11 Pahlawan Perempuan Indonesia dan Perannya dalam Kemerdekaan
Kemerdekaan Indonesia yang diraih melalui pengorbanan besar bukan hanya diperjuangkan oleh pahlawan laki-laki saja. Ada banyak peran pahlawan perempuan dari berbagai penjuru Nusantara yang sosoknya dapat dijadikan panutan dan inspirasi.
Sosok pahlawan perempuan Indonesia ini tidak hanya berjuang dengan senjata, tetapi juga berjuang melalui berbagai bidang seperti pendidikan, diplomasi, dan berbagai kegiatan sosial dalam pemberdayaan masyarakat. Mereka menjadi bukti bahwa perempuan juga memiliki andil besar dalam membantu perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Lantas, siapa saja sosok pahlawan perempuan Indonesia yang berjasa untuk kemerdekaan negeri ini? Melansir dari CNN Indonesia, berikut informasi lengkapnya. Simak!
1. R.A. Kartini
R.A. Kartini/ Foto: Collectie Wereldmuseum (v/h Tropenmuseum)
Nama Raden Ajeng (R.A.) Kartini tentunya sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Sosoknya dikenal sebagai seorang pahlawan nasional sekaligus pelopor emansipasi wanita. Kartini memperjuangkan kesetaraan hak bagi perempuan, terutama dalam bidang pendidikan dan perannya dalam masyarakat.
Gagasannya tersebut akhirnya membuka wawasan banyak orang untuk memberi kesempatan lebih kepada perempuan dalam berbagai aspek kehidupan. Hal ini membuktikan bahwa perempuan tidak hanya berkutat di dapur, tetapi juga melakukan perubahan.
Pada tahun 1964, Raden Ajeng Kartini pun dianugerahi gelar pahlawan nasional karena perjuangannya untuk hak asasi perempuan. Hari lahirnya yang jatuh pada tanggal 21 April 1879, diperingati sebagai Hari Kartini untuk mengenang perjuangannya dalam memperjuangkan emansipasi perempuan.
2. Cut Nyak Dhien
Cut Nyak Dhien/ Foto: Bank of Indonesia
Setelah suaminya, Teuku Umar, gugur dalam pertempuran melawan penjajahan Belanda, Cut Nyak Dhien melanjutkan perjuangan tersebut dengan kepemimpinan yang luar biasa. Sosoknya dikenal sebagai salah satu pahlawan perempuan yang berjuang dengan gigih dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Cut Nyak Dhien memimpin pasukan gerilya Aceh dalam pertempuran melawan Belanda selama lebih dari 25 tahun, dengan strateginya yang cerdik dan keteguhan harinya dalam memimpin perlawanan.
Bersama dengan R.A. Kartini, Cut Nyak Dhien juga ditetapkan sebagai pahlawan nasional Indonesia pada tahun 1964. Ia diangkat sebagai pahlawan nasional karena keberaniannya yang luar biasa dalam memimpin rakyat Aceh melawan penjajahan Belanda.
3. Cut Nyak Meutia
Cut Nyak Meutia/ Foto: Direktorat K2KRS Kepahlawanan, Keperintisan, Kesetiakawanan dan Restorasi Sosial
Sama-sama berasal dari Aceh, Cut Nyak Meutia dikenal sebagai pahlawan perempuan Indonesia yang berperang melawan penjajahan Belanda, dengan kemampuannya dalam menyusun strategi pertempuran.
Setelah kematian suaminya, Pang Naggroe, Cut Nyak Meutia mengambil alih peran suaminya dan melanjutkan perjuangan di medan perang. Ia mengorbankan semangat perlawanan rakyat Aceh dengan keberaniannya yang luar biasa.
Cut Nyak Meutia terus memimpin pasukan hingga akhir hayatnya. Ia pun gugur dalam pertempuran pada 24 Oktober 1910 di Alue Kurieng.
Berkat pengorbanannya yang besar dalam memperjuangkan kemerdekaan, Cut Nyak Meutia diangkat sebagai pahlawan nasional. Sosoknya kini menjadi inspirasi bagi perempuan Indonesia dalam semangat perlawanan terhadap penjajahan dan ketidakadilan.
4. Raden Dewi Sartika
Raden Dewi Sartika/ Foto: Wikipedia
Selain R.A. Kartini, ada juga Dewi Sartika yang dikenal sebagai salah satu pelopor pendidikan untuk para perempuan di Indonesia. Bernama lengkap Raden Dewi Sartika, dirinya lahir di Cicalengka, Bandung pada tanggal 4 Desember 1884.
Pada tahun 1904, Dewi Sartika mendirikan sekolah perempuan pertama di Indonesia. Sekolah itu dinamakan Sekolah Isteri, yang mengajarkan kemampuan dasar berupa berhitung, menulis, dan membaca kepada perempuan.
Atas jasa-jasanya tersebut, Dewi Sartika dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada tahun 1966 oleh pemerintah. Sosoknya gigih memperjuangkan hak-hak perempuan, terutama dalam mendapatkan pendidikan yang setara dengan laki-laki dan berkontribusi di masyarakat.
5. Hajjah Rangkayo Rasuna Said
Hajjah Rangkayo Rasuna Said/ Foto: Kementerian Komunikasi dan Digital Republik Indonesia
Hajjah Rangkayo Rasuna Said, atau yang kita kenal dengan Rasuna Said adalah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia dan tokoh emansipasi perempuan. Sosoknya sangat concern terhadap hak-hak perempuan, terutama dalam bidang pendidikan, politik, dan kesetaraan gender.
Selain itu, ia juga merupakan seorang politikus yang terkenal dengan tulisan-tulisan tajam dan anti-kolonial. Rasuna Said pun juga dikenal sebagai oratur ulung alias pembicara yang handal.
Atas jasa-jasanya, Rasuna Said dianugerahi gelar pahlawan nasional Indonesia pada tahun 1974. Namanya pun diabadikan sebagai nama jalan utama di Jakarta, yaitu Jalan HR Rasuna Said, sebagai bentuk penghormatan atas perjuangannya.
6. Martha Christina Tiahahu
Martha Christina Tiahahu/ Foto: Fckjohn
Martha Christina Tiahahu merupakan pahlawan perempuan dari Maluku yang dikenal karena keberaniannya dalam melawan penjajah Belanda. Bersama ayahnya, Kapitan Paulus Tiahahu, Martha ikut mengangkat senjata untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Sebab itulah, dirinya dijuluki sebagai “Srikandi dari Tanah Maluku” karena kepemimpinannya di medan peran dan semangat juangnya yang menginspirasi. Namun ironisnya, Martha meninggal di atas kapal yang membawanya ke pangasingan pada 2 Januari 1818.
Meskipun meninggal dalam usia muda, pengorbanannya tetap dikenal sebagai simbol keberanian perempuan Maluku yang rela berjuang untuk kebebasan. Barulah di tahun 1969, Marta Christina Tiahahu dianugerahi gelar pahlawan nasional.
7. Nyai Ahmad Dahlan
Nyai Ahmad Dahlan/ Foto: Wikipedia
Nyai Ahmad Dahlan, atau yang bernama asli Siti Walidah merupakan seorang tokoh pergerakan perempuan. Istri dari K.H. Ahmad Dahlan, seorang ulama dan pendiri Muhammadiyah, ini dikenal karena perannya dalam memajukan pendidikan dan emansipasi perempuan di Indonesia.
Sosoknya menjadi pendiri Aisyiyah, organisasi perempuan di bawah naungan Muhammadiyah, yang bertujuan untuk memajukan pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan perempuan. Ia juga memelopori berbagai kegiatan pengajian dan menggagas konsep “Catur Pusat” dalam pendidikan, yang menjadi dasar bagi sekolah-sekolah yang didirikannya.
Pada tahun 1971, Nyai Ahmad Dahlan pun dianugerahi gelar pahlawan nasional Indonesia atas jasa-jasanya dalam memperjuangkan hak-hak perempuan dan kemajuan bangsa.
8. Laksamana Malahayati
Laksamana Malahayati/ Foto: Wikipedia
Laksamana Malahayati, atau dikenal juga dengan nama Keumalahayati, merupakan seorang laksamana perempuan pertama dalam sejarah Indonesia yang memimpin armada laut Kesultanan Aceh. Dirinya dijuluki sebagai “Laksamana Perempuan Pertama di Dunia”, atau dikenal juga sebagai “Panglima Perang Laut”.
Pada tahun 1599, perempuan tangguh asal Aceh ini pernah melawan kapal dan benteng Belanda.Berkat keberaniannya itu, Malahayati mendapat gelar Laksamana. Sayangnya, ia harus gugur saat sedang melindungi Telung Krueng Raya dari serangan Portugis pada tahun 1615.
Kemudian, di tahun 2017, Malahayati dianugerahi gelar pahlawan nasional berkat perjuangannya melawan pasukan penjajah.
9. Siti Rohana
Siti Rohana/ Foto: Wikipedia
Tak hanya dikenal sebagai pendidik dan jurnalis, Siti Rohana juga aktif dalam organisasi pergerakan. Siti Rohana, atau dikenal sebagai Rohana Kudus diketahui merupakan jurnalis perempuan pertama di Indonesia asal Minangkabau, Sumatera Barat.
Pada masanya, Rohana dikenal sangat gigih memperjuangkan nasib perempuan. Ia pun mendirikan surat kabar Soenting Melajoe untuk mewadahi pemikiran perempuan dan mendirikan sekolah putri untuk mengajari keterampilan.
Barulah di tahun 2019, Rohana Kudus ditetapkan sebagai pahlawan nasional oleh pemerintah.
10. Maria Walanda Maramis
Maria Walanda Maramis/ Foto: Dinas Kebudayaan DIY
Namanya mungkin belum banyak dikenal oleh masyarakat, Maria Walanda Maramis merupakan seorang pahlawan nasional Indonesia dari Minahasa, Sulawesi Utara. Sosoknya dikenal sebagai pendidik dan penggiat hak-hak perempuan, khususnya dalam bidang pendidikan.
Pada tahun 1917, Maria mendirikan organisasi “Percintaan Ibu Kepada Anak Turunannya” (PIKAT) untuk memajukan pendidikan kaum perempuan. Kemudian, di tahun 1918, Maria juga mendirikan rumah tangga untuk gadis-gadis yang bernama Huishoudschool PIKAT di Manado.
Maria Walanda Maramis secara resmi dianugerahi gelar pahlawan pergerakan nasional pada tahun 1969. Atas jasa-jasanya yang luar biasa, masyarakat Minahasa pun memperingati “Hari Ibu Walanda Maramis” yang ditetapkan setiap tanggal 1 Desember.
11. Nyai Ageng Serang
Nyai Ageng Serang/ Foto: Erlyndita Setyawardani
Nyai Ageng Serang, atau yang bernama lengkap Raden Ajeng Kustiyah Wulaningsih Retno Edi merupakan salah satu keturunan Kalijaga asal Purwodadi, Jawa Tengah. Ia adalah putri dari Pangeran Natapraja yang pernah ikut serta melawan penjajah bersama ayah dan kakanya, Kyai Ageng Serang.
Sosoknya diberi beberapa julukan seperti “Djayeng Sekar” sebuah julukan kehormatan bagi perempuan yang mewarisi sifat-sifat pendekar. Selain itu, ia juga dikenal sebagai “Pasukan Hantu” karena kehebatannya dalam menyusun strategi perang dan kepemimpinannya dalam Pasukan Natapraja yang ditakuti Belanda.
Atas jasa-jasanya dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, Nyai Ageng Serang mendapat gelar pahlawan nasional pada tahun 1974.
Itulah deretan pahlawan perempuan Indonesia yang sangat berjasa untuk mengangkat harkat dan martabat perempuan Indonesia lainnya. Berkat perjuangan mereka yang begitu besar dan tak mengenal lelah, kini peran perempuan menjadi lebih diakui ketangguhannya.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!