4 Kalimat Positif yang Diucap Orang Tua untuk Bantu Anak Raih Kesuksesan di Masa Depan

Dimitrie Hardjo | Beautynesia
Minggu, 14 Dec 2025 20:30 WIB
4 Kalimat Positif yang Diucap Orang Tua untuk Bantu Anak Raih Kesuksesan di Masa Depan
4 Kalimat Positif yang Diucap Orang Tua untuk Bantu Anak Raih Kesuksesan di Masa Depan/ Foto: Pexels.com/Ketut Subianto

Sebagai pengasuh utama, orang tua memiliki peranan sangat penting dalam mendidik anak-anaknya. Bukan cuma sekadar menafkahi dan mencukupi kebutuhan, tapi cara mendidik, termasuk dalam bertutur kata, akan membentuk karakter sang anak di masa depan.

Oleh karena itu, sejak kecil anak perlu mendengar pernyataan-pernyataan positif yang akan menguatkan mereka selama menjalani hidupnya sendiri. Erika Katz, seorang ahli parenting dan penulis "Coach Parenting", menyampaikan kepada CNBC Make It bahwa menyikapi anak dengan empati dan kebaikan akan membantu mengurangi kecemasan, keraguan diri, dan rendahnya harga diri seiring pertumbuhan mereka, tambahnya. Dengan begitu, mereka bisa meraih kesuksesan di kemudian hari.

Ia kemudian menyarankan beberapa kalimat positif dengan pendekatan empati yang bisa diucapkan orang tua dalam sejumlah kasus.

1. Saat Anak Mengerjakan Sesuatu tapi Tidak Menyelesaikannya

Ketika anak mengerjakan sesuatu tapi tidak tuntas. Orang tua bisa ucap kalimat ajakan untuk menyelesaikannya bersama.

Ketika anak mengerjakan sesuatu tapi tidak tuntas. Orang tua bisa ucap kalimat ajakan untuk menyelesaikannya bersama./ Foto: Pexels.com/Ketut Subianto

Pernah nggak sih kamu mengamati seorang anak sudah mulai mengerjakan sesuatu, seperti merapikan mainannya sendiri, tapi tidak menyelesaikannya sampai tuntas? Sisa mainan yang berserakan kemudian dirapikan oleh orang tua. Saat menghadapi kasus seperti ini, orang tua bisa ucapkan pada anak kalimat seperti, “Kamu berhasil menyelesaikan [apa yang sang anak selesaikan] dengan baik. Kenapa kita tidak menyelesaikan [pekerjaan yang perlu diselesaikan] juga?”

2. Saat Anak Menunjukkan Sifat Agresif

Ketika anak bersifat agresif. Orang tua bisa memvalidasi perasaan anak, mengarahkan perilaku negatif yang anak tunjukkan bukan cara tepat untuk mengekspresikan perasaannya.

Ketika anak bersifat agresif. Orang tua bisa memvalidasi perasaan anak, mengarahkan perilaku negatif yang anak tunjukkan bukan cara tepat untuk mengekspresikan perasaannya./ Foto: Pexels.com/RDNE Stock Project

Apa yang harus dilakukan saat anak bersifat agresif, seperti marah, tantrum, hingga main fisik seperti memukul atau menendang? Ketika menghadapi anak seperti ini, diam saja dan membiarkan anak hingga tenang sendiri bukan jalan terbaik. Katz menyarankan untuk memvalidasi perasaan anak sambil mengarahkan perilaku negatif yang anak tunjukkan bukan cara tepat untuk mengekspresikan perasaan kecewanya agar anak tahu cara mengolah emosi secara sehat. Orang tua bisa mengucapkan kalimat seperti, “Mama/Papa tahu kamu kesal, tapi kamu tidak boleh [memukul, menggigit, menendang, dll.]”

3. Saat Anak Kesulitan Mengerjakan PR

Ketika anak kesulitan mengerjakan PR. Orang tua bisa memberikan dukungan dengan memberikan motivasi.

Ketika anak kesulitan mengerjakan PR. Orang tua bisa memberikan dukungan dengan memberikan motivasi./ Foto: Pexels.com/Annushka Ahuja

Anak juga pasti akan mengalami kesulitan saat mengerjakan PR-nya. Bukan cuma perkara menghadapi soal yang sulit saja, tapi mungkin juga kurang motivasi untuk menyelesaikannya. Ketika anak mengalami ini, orang tua bisa mengucapkan kalimat positif yang mendukungnya seperti, “Kamu mengerjakan [tugas yang satu ini] dengan sangat baik. Mama/Papa tahu kamu bisa mengerjakan yang satu lagi.” 

4. Ketika Orang Tua Tidak Menangani Emosi Anak dengan Baik

Ketika orang tua tidak menangani situasi dengan baik. Orang tua perlu meminta maaf kepada anak saat mereka menyakiti perasaannya.

Ketika orang tua tidak menangani situasi dengan baik. Orang tua perlu meminta maaf kepada anak saat mereka menyakiti perasaannya./ Foto: Pexels.com/Ron Lach

Orang tua tidak selalu benar. Terkadang ada perilaku atau perkataan orang tua yang akan menyakiti anak. Ketika hal ini terjadi, orang tua juga harus bisa menunjukkan penyesalan dan berani meminta maaf pada anak. Contoh kalimat yang bisa diucapkan seperti, “Maaf, Mama/Papa kurang peka terhadap perasaanmu." Meminta maaf kepada anak menunjukkan kerentanan dan membuat mereka tahu bahwa orang dewasa pun bisa melakukan kesalahan.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(dmh/dmh)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE