
4 Empati Terbaik untuk Menghadapi Teman yang Sedang Curhat

Sebagian besar dari kita membutuhkan ruang aman untuk mengutarakan rasa stres dalam hubungan, terutama hubungan jangka panjang yang di dalamnya meliputi masalah sehari-hari yang menumpuk. Curhat dapat menjadi pelampiasan yang baik, sebab kita dapat memproses apa yang dirasakan, mendapatkan perspektif, atau sekadar melepaskan ketegangan.
Dalam beberapa kasus, curhat kepada teman adalah pilihan yang lebih baik ketimbang bertengkar dengan pasangan. Namun, jika curhatan berubah menjadi keluhan terus-menerus, tentu akan membuat lawan bicara, yaitu kita dalam posisi tidak nyaman sebagai teman.
Untuk mengatasi hal tersebut, beberapa pakar menjabarkan tentang 4 empati terbaik yang bisa diterapkan saat menghadapi teman yang sedang curhat. Tujuannya agar tidak terjadi kesalahpahaman dan pengertian satu sama lain.
1. Dorong Teman untuk Merenungkan Apa yang Dialaminya
Ilustrasi menanggapi teman yang sedang curhat/Foto: Pexels.com/Liza Summer
Terkadang, kita sebagai teman tidak perlu memiliki semua jawaban atas apa yang dikeluhkan oleh seorang teman. Tetapi, kita bisa membantunya untuk merenungi apa yang telah dialami.
Joy Berkheimer, seorang terapis hubungan dan kepala seksolog di Sexual Wellness Awards, mengatakan pada Huffpost bahwa daripada hanya mengatakan setuju atau bersimpati pada teman, lebih baik dorong ia dengan lembut untuk merenungkan gambaran yang lebih besar.
Kita bisa mengatakan seperti, “Aku mengerti, dan kedengarannya memang sulit, tetapi apakah kamu sudah sempat membicarakan hal ini dengan pasanganmu? Aku rasa ini sangat membantu jika kamu membicarakan rasa frustrasi ini bersama-sama.”
Melalui cara ini, kita tidak hanya menawarkan dukungan, tetapi juga membimbingnya ke dalam pendekatan yang lebih konstruktif yang mendorong pertumbuhan dalam hubungan. Ia tidak akan merasa dihakimi atau dikuncilkan.
2. Cari Tahu Apakah Teman Menginginkan Saran atau Sekadar Ingin Didengarkan
Ilustrasi menanggapi teman yang sedang curhat/Foto: Pexels.com/Anoni Shkraba Studio
Masih merujuk Huffpost, seorang pekerja sosial klinis berlisensi yang mengkhususkan diri dalam terapi pasangan dan keluarga bernama Tracy Ross menyarankan untuk mencari tahu terlebih dahulu apakah teman kita sedang mencari nasihat atau hanya ingin didengarkan keluh kesahnya. Memberikan pendapat yang tidak diinginkan biasanya bisa menjadi boomerang dalam pertemanan.
Jika diperlukan, kita bisa menawarkan pilihan untuk membantunya berkomunikasi dengan pakar kesehatan, seperti terapis. Selalu lebih baik untuk membahas konflik hubungan dengan terapis atau profesional berkualifikasi lainnya yang netral dan di luar hubungan daripada melampiaskannya kepada teman.
3. Berikan Saran dengan Hati-hati
Ilustrasi menanggapi teman yang sedang curhat/Foto: Pexels.com/SHVETS production
Saat ingin menyampaikan saran kepada teman, kita perlu memilah kata dengan hati-hati. Selain itu, awali dengan komentar dan pertanyaan seperti, “Kamu tampaknya tidak begitu bahagia dalam hubungan ini. Apakah kamu pernah membicarakan hal ini dengannya?”
Pertimbangkan untuk menanyakan bagaimana perasaan dia tentang kemungkinan jika ia tidak bersama pasangan dan alasannya masih menjalin hubungan.
Saat percakapan semakin mendalam, ajukan pertanyaan terbuka. Jangan langsung memberikan pendapat atau saran tanpa mengajukan beberapa pertanyaan. Lalu, kita bisa melontarkan kalimat:
“Apakah kamu ingin tahu apa yang aku pikirkan atau pendapatku tentang apa yang baru saja kamu katakan?” Kalimat semacam ini terdengar lebih lembut dan ia lebih cenderung untuk benar-benar mendengarkan apa yang baru saja kita katakan.
4. Jangan Berpihak dalam Cerita Orang
Ilustrasi menanggapi teman yang sedang curhat/Foto: Freepik.com/freepik
Jangan sesekali menganggap bahwa percakapan yang sedang terjadi sebagai kesempatan untuk berpihak. Fokuslah untuk mendengarkan curhatan teman dan buat ia merasa didengarkan.
“Jika mereka mengeluh tentang hal-hal yang mengganggu, hargai perasaannya, tetapi jangan ikut-ikutan dan mengatakan bahwa pasangan temanmu adalah orang yang tidak berperasaan dan egois,” ungkap Ross.
Itulah empati terbaik yang bisa Beauties terapkan ketika menghadapi teman yang sedang curhat. Selain keempat di atas, adakah empati terbaik versi Beauties?
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!