Pexels/Timur Weber
Dilansir dari skillfuel, pemberi kerja mungkin memiliki stereotip dan asumsi tentang kemampuan, keterampilan, dan karakteristik kandidat berdasarkan usia mereka. Bias ini dapat menyebabkan diskriminasi pada individu yang tidak memenuhi syarat yang bisa dipertimbangkan.
2. Perusahaan Selalu Memilih Lulusan Baru
Perusahaan selalu memilih lulusan baru/Foto: Pexels/RDNE
Diskriminasi usia dapat dimulai dengan bahasa yang digunakan dalam pengembangan portal pekerjaan. Pemberi kerja mungkin menggunakan istilah seperti "lulusan baru".
Cara seperti ini tanpa sengaja dapat mengesampingkan orang yang lebih tua untuk melamar meskipun memiliki keterampilan dan pengalaman yang relevan. Selain itu, lulusan baru dianggap bersedia dibayar berapa pun dan tidak memberi standar gaji yang tinggi. Sebab, yang terpenting bagi mereka adalah pengalaman kerja.
Selama tahap awal proses perekrutan, bias usia yang tidak disadari dapat terjadi. Perekrut dan manajer perekrutan mungkin secara tidak sadar lebih mengutamakan kandidat dari kelompok usia tertentu, mengabaikan kualifikasi dan potensi kandidat yang berada di luar rentang tersebut.
3. Melakukan Bias Wawancara
Melakukan bias wawancara/Foto: Pexels/Tima Mirosnichenko
Bias usia dalam perekrutan dapat terwujud selama wawancara melalui isyarat, pertanyaan, atau asumsi yang dibuat oleh pewawancara. Misalnya, menanyakan kandidat yang lebih tua tentang rencana pensiun mereka atau menganggap kandidat yang lebih muda kurang berpengalaman dapat menjadi bentuk diskriminasi usia.
4. Evaluasi Keterampilan dan Pengalaman
Evaluasi keterampilan dan pengalaman/Foto: Pexels/Mikhail Nilov
Pemberi kerja mungkin memprioritaskan tahun pengalaman daripada keterampilan dan kualifikasi kandidat yang sebenarnya, yang mengarah pada pengecualian terhadap kandidat yang lebih muda yang mungkin memiliki keterampilan dan potensi yang relevan.
Demikian pula, kandidat yang lebih tua mungkin menghadapi skeptisisme mengenai kemampuan mereka untuk beradaptasi dengan teknologi baru atau mempelajari keterampilan baru.
5. Berasumsi Mengenai Ekspektasi Gaji Pelamar
Berasumsi mengenai ekspektasi gaji pelamar/Foto: Pexels/Yankrukov
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, perekrut atau pemberi kerja mungkin berasumsi bahwa kandidat yang lebih tua menuntut gaji yang lebih tinggi karena pengalaman mereka, sehingga aspek lain kurang dipertimbangkan untuk menjadi alasan perekrutan.
Sebaliknya, kandidat yang lebih muda mungkin lebih mau tawaran gaji yang lebih rendah berdasarkan asumsi kurangnya pengalaman.
Mengapa Pekerja yang Lebih Tua Potensial Menjadi Aset Perusahaan
Mengapa pekerja yang lebih tua potensial menjadi aset perusahaan/Foto: Pexels/Tima Miroshnicenko
Mengutip dari LinkedIn, pengusaha yang mendukung keberagaman usia pekerjanya, alias mempekerjakan karyawan dan karyawati muda dinilai bisa memperoleh banyak keuntungan. Di antaranya, pekerja yang lebih tua dapat membawa wawasan yang berharga dan sudah lebih banyak memiliki pengetahuan tentang dunia kerja dan kegiatan korporasi.
Mereka lebih bisa menunjukkan loyalitas yang tinggi sehingga mengurangi biaya pergantian karyawan. Pengalaman mereka dapat membantu perusahaan membangun dan menjalin kolaborasi lintas generasi. Pun, kemampuan mereka dapat menjembatani keterampilan.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!