Mengenal Batik Lasem, Simbol Perdamaian dan Toleransi dari Little Chinatown di Jawa Tengah

Krisyanti Asri | Beautynesia
Minggu, 06 Feb 2022 11:30 WIB
Mengenal Batik Lasem, Simbol Perdamaian dan Toleransi dari Little Chinatown di Jawa Tengah
Batik Lasem adalah bentuk akulturasi budaya Indonesia dan Tiongkok

Memiliki keberagaman budaya, sejatinya sikap toleransi telah ditanamkan sejak lama di Indonesia. Kota Lasem adalah salah satu contoh kentalnya budaya toleransi di Indonesia. Bentuk akulturasinya terlihat dalam motif Batik Lasem. Kamu sudah pernah tahu Batik Lasem? Sebelum kenalan dengan batiknya, simak dulu sedikit sejarah tentang Kota Lasem!

Kota Lasem : Little Chinatown 

Kota Lasem dijuluki dengan Little Chinatown karena banyaknya pemukiman orang Tionghoa dan hidup berdampingan dengan warga lokal dalam damai.
Kota Lasem/Foto : humas.jatengprov.co.id/Handy

Kota Lasem merupakan kota terbesar kedua di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, setelah Kota Rembang. Kota ini terletak di pesisir pantai utara Jawa. Pada zaman dulu, kota ini merupakan tempat pendaratan orang Tionghoa di masa Dinasti Ming. Kedatangan mereka di bawah pimpinan Laksamana Cheng Ho untuk membangun kerjasama bilateral dengan Kerajaan Majapahit pada waktu itu.

Sebagian besar dari mereka adalah kaum pedagang dan banyak di antara mereka yang menetap di Lasem hingga mempunyai keturunan sampai sekarang. Tersebarnya pemukiman orang-orang Tionghoa di Lasem menjadikan kota ini kemudian mendapat julukan "Tiongkok Kecil" atau "Little Chinatown". 

Batik Lasem : Sebuah Pesan Toleransi

Motif klasik pada Batik Lasem salah satunya adalah Kembang Kawung.
Batik Lasem Kembang Kawung/Foto : etsy.com

Bentuk akulturasi budaya di Lasem yang paling terlihat adalah dalam bentuk Batik. Batik Lasem masuk dalam kategori Batik Pesisiran, yaitu batik yang diproduksi di wilayah pesisir pantai dan mempunyai warna terang dan corak yang berani.

Budaya membatik di Lasem sebenarnya sudah ada sejak jaman Kerajaan Majapahit. Pakem-pakem klasik dengan warna gelap masih dapat kita temui di ragam Batik Lasem seperti Kembang Kawung dan Gringsing. 

Liong/Naga dan Burung Hong merupakan fauna mitologi dari Tiongkok, batik Lasem menggunakan motif ini sebagai bentuk akulturasi budaya.
Batik Lasem Burung Hong dan Liong/Foto : kesengsemlasem.com

Budaya Tionghoa kemudian masuk di Lasem dan membaur dengan budaya lokal. Batik Lasem mengalami perkembangan dalam segi warna dan corak setelah bercampur dengan budaya Tionghoa.

Batik Lasem kemudian memperlihatkan motif-motif bergambar flora dan fauna mitologi khas negeri Tiongkok seperti Burung Hong, Liong (Naga), dan bunga teratai. Warna yang menonjol dari Batik Lasem adalah merah, putih, kuning, biru, cokelat, dan hitam. 

Batik Tiga Negeri : Ragam Budaya Dalam Selembar Kain 

Batik Tiga Negara sebagai batik Multibudaya, memadukan unsur budaya dari Indonesia, Tiongkok dan Belanda.
batik Lasem Tiga Negeri/Foto : rugrabbit.com

Salah satu jenis Batik Lasem yang terkenal adalah Batik Tiga Negeri. Masih berkaitan dengan akulturasi budaya, batik ini terdiri mewakili 3 negara yang terlihat dalam motif dan warnanya : Indonesia (Jawa), Tiongkok, dan Belanda.

Lho, kok ada unsur Belanda nya dari mana nih? Seperti yang kita ketahui, budaya Indonesia juga dipengaruhi oleh budaya Eropa, dan Belanda adalah yang paling dominan. Batik ini diperkenalkan pertama kali pada tahun 1910 oleh keluarga Ny. Tjoa Giok Tjiam. Perusahaan batiknya berdiri di tengah krisis ekonomi di zaman penjajahan Belanda. 

3 warna bersanding dalam Batik Lasem Tiga Negeri.
Batik Lasem Tiga Negeri/Foto : batiklasemida.blogspot.com

Yang menarik dari batik ini adalah pewarnaanya dilakukan di tiga kota. Wow! Unik ya? Pertama adalah warna merah (getih pitik/darah ayam) yang mencerminkan tradisi Tionghoa di Lasem, sehingga pewarnaannya dilakukan di Lasem.

Kemudian warna biru Indigo, yang merupakan warna khas batik buket Belanda Pekalongan. Pewarnaannya dilakukan di Pekalongan. Yang terakhir, yaitu warna Cokelat Sogan, sebagai warna klasik batik di Jawa. Pewarnaannya dilakukan di Surakarta. Motif-motif yang dikembangkan juga mengambil unsur dari 3 negara : bunga teratai dari Tiongkok, bunga Mawar dari Belanda, berpadu dengan motif batik klasik Jawa seperti Parang dan Lereng. 

Sayangnya, produksi Batik Tiga negeri ini berhenti di tahun 2014 karena kurangnya tenaga produksi dan bahan baku. Tapi jangan khawatir, Batik Tiga Negeri ini masih dapat kamu jumpai di toko-toko batik klasik di Lasem dan daerah lain di pulau Jawa. 

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(raf/raf)
CERITA YUK!
Komentar
0 KomentarTULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE

BE STORIES