10 Daftar Negara yang Dulunya Miskin Tapi Sekarang Kaya Raya, Salah Satunya Tetangga RI

Natasha Riyandani | Beautynesia
Senin, 14 Jul 2025 08:00 WIB
10 Daftar Negara yang Dulunya Miskin Tapi Sekarang Kaya Raya, Salah Satunya Tetangga RI
Daftar negara yang dulunya miskin sekarang kaya raya/ Foto: Unsplash.com/Juho Luomala

Nasib suatu negara memang tidak bisa diprediksi secara pasti, sering kali berubah-ubah seiring berjalannya waktu. Beberapa negara terkaya di dunia saat ini, dulunya pernah mengalami masa-masa sulit hingga disebut sebagai “negara miskin”.

Namun, melalui upaya kombinasi kebijakan yang tepat, inovasi teknologi, industrialisasi, hingga eksploitasi sumber daya alam secara efisien, mampu memberikan dampak yang tak terduga pada negara tersebut. Alhasil, negara-negara ini berhasil membalikkan keadaan dan mencapai tingkat kesejahteraan yang tinggi.

Melansir dari India Times, berikut adalah daftar negara yang dulunya miskin, namun kini menjadi kaya raya. Negara mana sajakah itu? Berikut informasi lengkapnya. Simak!

1. Luksemburg

Luksemburg/ Foto: Unsplash.com/Mariia Yesionova

Luksemburg merupakan salah satu negara terkecil di Eropa, namun kekayaannya lebih besar dari luas wilayahnya. Negara yang terletak di Eropa Barat ini memang dikenal sebagai negara dengan standar hidup tertinggi di dunia.

Indikator yang menunjukkan bahwa Luksemburg merupakan negara kaya raya tercermin dari Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita yang saat ini mencapai USD154.910, menurut data terbaru dari IMF. Hal ini mengartikan, rata-rata penduduk di Luksemburg berpenghasilan sangat tinggi.

Namun, pada awal abad ke-19, Luksemburg pernah mengalami kemiskinan esktrem, di mana sekitar 80% penduduknya bergantung pada sektor pertanian yang tidak produktif. Sedangkan sepertiga warganya memilih untuk mengadu nasib ke Amerika Serikat.

Perubahan signifikan terjadi ketika cadangan bijih besi besar ditemukan pada pertengahan abad ke-19. Industri baja mulai berkembang, menarik investasi besar, dan mengubah wajah perekonomian negara.

Pada 1960-an, Luksemburg beralih dari industri baja ke sektor jasa keuangan dan perbankan internasioal. Saat ini, Luksemburg menjadi pusat keuangan utama di Eropa dan populer dengan ekonominya yang luar biasa.

2. Norwegia

Norwegia/ Foto: Unsplash.com/Annika Ashley

Siapa sangka, dulunya Norwegia merupakan negara miskin yang sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani dan nelayan. Namun, semua berubah ketika pemerintah mulai mengembangkan tenaga hidroelektrik sebagai sumber energi utama pada abad ke-20.

Banyak lapangan pekerjaan baru mulai tercipta, sehingga pertumbuhan PDB meningkat pesat. Dengan PDB per kapita mencapai USD106.622, Norwegia kini termasuk dalam jajaran negara terkaya di dunia.

Namun, titik balik paling besar terjadi pada tahun 1969, ketika cadangan minyak besar ditemukan di perairan Norwegia. Pendapatan dari minyak memungkinkan negara ini membangun sistem kesejahteraan sosial yang kuat, sehingga mampu meningkatkan standar hidup penduduknya secara signifikan.

3. Irlandia

Irlandia/ Foto: Unsplash.com/Matheus Camara da Silva

Pada awal 1990-an, Irlandia tergolong sebagai salah satu negara termiskin di Eropa, dengan tingkat pengangguran dan inflasi yang tinggi membuat pertumbuhan ekonomi terhenti. Standar hidup secara umum rendah, di mana banyak penduduk pedesaan berjuang untuk bertahan hidup.

Namun, berkat reformasi ekonomi dan masuknya investasi asing, Irlandia mengalami lonjakan ekonomi yang sangat pesat selama periode Celtic Tiger, tepatnya pada 1990-an hingga awal 2000-an.

Meskipun sempat mengalami resesi pada 2008, Irlandia berhasil bangkit kembali dan kini menjadi salah satu kekuatan ekonomi paling maju di Eropa. Kini pendapatan PDB per kapitanya mencapai USD103.887.

4. Swiss

Swiss/ Foto: Unsplash.com/Gabriel Garcia Marengo

Selain terkenal dengan lanskap pemandangan alamnya yang menakjubkan, Swiss kini dikenal sebagai negara dengan sistem perbankan kuat, industri farmasi maju, serta standar hidup tinggi dengan PDB per kapita sekitar USD 93.636. Namun, siapa sangka dengan kondisinya sekitar 150 tahun lalu?

Terletak di antara pegunungan, Swiss mengalami kesulitan dalam mengembangkan pertanian, yang saat itu menjadi sektor utama perekonomian negara. Akibatnya, kawasan ini dikenal miskin dan populasinya primitif.

Tidak tinggal diam, Swiss mulai mengembangkan industri perbankan, keuangan, dan pariwisata di negaranya pada akhir abad ke-19. Hal itu pun memberikan perubahan besar, terutama pada sektor pariwisata karena keindahan pegunungan Alpen yang menarik wisatawan dari berbagai belahan dunia.

Selain itu, pemerintahnya juga menerapkan kebijakan netralitas, yang memungkinkan Swiss menghindari perang dunia beserta kerugiannya. Hal ini dilakukan untuk membantu negara ini tetap stabil dan terus berkembang, menjadikannya salah satu negara terkaya di dunia saat ini.

5. Qatar

Qatar/ Foto: Unsplash.com/Visit Qatar

Pada awal abad ke-20, Qatar termasuk dalam daftar negara miskin. Negara kecil ini bergantung pada penangkapan ikan dan penyelaman mutiara, sehingga sebagian besar warganya harus bekerja keras dan memakan waktu lama untuk mencari nafkah.

Setelah sektor minyak dan gas alam ditemukan pada 1940, tetapi Perang Dunia II menghentikan eksplorasi lebih lanjut. Namun, setelah dikembangkan pada akhir abad ke-20, Qatar mulai mengalami pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat selama tahun 1950-an hingga 1960-an.

Ketika Qatar memperoleh kemerdekaan penuh dari Inggris pada 1971, Negara Teluk ini menuai hasil dari ekstraksi minyak selama lebih dari dua dekade. Industri dan infrastruktur berkembang jauh lebih baik.

Dengan PDB per kapita sekitar USD87.974, Qatar kini menjadi salah satu negara terkaya di dunia dan memiliki standar hidup yang sangat tinggi.

6. Singapura

Singapura/ Foto: Unsplash.com/Florian Wehde

Sebelum menjadi negara modern dan pemegang ekonomi global terbesar di Asia, Singapura pernah dikenal sebagai negara miskin dan kumuh.

Setelah memperoleh kemerdekaan dari Malaysia pada 1965, Singapura menghadapi beberapa tantangan besar berupa pengangguran tinggi, keterbatasan sumber daya alam, dan kondisi sosial yang tidak stabil. Namun, di bawah kepemimpinan Lee Kuan Yew, Singapura menerapkan kebijakan ekonomi berbasis investasi asing, peningkatan kualitas pendidikan, dan pemberantasan korupsi.

Hasilnya, dalam beberapa dekade, Singapura mampu berkembang menjadi pusat keuangan dan perdagangan global dengan PDB per kapita sekitar USD78.144, menjadikannya salah satu negara paling maju di Asia.

7. Korea Selatan

Korea Selatan/ Foto: Unsplash.com/Nurulloh A.A

Melihat gemerlap kehidupan Korea Selatan, siapa yang menyangka bahwa negara ini pernah mengalami kemiskinan ekstrem. Setelah Perang Korea berakhir pada 1953, negara ini mengalami kehancuran ekonomi, yang saat itu masih berbasis pertanian.

Keajaiban ekonomi Korea Selatan dimulai setelah pemerintahan baru, yang dipimpin oleh Park Chung Hee, dengan melakukan banyak terobosan untuk mendorong industrialisasi. Di antaranya, pemerintah memberikan dukungan penuh kepada perusahaan-perusahaan besar seperti Samsung, LG, dan Hyundai, mendorong ekspor, serta meningkatkan investasi di bidang pendidikan dan teknologi.

Akhirnya, Korea Selatan mengalami pertumbuhan ekonomi yang luar biasa. Dengan PDB per kapita sekitar USD32.305, Korea Selatan kini menjadi pusat teknologi dan industri manufaktur terkemuka di dunia.

8. Brunei Darussalam

Brunei Darussalam/ Foto: Unsplash.com/Jie Yeu Teoh

Sebelum ditemukannya cadangan minyak pada 1929, Brunei Darussalam merupakan negara jajahan Inggris dengan tingkat kemiskinan yang sangat tinggi. Negara kecil di Asia Tenggara ini, dulunya hanya bergantung pada sektor pertanian, terutama ekspor sagu dan karet.

Meskipun sempat terganggu oleh Great Depression dan Perang Dunia II, Brunei justru menjadi negara kaya pada 1930-1940an karena pertumbuhan industri minyak yang berkembang pesat.

Dari keuntungan minyak tersebut, pemerintah mulai berinvestasi dalam pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan layanan kesehatan. Pada 1970-an, dengan tambahan cadangan gas alam yang besar, Brunei berhasil menjadi salah satu negara dengan pendapatan per kapita tertinggi di Asia. PDB per kapita Brunei mencapai USD31.449.

9. Arab Saudi

Arab Saudi/ Foto: Unsplash.com/Backer Sha

Ketika didirikan pada 1932, Arab Saudi merupakan salah satu negara termiskin di dunia. Perekonomian negara ini bergantung pada pendapatan dari jemaah haji dan sektor pertanian yang sederhana.

Negara Teluk ini sangat tidak berkembang dan serba kekurangan, mulai dari perumahan, rumah sakit, jalan raya, hingga listrik. Mayoritas penduduknya bahkan tidak dapat membaca dan menulis.

Namun, itu semua berubah pada akhir 1930-an, setelah cadangan minyak terbesar ditemukan di negara ini. Pada akhir 1940-an, sumur minyak tersebut memompa keluar barel demi barel minyak bumi. Baru, di tahun 1973, lonjakan harga minyak membuat Arab Saudi mengalami ledakan ekonomi besar-besaran dan mendapatkan keuntungan sangat besar.

Sampai saat ini, Arab Saudi tetap bergantung pada sektor minyak sebagai pendapatan utamanya. Meskipun sedang berupaya melakukan diversifikasi ekonomi melalui program Saudi Vision 2030, yang bertujuan untuk mengurangi ketergantungan negara pada minyak.

Berkat minyak bumi tersebut, negara ini berhasil mendapatkan keuntungan sebesar USD326 miliar pada tahun lalu. Dengan PDB per kapita sekitar USD30.436, negara ini terus berkembang menjadi kekuatan ekonomi utama di Timur Tengah.

10. Spanyol

Spanyol/ Foto: Unsplash.com/Henrique Ferreira

Spanyol memang dikenal sebagai salah satu negara penuh sejarah, yang menawarkan keindahan arsitektur bangunan megah di setiap sudutnya. Namun, siapa sangka bahwa Spanyol dulunya sempat mengalami stagnasi ekonomi yang panjang selama pemerintahan diktator Francisco Franco. Negara ini pun tertutup dari perdagangan internasional dan mengalami kesulitan ekonomi, dengan situasi keuangan buruk sepanjang 1940-an dan 1950-an.

Namun, setelah kebijakan reformasi ekonomi diterapkan pada 1959, Spanyol mulai mengalami industrialisasi dan pertumbuhan sektor pariwisata. Bergabungnya Spanyol dengan Uni Eropa pada 1986 semakin mempercepat perkembangan ekonominya dan standar hidup yang meningkat.

Meskipun perekonomiannya sempat terpukul selama Resesi Besar Spanyol di tahun 2008 hingga 2013, namun Spanyol kini lebih terlindungi dari krisis keuangan yang sedang berlangsung. Bahkan, Spanyol tetap menjadi salah satu ekonomi terbesar di Eropa dengan PDB per kapita sekitar USD29.771.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(ria/ria)
Tonton video di bawah ini ya, Beauties!

RELATED ARTICLE

BE STORIES