Sstt, Ini Fakta Unik Dibalik Maraknya Profesi Beauty Vlogger!

Irina Damayant | Beautynesia
Sabtu, 31 Aug 2019 10:30 WIB
Sstt, Ini Fakta Unik Dibalik Maraknya Profesi Beauty Vlogger!
https://d3t543lkaz1xy.cloudfront.net/photo/temporary/13f4b50aa52398b53ce60eb2798c39c3.jpeg
Beauty never dies! Kamu setuju nggak Beautynesian? Bahkan dunia kecantikan saat ini kian berinovasi dan bertumbuh bukan hanya sekedar produknya, fenomena beauty vlogger dalam beberapa tahun terakhir pun telah menjadi sesuatu yang populer di kalangan milenial, khususnya para beauty enthusiast.

Beauty vlogger menjadi sebutan keren bagi orang-orang yang membuat konten atau tutorial kecantikan berupa video dan diunggah ke YouTube. Nggak diragukan lagi, jika konten vlog di YouTube maupun Instagram sudah menjadi konsumsi tontonan kaum milenial jaman now. Bahkan, mengalahkan serunya program acara di televisi.

Selain vlog unik buatan para artis, salah satu yang juga digandrungi adalah tips kecantikan dan tutorial dari beauty vlogger yang banyak ditunggu. Beberapa pihak bahkan menganggap fenomena ini sangat mempengaruhi kenaikan pamor brand kecantikan. Benar nggak sih? Belum ada survei pasar yang pasti soal ini. Tapi yang jelas, tren beauty vlogger yang makin banyak muncul di channel YouTube, berbanding sama dengan jumlah brand kecantikan lokal yang ‘lahir’ di pasaran.



 


Review Produk Hingga Endorsement


Foto: Istimewa

Dalam penyajian konten, beauty vlogger biasanya membuat tema dan mengulas tips kecantikan yang berguna untuk para followers-nya. Sekaligus memakai beberapa produk kecantikan untuk keperluan tutorial makeup dalam channel YouTube.

Dalam satu kali vlog, beauty vlogger  menggunakan sekitar 6 produk dari beberapa brand kecantikan yang berbeda. Oleh sebab itu, banyak brand makeup membidik para beauty vlogger untuk mempromosikan produknya dalam bentuk review maupun endorsement. Tujuan brand menggunakan beauty vlogger adalah untuk efisiensi. Dengan catatan, antara brand, beauty vlogger dan followers harus sesuai dengan segmen market dari brand makeup tersebut.

Nggak menutup kemungkinan beauty vlogger dikontrak menjadi salah satu brand ambassador sebuah makeup atau diminta membuat konten video untuk kebutuhan sebuah branding produk.

Sebelum menentukan talent-nya, brand biasanya akan meninjau dan menyesuaikan audiens dan followers sang beauty vlogger dengan segmentasi dan positioning produk. Maka tak jarang, brand meminta analitik data serta performa konten yang dibuat beauty vlogger tersebut sebelum mengajak kerjasama dengan tujuan agar tidak salah ‘sasaran’.

Bahkan, saat ini brand-brand ternama lebih memilih vlogger kecantikan dibanding membuat promosi iklan. Selain alasan efisiensi, produsen dan brand menganggap jasa beauty vlogger lebih tepat pada segmen pasar yang mereka tuju, dan lebih ‘menguntungkan’.

​​​​​​​


Budaya Belanja Impulsif? No way!


Foto: Istimewa

Konten review ala beauty vlogger nyatanya sering dijadikan acuan para beauty enthusiast sebelum belanja makeup. Mereka yang mengidolakan seorang beauty vlogger biasanya sangat mudah mencoba produk kecantikan apapun yang dipakai idolanya. Tanpa melihat apakah nantinya cocok atau tidak.

Sebut saja beberapa nama 'beauty hero' seperti Jovi Adhiguna, Tasya Farasya, Rachel Goddard, Suhay Salim, Lizzie Parra yang vlog-nya selalu ditunggu para milenial penikmat konten tutorial makeup.

Produk-produk yang dicoba dalam tutorial tersebut biasanya jadi hits dan perbincangan di kalangan beauty enthusiast. Terlebih, jika sang beauty vlogger memberi review jujur dan merekomendasikan brand tertentu yang hasil dan kualitasnya bagus. Ini membuat para followers milenial tanpa pikir panjang membeli produk dan brand yang sama dengan idolanya. Tindakan seperti ini jelas termasuk impulsif dan tidak dianjurkan karena cenderung boros. Tapi, bagi brand kosmetik hal ini justru menguntungkan dan bisa menaikkan angka penjualan.

Ada baiknya kamu tidak terbawa arus untuk membeli peralatan makeup secara impulsif. Lebih baik cari tahu dulu ingredients dalam produk, lalu tes sebentar di kulit untuk mengetahui cocok atau tidaknya produk untuk digunakan. Sebab tidak semua produk yang dipakai beauty vlogger kesayanganmu, akan cocok dengan jenis kulitmu.

Menurut sebuah survei Zap Beauty Index, 18,4% perempuan Indonesia membeli produk kecantikan karena terpengaruh teman, sedangkan 40,9 persennya lebih percaya pada review beauty vloggers. Kalau kamu termasuk yang mana Beautynesian?

​​​​​​​


Simbiosis Mutualisme Brand dan Beauty Vlogger


Foto: Istimewa

Kehadiran dan eksistensi para beauty vlogger di tengah geliat sosial media YouTube dan Instagram memang tak terpisahkan dengan bermunculannya produsen kosmetik lokal maupun internasional. Keduanya saling terkait dan membutuhkan.

Para vlogger nggak akan bisa 'menghidupkan' visualisasi konten mereka tanpa adanya produk kecantikan. Beragam brand kosmetik yang muncul sangat membantu konten tutorial maupun review untuk kebutuhan vlog mereka. Nggak heran jika produsen kosmetik kian gencar mengeluarkan produk-produk baru dan mengkampanyekannya semaksimal mungkin.

​​​​​​​Jadi, sebuah brand kosmetik tetap membutuhkan para beauty vlogger sebagai brand awareness dan promosi. Begitu pun sebaliknya, untuk mengangkat kepopuleran, para vlogger butuh bekerjasama dan berkolaborasi dengan brand. Karena dari sinilah, para vlogger kecantikan meraup penghasilan besar. Bahkan yang sudah terkenal bisa menghasilkan hingga ratusan juta rupiah. Ditambah pemasukan dari hasil endorsement dan YouTube AdSense.

That’s why, profesi beauty vloggers pada akhirnya nggak bisa dipandang sebelah mata. Setiap hari peminatnya terus berkembang dan ‘melahirkan’ jutawan-jutawan baru di bidang kecantikan. Followers mereka juga terus bertambah dan tetap loyal. Menurut hasil survei Statista, ada 88 miliar video kecantikan yang ditonton di YouTube pada tahun 2017, naik dari angka 55 miliar pada 2016.


(arm2/arm2)
CERITA YUK!
Komentar
0 KomentarTULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

BE STORIES