10 Tradisi Menyambut Tahun Baru Islam di Indonesia, Ada Daerahmu?

Natasha Riyandani | Beautynesia
Jumat, 27 Jun 2025 10:30 WIB
10 Tradisi Menyambut Tahun Baru Islam di Indonesia, Ada Daerahmu?
Sederet tradisi menyambut Tahun Baru Islam di Indonesia/Foto: Rini Apriliani/Beautynesia

Tahun Baru Islam, atau yang sering disebut 1 Muharram, merupakan salah satu hari besar keagamaan yang dirayakan oleh seluruh umat Muslim di dunia, termasuk di Indonesia. Ada begitu banyak kegiatan yang dilakukan masyarakat sampai saat ini dalam menyambut Tahun Baru Islam, bahkan berkembang menjadi tradisi turun temurun.

Tak hanya beragam, berbagai tradisi ini juga memiliki keunikan masing-masing, serta sarat akan makna yang mendalam dan kebersamaan seperti yang melekat dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

Lantas, seperti apa tradisi menyambut Tahun Baru Islam di Indonesia? Melansir dari detikNews, berikut informasi lengkapnya. Simak!

1. Tradisi Pawai Obor

Pawai obor di Kota Bandung

Pawai obor di Kota Bandung/Foto: Bima Bagaskara

Di sebagian besar daerah di Indonesia, perayaan 1 Muharram sangat identik dengan pawai obor. Masyarakat dari berbagai kalangan, terutama remaja dan anak-anak, akan kompak mengenakan pakaian Muslim sambil memegang obor dalam rangka menyambut Tahun Baru Islam.

Tradisi ini biasanya dilakukan dengan mengelilingi desa atau jalan-jalan disekitar perumahan untuk memeriahkan Tahun Baru Hijriyah. Sambil memegang obor, masyarakat juga akan melantunkan selawat sebagai bentuk pujian kepada Rasulullah saw..

2. Bubur Suro, Jawa Tengah

Bubur Suro/ Foto: detikJatim/Nur Hadi Wicaksono

Tradisi Bubur Suro berasal dari budaya masyarakat Jawa yang memadukan unsur spiritual Islam dengan kearifan lokal. Secara tradisional, bubur suro disajikan pada malam menjelang 1 Suro (1 Muharram) dalam kalender Jawa, yang bertepatan dengan Tahun Baru Islam.

Masyarakat Jawa Barat dan beberapa daerah di Jawa Tengah biasanya akan melakukan upacara bubur suro, dalam rangka menyambut datangnya Tahun Baru Islam.

Masyarakat beramai-ramai menyiapkan bubur merah dan bubur putih. Kedua bubur ini disajikan secara terpisah, lalu dibawa ke masjid untuk disantap bersama-sama warga. Tradisi ini memiliki makna untuk mempererat tali silaturahmi antar sesama umat Muslim.

3. Kirab Kebo Bule, Jawa Tengah

Kirab Kebo Bule/ Foto: detikJateng/Agil Trisetiawan

Di Jawa Tengah, tepatnya di Surakarta, ada salah satu tradisi malam satu Suro atau 1 Muharram yang terkenal. Dikenal dengan Kirab Kebo Bule, tradisi ini digelar untuk menyambut momen pergantian tahun dalam Kalender Jawa.

Setiap malam satu Suro atau Muharram, Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat selalu menggelar tradisi yang sering disebut Kirab Kebo Bule. Kawanan kebo bule yang konon ‘disakralkan’ itu dijadikan sebagai cucuk lampah (pengawal) dalam prosesi kirab sejumlah pusaka Keraton Surakarta.

Acara Kirab Kebo Bule selalu disambut antusias oleh masyarakat, terutama bagi yang ingin melihat kerbau istana. Beberapa orang percaya bahwa melihat kebo bule dapat membawa berkah. Tak ayal, banyak orang rela berdesakan di sepanjang jalan yang akan dilintasi rombongan kirab.

4. Tapa Bisu, Yogyakarta

Tapa Bisu/ Foto: detikJateng/Uje Hartono

Pada 1 Muharram, masyarakat Yogyakarta biasanya melakukan tradisi turun temurun yang dikenal dengan Tapa Bisu. Tradisi ini melibatkan ritual keliling benteng keraton tanpa mengeluarkan sepatah kata pun, berjalan sejauh 7 kilometer.

Sejarah ritual ini diprakarsai oleh Paguyuban Abdi Dalem Keprajan Keraton Yogyakarta. Ritual ini dimulai dari halaman Keben melewati beberapa ruas jalan di Yogyakarta.

Selain rombongan abdi dalem keraton, masyarakat umum juga bisa mengikuti tradisi ini, baik secara individu maupun berkelompok. Tradisi Tapa Bisu menjadi bagian penting dari kegiatan menyambut Tahun Baru Islam di Indonesia.

5. Sedekah Gunung Merapi, Boyolali

Sedekah Gunung Merapi/ Foto: detikcom/Ragil Ajiyanto

Ada pula tradisi Sedekah Gunung Merapi yang dilakukan oleh masyarakat Desa Lencoh, Kecamatan Selo, Boyolali, Jawa Tengah. Tradisi menyambut Tahun Baru Islam ini digelar oleh masyarakat setiap tanggal 1 Muharram.

Tradisi Sedekah Gunung Merapi ini dilakukan dengan melarung kepala kerbau di wilayah puncak gunung. Masyarakat biasanya bersama-sama mengarak kepala kerbau dan berbagai hasil bumi.

Puncak kegiatan ini adalah makan dan berdoa bersama agar di tahun baru mendapat keberkahan dari Allah Swt..

6. Ngadulag, Sukabumi

Sejumlah ibu-ibu ikut meramaikan Festival Pukul Bedug yang digelar di kantor Kecamatan Kelapa Gading, Jakut. Seperti apa sih keseruannya?

Ilustrasi ngadulagFoto: Pradita Utama

Selanjutnya ada tradisi unik yang dilakukan oleh masyarakat Sunda, khususnya di daerah Sukabumi, yang dikenal dengan Ngadulag. Tradisi Ngadulag merupakan acara yang diselenggarakan oleh pemerintah Sukabumi untuk merayakan Tahun Baru Islam.

Kegiatannya meliputi aksi menabuh bedug. Saat momen ini juga digelar lomba tabuh bedug yang bisa diikuti oleh masyarakat umum. Tradisi ini semakin memperkaya keanekaragaman budaya dan tradisi di Indonesia dengan semangat kompetisi dan kebersamaan.

7. Bulen Asan Usen, Aceh

Masjid Baiturrahman Aceh (Agus Setyadi/detikcom)

Masjid Baiturrahman Aceh/Foto: Agus Setyadi/detikcom

Masyarakat Aceh mengenal bulan Muharram sebagai “bulen apui” yang berarti bulan api, atau “bulen asan usen” yang artinya bulan Hasan Husen. Pada hari tersebut, ada pantangan berupa larangan melangsungkan pernikahan, khitanan, membangun rumah, dan lain sebagainya.

Bulan ini diperingati untuk mengenang tragedi pembunuhan cucu Rasulullah, Hasan dan Husen. Bulan ini juga dikenal sebagai bulan acura atau bulan Asyura, di mana masyarakat biasa memakan bubur kanji acura.

8. Tabuik, Pariaman

Pesona Hoyak Tabuik Pariaman

Tabuik/Foto: Pemprov Sumbar

Masyarakat Pariaman, Sumatera Barat, menyambut Tahun Baru Islam dengan tradisi Tabuik. Tradisi ini berupa upacara memperingati Hari Asyura pada tanggal 10 Muharram untuk mengenang gugurnya Imam Husain, cucu dari Nabi Muhammad Saw..

Tradisi ini dilakukan dengan serangkaian pembuatan Tabuik dari tanggal 1 Muharram sampai tanggal 10 Muharram. Pada tanggal 10 Muharram, Tabuik akan diarak bersama masyarakat dan kemudian dilarung ke laut.

9. Nganggung, Pangkalpinang

Tradisi Nganggung di Babel

Nganggung/Foto: Nur Khafifah/detikcom

Di Pangkalpinang, Bangka, masyarakat merayakan Tahun Baru Islam dengan tradisi Nganggung. Dalam acara Nganggung, masyarakat datang ke masjid membawa dulang berisi makanan dan lauk pauk untuk dinikmati bersama.

Selain sebagai ungkapan rasa syukur, tradisi ini juga bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi dan kekeluargaan. Dengan momen makan bersama ini, masyarakat bisa sekaligus menambah nilai sosial dan kebersamaan antar sesama.

10. Tabot, Bengkulu

Ritual mengambik tanah (ambil tanah), salah satu ritual dalam rangkaian tradisi Tabot dalam menyambut dan merayakan tahun baru Islam di Bengkulu.

Ritual Tabot/Foto: Hery Supandi/detikSumut

Serupa dengan Tabuik, masyarakat Bengkulu juga memiliki tradisi yang dikenal dengan Tabot. Kedua tradisi ini melibatkan serangkaian pembuatan peti kayu dan arak-arakan yang diakhiri dengan membuang peti tersebut ke laut.

Beauties, itulah ragam tradisi menyambut Tahun Baru Islam dari berbagai daerah di Indonesia. Bagaimana dengan daerahmu?

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(ria/ria)
Tonton video di bawah ini ya, Beauties!

RELATED ARTICLE

BE STORIES