Tobatenun Ucap Rasa Syukur Melalui "Mauliate", Tampilkan Koleksi Memesona dengan Ulos Populer
Tajuk "Mauliate" yang berarti terima kasih dalam bahasa Batak Toba merangkum koleksi teranyar Tobatenun yang menggandeng lima label Indonesia untuk mengolah Ulos Tumtuman dan Ulos Sadum menjadi pakaian memesona. Tobatenun menjadikan "Mauliate" sebagai wujud syukur kepada Tuhan YME atas berkat yang diberikan dan segala keberlangsungan yang telah dicapai di tahun 2025.
Adapun tema yang diangkat tersebut terinspirasi dari tradisi Gotilon, yakni tradisi Batak untuk mengucap syukur atas hasil panen. Representasinya dituang dalam bentuk dekorasi perhelatan press conference dan fashion show yang dihelat di Sopo Del Tower, hari Kamis (4/12/2025) di mana sayur-sayuran hingga buah berpadu dengan pernak-pernik Natal dan Ulos hasil tangan para artisan binaan Tobatenun.
Ulos Sadum dari Tobatenun. Ulos Sadum ini dibuat menggunakan teknik jungkit dan pewarnaan alam./ Foto: Dok. Beautynesia |
Tenun yang menjadi sorotan utama merupakan dua tenun populer yang dibuat menggunakan teknik jungkit, yaitu Ulos Tumtuman dan Ulos Sadum. Kerri Na Bassaria Pandjaitan, CEO Tobatenun, menjelaskan Ulos Tumtuman dalam komunitas Batak adalah ulos paling luks yang awalnya digunakan sebagai ikat kepala yang dikenakan laki-laki, namun seiring dengan diwariskannya dari generasi ke generasi, Tumtuman makin modern lewat kreasi set yang bisa dikenakan perempuan.
"Jadi simbol yang cukup luks karena dulu orang Batak suka pakai songket Palembang kalau acara. Nah, kenapa kita nggak bisa pakai motif kita sendiri, padahal kita banyak sekali motif yang kaya dan cantik?" tutur Kerri, menjelaskan latar belakang Tumtuman masuk tenun yang di-highlight kali ini.
Ulos berikutnya yang jadi daya tarik adalah Ulos Sadum yang dalam tradisinya, digunakan oleh gadis belum menikah dan juga untuk acara pesta atau sehari-hari. Ulos ini berfungsi sebagai handehande atau kain yang disampirkan pada bahu. Kedua Ulos tersebut dihadirkan menggunakan pewarna alam, seperti warna merah yang diambil dari secang dan warna kuning menggunakan kunyit.
Gandeng Lima Label Asal Indonesia untuk Berkarya dengan Wastra
Tobatenun gandeng lima label asal Indonesia. Kantita, Rinda Salmun, Studio Jeje, Maison Obscura, dan Lungsin menampilkan karya menggunakan tenun./ Foto: Dok. Beautynesia
Tenun Jungkit Batak tersebut diolah menjadi fashion items bak karya seni oleh Kantita, Rinda Salmun, LUNGSIN, Studio Jeje, dan Maison Obscura. Prita Dwikartiarti dari Kantita menuturkan saat sesi press conference bahwa kerja sama dengan Tobatenun ini didasari kesamaan visi untuk menghidupkan kembali elok wastra. Pada koleksi kolaborasinya bersama Tobatenun, Kantita menyuguhkan keindahan koleksi “Sora Toba” yang berarti suara dari Toba, karena “dari Toba lahirlah tenun yang memiliki jiwa.” Desain pakaian kontemporer dan edgy berpadu warisan budaya Toba tersebut mencuri perhatian para penikmatnya, koleksi Kantita tersebut berhasil ludes terjual.
Studio Jeje dan Maison Obscura mengawinkan Tenun Jungkit Batak dengan DNA desainnya masing-masing, yakni Studio Jeje yang sarat haute couture dengan detail struktur serta payet rumit nan mewah dan Maison Obscura berupa menswear yang memainkan kontras antara modernitas dan tradisi lewat teknik dekonstruksi. Rinda Salmun yang eksploratif memperkenalkan kembali motif Ulos Sadum dalam nuansa lebih kontemporer dalam koleksi bertajuk “...”. Kreasi tas dan dompet menggunakan wastra dari LUNGSIN menyempurnakan looks yang dipresentasikan.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!
Ulos Sadum dari Tobatenun. Ulos Sadum ini dibuat menggunakan teknik jungkit dan pewarnaan alam./ Foto: Dok. Beautynesia