4 Kalimat Diucap Orang Tua yang Maksudnya Baik Tapi Buat Anak Nggak Mandiri dan Disiplin

Dimitrie Hardjo | Beautynesia
Sabtu, 13 Dec 2025 11:30 WIB
4 Kalimat Diucap Orang Tua yang Maksudnya Baik Tapi Buat Anak Nggak Mandiri dan Disiplin
4 Kalimat Diucap Orang Tua yang Maksudnya Baik Tapi Buat Anak Nggak Mandiri dan Disiplin/ Foto: Pexels.com/RDNE Stock Project

Ucapan orang tua sangat berpengaruh terhadap pembentukan karakter anak. Anak akan mencontoh apa yang diucap dan dilakukan orang tuanya. Oleh sebab itu, ketika kalimat yang diucap orang tua kurang sesuai, maka ini akan memengaruhi sifatnya pula.

Ada beberapa kalimat yang dinilai toksik yang biasa diucap orang tua. Tanpa disadari, kalimat ini bisa membuat anak nggak mandiri dan kurang disiplin, Beauties. Hal tersebut dijelaskan oleh William Stixrud dan Ned Johnson, penulis buku "The Self-Driven Child" melalui CNBC Make It. Apa saja kalimat itu?

1. “Jika kamu tidak bekerja keras sekarang, kamu akan menyesalinya seumur hidupmu.”

Kalimat ini bisa menimbulkan stres dan tekanan pada anak. Anak jadi takut menghadapi tantangan dan nggak jarang justru menghindar.

Kalimat ini bisa menimbulkan stres dan tekanan pada anak. Anak jadi takut menghadapi tantangan dan nggak jarang justru menghindar./ Foto: Pexels.com/Anushka Ahuja

Membuat anak merasa takut akan risiko tidak membuahkan hasil yang efektif. Kalimat seperti ini justru dapat menimbulkan stres dan tekanan, sehingga nggak jarang anak justru menghindar. Alih-alih menakut-nakuti, coba ucapkan kalimat yang mendukung anak dan membantu anak melihat sisi positif.

2. “Tugas Mama/Papa sebagai orang tua adalah membuat kamu aman”

Kalimat yang diucap orang tua ini berkonotasi orang tua yang harus selalu melindungi anak. Di sisi lain, anak harus belajar hidup mandiri karena orang tua tidak akan selalu ada bersama mereka.

Kalimat yang diucap orang tua ini berkonotasi orang tua yang harus selalu melindungi anak. Di sisi lain, anak harus belajar hidup mandiri karena orang tua tidak akan selalu ada bersama mereka./ Foto: Pexels.com/Ketut Subianto

Terus-menerus melindungi anak, bahkan hingga ia beranjak dewasa, bukan cara terbaik untuk membantu mereka menghadapi dunia. Orang tua tidak akan selamanya ada untuk anak sehingga mereka harus belajar hidup mandiri. Dengan mengucapkan kalimat seperti di atas, anak seolah diberi kebebasan untuk ambil tindakan tanpa memikirkan risiko karena orang tua akan selalu ada sebagai pelindung. Jika menghadapi ini, orang tua sebaiknya berani mengatakan tidak, mengungkapkan terus terang kekhawatirannya, dan secara berhati-hati memungkinkan anak belajar dari kesalahannya sendiri.

3. “Mama/Papa menghukum kamu karena kamu harus tahu perilaku kamu keterlaluan”

Kalimat ancaman yang diucap orang tua akan berpengaruh pada anak. Anak akan semakin menyembunyikan masalah yang dihadapinya.

Kalimat ancaman yang diucap orang tua akan berpengaruh pada anak. Anak akan semakin menyembunyikan masalah yang dihadapinya./ Foto: Pexels.com/RDNE Stock Project

Menghukum anak mungkin memberikan rasa kontrol bagi orang tua, tapi penelitian mengungkapkan cara hukuman ini akan menyakiti hubungan orang tua-anak dan cara yang tidak efektif untuk mengubah perilaku anak. Semakin orang tua mengancam, anak akan semakin menyembunyikan masalah yang dihadapinya. Stixrud dan Johnson menyarankan agar orang tua dan anak mendiskusikan masalah baik-baik dan orang tua mencoba mengerti apa yang anak rasakan.

4. “Kamu terlalu banyak main hp”

Melarang anak untuk bermain hp bukan solusi terbaik. Orang tua  perlu berfokus agar anak bisa mengatur waktunya dan bisa mengelola hubungan sehat dengan teknologi.

Melarang anak untuk bermain hp bukan solusi terbaik. Orang tua perlu berfokus agar anak bisa mengatur waktunya dan bisa mengelola hubungan sehat dengan teknologi./ Foto: Pexels.com/Annushka Ahuja

Anak-anak saat ini hidup di era di mana benda elektronik seakan menjadi kebutuhan primer. Penggunaan handphone begitu tinggi, terlebih dengan adanya media sosial dan game online. Kalimat peringatan ini tidak memecahkan masalah screen time pada anak, Beauties.

Tujuan utamanya bukan anak mengurangi penggunaan handphone, melainkan anak harus bisa mengatur waktunya dan bisa mengelola hubungan sehat dengan teknologi.  Stixrud dan Johnson beri saran bahwa dibandingkan melarang anak, beberapa cara yang bisa orang tua lakukan adalah dengan menunjukkan ketertarikan pada apa yang menarik minat anak agar orang tua bisa memberi pengaruh, berikan anak alasan untuk mematikan handphone mereka seperti dengan mengajak anak rekreasi, dan lebih banyak membimbing anak dibandingkan mengawasi.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(dmh/dmh)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE